Rumus matematika yang dia pecahkan menjadi semakin kacau. Seulgi dengan kesal mencoret bukunya dengan pensil hingga meninggalkan banyak bekas coretan. Akhirnya dia melempar pensilnya dan menyerah untuk melawan pikirannya yang entah pergi kemana.
Kakak bilang dia tidak memberi laki-laki itu menyentuhnya. Apakah ini benar?
Ketika dirinya mendengar di luar pintu, sepertinya mereka memang tidak terjadi apa-apa.
Huft! Siapa yang bisa tahu selain mereka berdua?
Walaupun kali ini tidak ada, siapa tahu beberapa kali yang lalu sudah pernah terjadi… ini sudah laki-laki ke lima yang pernah kakak bawa pulang ke rumah.
Mungkin Kak Joohyun… sudah pernah melakukan hal semacam itu.
"Kenapa kakak harus melakukan ini…" Seulgi memeganhg kepalanya dan menghela napas berat.
Dia merasa Joohyun bukan orang yang seperti itu. Dia tidak bisa menerima Joohyun menjadi wanita sembarangan yang paling tidak dia sukai.
"Huh…" dia menghela napas lagi, lalu membuka dua kancing paling atas pada seragam sekolahnya. Mungkin karena pengaruh mood-nya, dia merasa sesak napas.
Kemudian Joohyun mengetuk pintu dari luar, Seulgi buru-buru mengambil pensil dan pura-pura sedang mengerjakan PR dengan serius. Dia dengan ekspresi tenang mempersilahkan Joohyun masuk.
"Seulgi, makan malam sudah siap," Joohyun berkata dengan hati-hati dan diam-diam masuk ke dalam kamar Seulgi. Joohyun melihat Seulgi membalikkan badannya.
Dia masih mengenakan seragam sekolah. Hanya karena kancingnya dibuka dua, ini sudah membuat Joohyun secara tidak sadar terus melihat ke arez leher Seulgi. Joohyun mengedip-ngedipkan matanya, berusaha untuk menyingkirkan pemikirannya yang tidak baik.
Tadi di dalam pikirannya muncul lagi dirinya yang membuka sisa kancing seragam Seulgi… ini sudah bukan pertama kalinya dia berpikiran seperti ini.
Seberapa lama Joohyun bersama laki-laki lain, seberapa lama dia memikirkan Seulgi.
Seulgi tidak sadar akan keanehan Joohyun. Dia hanya mengangguk dan meletakkan pensil, kemudian ikut di belakang Joohyun menuju ruang makan.
"Habis makan… ayo kita mandi bersama! Kita udah lama tidak mandi bersama, kan?" Joohyun meletakkan sup panas ke atas meja sambil berkata.
Tangan Seulgi yang memegang sumpit berhenti sebentar. Dia tidak segera menjawab ajakan Joohyun. Joohyun juga tidak buru-buru, lagipula dia juga punya waktu selama makan malam untuk menunggu Seulgi menjawabnya.
Sebenarnya mereka bukan tidak pernah mandi bersama. Di masa lalu, tepat sebelum Joohyun menjadi wanita yang sering membawa laki-laki pulang ke rumah, mereka berdua kadang akan berendam di dalam bak mandi besar.
Joohyun akan bersandar di tepi bak mandi sambil mendengar curhatan Seulgi. Seulgi akan menggosok punggung Joohyun yang capek setelah pulang kerja.
Berpikir seperti ini, mereka memang sudah lama tidak mengobrol. Mungkin bisa menggunakan kesempatan ini untuk mengetahui alasan perubahan Joohyun baru-baru ini.
Bertekad untuk membahas masalah ini dengan Joohyun, Seulgi akhirnya menerima ajakannya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
《SeulRene》Kakak (✔)
Krótkie Opowiadania⚠️GxG Area⚠️ Seulgi: Sejak kapan kakakku menjadi seperti ini? Menjadi begitu liar? Apakah ini adalah salahku? Joohyun: Kenapa aku tidak tertarik pada laki-laki? Malah punya perasaan aneh dengan adek sendiri Ini tidak baik, kan?