Mole

40.1K 4.4K 477
                                    

Taehyung dengan seluruh koneksinya bukanlah lawan yang lemah.

Menjauh atau musnah.

Ah, hanya dua pilihan rupanya.

Namun siapa sangka, mereka yang diberi kesempatan justru semakin melawan.



"Ayolah,"

"━toh dia tidak akan longgar sekalipun digilir."

Mencari mati rupanya.

Taehyung masih dengan wajah santainya; mengambil salah satu senjata yang tersedia.

Dengan peluru yang sudah terisi penuh.

"Say cheese!"

Ponselnya diangkat tinggi - tinggi.

Bersamaan dengan peluru yang ia tembakkan tepat di kepala pria tadi.





.

.

.

Pintu utama ia buka lebar - lebar.

Terlihat di ruang tamu; Jungkook tengah mewarnai buku gambarnya bersama Yoongi.

Ah, dia lupa.

Hari ini jadwal Jungkook belajar bersama gurunya.



"Kau dibayar hanya untuk mengajarinya menggambar?"

Kurang ajar memang.

Sudah menjadi bakat sejak lahir.

Yoongi mengacuhkannya; peralatan ia rapihkan. Bersiap untuk pulang.

Sudah sejak satu jam yang lalu ia mengajar.

"Tunjukkan padanya apa saja yang ku ajarkan,"

Perkataan terakhir Yoongi sebelum akhirnya pintu utama tertutup keras sekali.

Terlampau kesal diremehkan oleh si Kim satu itu.



"T-tae!"

Jungkook mendudukkan dirinya tepat di atas pangkuan sang kakak.

Mendusel lehernya manja kemudian.

"Ko-kookie d-digigit n-nyamuk!"

Adunya dengan binar penuh ━berharap sang kakak mengkhawatirkannya.

Kedua bahu diangkat acuh, televisi dinyalakan cepat.

"Bagian mana?"

Tanyanya santai; masih tetap fokus mencari siaran bola.

Jungkook bergerak gusar di pangkuannya.

Sedikit kesulitan membuka celana piyamanya.

Kemudian menunjuk bagian yang menurutnya menjadi sasaran gigitan nyamuk.



"Di-disini T-tae!"

Selangkangan bagian dalam.

Terlihat disana sebuah tahi lalat kecil; nyaris tidak terlihat.

Taehyung dengan ide jahilnya menyentuh tahi lalat sang adik.

"Kau terinfeksi,"

Wajahnya dibuat sekhawatir mungkin.

"A-apa k-kookie a-akan ma-mati?"

Anggukkan sekilas diberikan.

"Mau ku obati?"

Jungkook memiringkan kepalanya sesaat; menatap dengan binar penuh harap ke arah kakaknya.

Ah, mudah sekali ditipu ya?

GaspTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang