~Prolog~

9.3K 835 181
                                    

(Y/n) pov

Malam ini aku harus bergegas pulang ke rumah, tugas kelompok sekolah itu membuatku pulang agak terlambat.

"Huuuh menyebalkan!" Gerutuku sambil berlari tergesa-gesa, hingga tiba-tiba saja..

Bruuk!!

Seseorang menabrakku.

"Ite...." Rintihku sembari mencoba untuk berdiri kembali.

"Ah...maaf...." Ucap seorang pria bersurai merah putih itu yang kemudian membantuku untuk bangkit.

"Kau tidak apa-apa?" Ucapnya.

"T-tidak apa-apa...." Jawabku singkat.

"Hmm..baiklah kalau begitu." Ucapnya yang kemudian pergi meninggalkanku.

"Huh?......"

"Heeeeeee!?! Tsk..yang benar saja. Setelah menabrakku langsung pergi begitu saja?!" Gerutuku sambil melangkahkan kakiku.

Tapi, langkahku terhenti lantaran aku merasa telah menginjak sesuatu.

Aku pun melihat ke bawah dan menemukan sebuah kartu nama.

"Todoroki Shoto- eh...ini kan.."

Aku bergegas berlari mengejarnya.

"Hey!! Kembali! Barangmu tertinggal nih!!" Teriakku sambil melambaikan tanganku.

Namun orang itu sudah pergi jauh dengan taksinya yang melaju dengan cepat. Mau bagaimana lagi, aku harus mengembalikan ini, kan?

Dan untungnya di kartu tersebut terdapat alamat rumahnya, jadi aku pun langsung pergi ke sana.

Todoroki pov 

Aku harus bergegas pulang ke rumah, bisa-bisa si ayah brengsek itu akan mengoceh yang tidak-tidak.

Ketika aku berjalan mataku tertuju pada ponselku dan tiba-tiba secara tidak sengaja aku telah menabrak seorang gadis, entah aku yang menabraknya atau dia yang jalan tidak lihat-lihat.

Aku sempat membantunya lalu meninggalkannya begitu saja.

Lagipula dia bilang dia tidak apa-apa.

Ketika aku menaiki taksi, kulihat dia sedang berlari sembari melambaikan tangannya ke arahku, entah kepadaku atau orang lain.

Tadinya ingin kuberhentikan taksi yang kutumpangi ini, namun aku melihat dia berhenti melambaikan tangannya dan berhenti berlari.

Jadi, mungkin orang yang dia lambaikan dan dia panggil telah pergi. Aku pun memutuskan untuk diam saja dan fokus pada pikiranku.

(Y/n) pov

Aku pun mulai mencari rumahnya, namun aku sendiri malah kebingungan.

Tetapi mataku teralihkan pada sebuah rumah bergaya Jepang nan besar itu lalu menghampirinya.

"Besar sekali...." Gumamku terkagum-kagum.

"Etto.....eh?! Todoroki?! Ah syukurlah, aku menemukan rumahnya.." Ucapku sambil melangkahkan kakiku memasuki halaman rumah itu.

"Sumimasen deshita!..." Ucapku sembari mengetuk pintu rumah tersebut.

Tok!tok!tok!

"Ah...lama sekali sih...tsk" Decakku kesal.

Tak lama kemudian pintu itu terbuka dan menampakkan seorang gadis berkacamata dengan surai rambut putih bercampur merah sedikit. Raut wajahnya bertanya-tanya.

"Uhm..ada yang bisa kubantu?" Tanyanya.

"Eung..etto..apa di sini ada yang bernama Todoroki.....Shoto?" Tanyaku.

"Oh! Shoto, dia ada di dalam, masuklah!" Tawarnya dengan ramah.

"Ahahah tidak usah, lagipula kedatanganku hanya ingin mengembalikan kartu nama ini." Ucapku sembari menyerahkan kartu nama tersebut.

"Oooh, terima kasih, yah!" Ucapnya dengan senyum ramah.

Tapi,

"Hmm? Ada apa nee-san?" Ucap seseorang dari balik pintu.

"Ah, Shoto! Ini kartu nama milikmu, dia yang menemukannya."

"Oh..terima kasih. Kalau tidak salah ingat...kau yang tadi di stasiun, kan?" Tanya pria yang bernama Shoto itu.

"Ah...iya." Jawabku singkat.

"Kalau begitu, aku pamit." Ucapku berpamitan karena sudah larut malam.

"Eh, tunggu..Shoto, maukah kau mengantarkannya pulang? Ini sudah larut malam dia juga seorang gadis, aku takut terjadi sesuatu buruk padanya."

"Eh?! Tidak usah, lagipula aku bisa menjaga diriku sendiri kok." Tolakku sambil terkekeh renyah.

Todoroki hanya menatapku sebelum akhirnya menjawab,

"Ayo, lagipula tadi aku telah menabrakmu, kan? Anggap saja sebagai permintaan maaf." Jelasnya dengan wajah datarnya itu.

Dan kami pun beranjak pergi menuju rumahku.

Di sepanjang perjalanan kami hanya diam tak bergeming.

Ah...kenapa canggung sekali!?

"Eung...maaf telah merepotkanmu...." Gumamku tanpa menoleh kepadanya sedikit pun.

"......tidak apa-apa." Sahutnya.

"...kau..murid Yuuei, yah? Kau pasti sangat hebat." Tanyaku memecah keheningan.

"Hmm...."

"Ah- maaf sebelumnya! Aku tidak bermaksud tapi...aku melihatnya di kartu namamu.."

Tapi tidak ada jawaban apapun darinya.

Menyebalkan...aku paling tidak suka diacuhkan seperti ini.

"Rumahku di sana, terima kasih telah mengantarkanku." Ucapku bergegas pergi meninggalkannya.

Aku sudah tidak tahan dengan orang seperti dirinya.

Sangat menyebalkan.
Pikirku.

"Oh...ok." Todoroki mengangguk tetapi masih berdiri menatapku dari kejauhan.

Kenapa dia tidak pulang? Apa yang sedang ia perhatikan?

"Dasar pria yang aneh..." Gumamku.

Aku mempercepat langkah kakiku dan masuk ke dalam rumah.

Hari ini adalah hari yang benar-benar melelahkan.

Kuharap esok akan menjadi hari yang menenangkan tanpa beban apapun.

Setelah melewati hari yang kacau ini, lebih baik aku beristirahat hingga matahari terbit.

Todoroki Shoto, yah...

Di mataku, dia adalah pria yang aneh.

Kuakui dia cukup tampan, tapi dia juga menyebalkan.

Apa-apaan sih dia ini, bagaimana bisa ia hidup tanpa ada dialog dalam kehidupannya?

Kurasa dia adalah tipe pria dingin, keren, pintar dan dikelilingi oleh para gadis-gadis yang haus akan perhatiannya.

Ah, entahlah.

Kepalaku terlalu sibuk bekerja, sampai aku lupa kalau sekarang sudah larut malam..

Selamat malam, dunia..

Dan selamat datang di ceritaku.

In My Dreams [ Todoroki x Reader ] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang