Tangan digenggam oleh Joohyun, diletakkannya di tengah dada.
Tidak ada halangan apa pun, membuat Seulgi benar-benar bisa merasakan detak jantung Joohyun, detak jantungnya bahkan hampir sama dengan Seulgi.
Sudah janji untuk membantu Joohyun menemukan perasaannya, tapi malah Seulgi yang merasakan sesuatu terlebih dahulu.
Seulgi menelan ludah dengan gugup, melihat Joohyun untuk memastikannya. "Kakak juga… sudah merasa?"
Detak jantung tidak akan bohong, wajah Joohyun sekarang menjadi lebih merah daripada sebelumnya.
Tangan Seulgi mencoba turun ke bawah, menyentuh daerah dada yang naik turun. Telapak tangan dengan mudah menutupi kelembutan Joohyun, sentuhan hangat membuat Joohyun mendesah tak kuat.
"Um… panggil aku Joohyun. Gimana dengan Seulgi? Suka?"
Dada diremasnya dengan lembut, gerakannya sangat pelan, tetapi sentuhan itu terasa jelas. Joohyun bertanya dengan napas berat, kedua mata yang terpejam sedikit tampak semakin kabur.
"Su… suka."
Seulgi fokus meremas kelembutan Joohyun, dia tampaknya linglung saat menjawab. Dia tidak tahu apa arti perasaan menggebu dalam hatinya, tapi dia suka. Dia suka perasaan saat menyentuh Joohyun. Seperti anak kecil yang penasaran dengan dunia baru, Seulgi terus menyentuh sana menyentuh sini.
Joohyun puas dengan reaksinya seperti ini, dia juga senang memberi Seulgi lebih banyak.
"Uhmm…"
Ketika telapak tangan Seulgi menekan lembut badan Joohyun, tanpa disadari Joohyun sedikit mengangkat pinggangnya.
Dia menginginkan lebih banyak, lebih dalam, sentuhan yang lebih dekat.
"Ka… Joohyun, sakit?"
Mendengar desahan Joohyun, Seulgi berpikir itu adalah reaksi kesakitan, jadi dia melepaskan tangannya dengan gugup.
Joohyun sedikit kesal. Baru saja Seulgi membangunkan gairah yang telah lama tidak dia rasakannya, bagaimana dia bisa berhenti di sini?
"Tidak, lanjutkan…"
Joohyun merilekskan badannya, jatuh di pelukan Seulgi dengan mata terpejam.
"Beneran boleh? Apa Joohyun yakin?"
Seulgi tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang.
Joohyun kelihatan sangat tidak nyaman, sesekali mendesah di dekat telinga Seulgi seperti orang sakit.
Selain itu, tubuh Kak Joohyun juga sangat panas…
Joohyun mengangguk-angguk di leher Seulgi, menggunakan seluruh tenaga yang tersisa untuk memegang tangan Seulgi yang terletak di depan dadanya, dan pindahkan ke perut bagian bawah. Seulgi mengusapnya seolah-olah mengerti.
Perlahan-lahan, dia menemukan sesuatu yang menarik. Kalau tangannya semakin turun ke bawah, napas Joohyun akan menjadi semakin berat.
Kalau seperti ini…
"Tunggu dulu!"
Joohyun buru-buru menghentikan tangan Seulgi yang hendak menyentuh tempat asal gairahnya.
Dia terengah-engah, merapatkan kakinya dengan sulit.
Seulgi terkejut karena Joohyun yang tiba-tiba teriak.
"Seulgi-ah… kita lanjutkan di kamar saja, boleh?" Suaranya menjadi lemah.
Saat ini, Joohyun sangat lemah, seolah-olah bisa dirundung oleh siapapun. Dia selalu begitu mandiri, tidak meminta sedikit bantuan dari orang lain, hanya untuk saat ini… kakak sepertinya sangat membutuhkan bantuannya.
"Ya."
Dibutuhkan adalah perasaan yang terbaik di dunia ini.
TBC
Mumpung lagi libur, hari ini aku akan update tiga kali buat menyelesaikan ff ini
KAMU SEDANG MEMBACA
《SeulRene》Kakak (✔)
Short Story⚠️GxG Area⚠️ Seulgi: Sejak kapan kakakku menjadi seperti ini? Menjadi begitu liar? Apakah ini adalah salahku? Joohyun: Kenapa aku tidak tertarik pada laki-laki? Malah punya perasaan aneh dengan adek sendiri Ini tidak baik, kan?