Prolog

170 23 10
                                    

Bismillah

Allah adalah pengatur skenario terbaik.

❇️❇️❇️


"Selamat Datang Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran 2020/2021"

Seperti itulah tulisan yang terpasang di pintu masuk SMA Nusa Dua. Ya, inilah sekolah impian Eliza sejak dia duduk dibangun sekolah menengah pertama.

Sekolah dengan akreditasi A dan menjadi salah satu dari ratusan sekolah di Indonesia memasuki urutan 50 besar.

Diterima di SMA Nusa Dua menjadi kebahagiaan dan harus di syukuri Eliza, karena untuk masuk membutuhkan perjuangan ekstra dalam seleksi baik selesai akademik, non akademik dan wawancara.

Eliza menuju papan pengumuman untuk melihat jadwal kegiatan pertama sebelum pembelajaran efektif. Dan dia mendapatkan penempatan di ruang X MIPA 1 kelas paling ujung sebelah lapangan voli dan samping lapangan utama.

"Bismillah, niat aku belajar semoga diberikan kelancaran untuk hari ini. Aamiin." Doa Eliza dalam hati.

"Dor," ucap seseorang yang tiba-tiba muncul.

"Inalillahi, astagfirullah" teriak Eliza terkejut dengan tatapan menusuk bagi Farhan.

"Kalem Neng. Maaf ya, Alhamdulillah nggak salah ternyata kamu Eliza sahabat kecil paling kesayangan. Jadi, kita satu sekolah lagi ya setelah 11 tahun bersama terus. "Ucap Farhan dengan kedipan mata.

"Apaan itu mata kedip-kedip segala maaf ya nggak tertarik. Iyalah satu sekolah lagi karena kamu pasti yang ikut-ikutan," jawab Eliza jutek.

"Gara-gara kamu ngomong ke bunda jadi aku di paksa masuk sini"

"Ikhlas. Kalau nggak ikhlas ilmunya nggak berkah," nasihat Eliza.

"Siap laksanakan bu bos," ucap Farhan hormat bak prajurit dan komandan mengikuti kemana pergi.

Mereka berdua beriringan masuk ke dalam kelas. Ternyata mereka sekelas lagi untuk kali kedua setelah 11 tahun selalu sekelas. Itulah Eliza dan Farhan sahabat dari kecil yang memang sudah seperti kakak beradik ketika berdua.

Yang menjadi ganjalan bagi Eliza adalah tersisa sepasang kursi dan meja itu pun siswa yang lain sudah menempati posisi masing-masing yang artinya Eliza harus duduk dengan Farhan.

"Eliza sahabat paling baikku kamu itu diharuskan buat deket sama aku, jangan jauh-jauh. Nyatanya kita sekelas lagi dan lebih tepatnya bersisian juga. Haha, untung nggak ada Sinta si toa masjid. Kalau ada pasti kamu sama dia dan melupakan aku. Huhuhu," Farhan sok dramatis.

"Hih apaan sih. Tuh udah ada senior diem kamu,"

"Marah-marah dari tadi. Toh nggak takut juga sama senior, kalau itu mah bang Tama. Si tukang kentut zaman tk," gerutu Farhan dalam hati dengan bibir mengerucut.

"Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh terima kasih kepada semua yang sudah berkenan hadir. Perkenalkan saya Pratama Ikhsan Wijaya, mewakili bapak ibu guru untuk menyampaikan sambutan di kelas ini. Karena beliau-beliau sedang ada rapat koordinasi. Dan pertama saya mengucapkan selamat datang kepada para peserta didik baru di SMA Nusa Dua. Pasti kalian juga tau bagaimana seleksi untuk mendapatkan tempat duduk yang kalian duduki saat ini. Ya itulah almamater kita. Tidak sembarang orang bisa masuk. Harus melewati berbagai seleksi. Dan selamat kepada kalian, artinya sudah sah menjadi warga SMA Nusa Dua. Kalian lah para penerus bangsa. Kalian harapan para pahlawan. Belajarlah untuk menempatkan diri di lingkungan baru. Jangan pernah terpengaruh dengan orang lain. Lakukan apapun yang kamu bisa. Dan lakukan dengan cara sehat dalam berkompetisi. Jangan pulang terlebih dahulu kalian bisa menyiapkan alat tulis untuk mencatat keperluan buat kegiatan esok. Sekian dari saya wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Sambutan dari ketua OSIS yang membuat semua siswa di kelas itu menganga.

Kumpulan kaum hawa langsung mengedipkan mata kepada sesama geng nya untuk mencari tau lebih tentang Ikhsan. Tetapi tidak untuk Farhan dan Eliza. Mereka bergulat dengan pikiran masing-masing.

"Astagfirullah itu orang yang pernah dimimpiku. Dan pernah ketemu satu tahun yang lalu. Ya Allah lindungilah hamba dari pikiran ini dan jagalah hati hamba untuk tetap mencintai Mu. Tidak lebih mencintai kaum. " Ucap Eliza dalam hati.

"Ya Allah tuh bang Tama, kok menakutkan nggak kayak biasanya. Kayaknya asik nih dikerjain." Pikir Farhan mulai dengan pikirannya iseng.

Setelah menerima surat aturan dan tata tertib untuk dua hari kedepan. Para siswa didik baru dipulangkan lebih awal. Karena akan adanya rapat OSIS dan pembina untuk sistem kegiatan kedepannya.

"Za," panggil Farhan.

"Apa?" Tanya Eliza berbalik menghadap ke Farhan.

"Main rumah yuk. Katanya bunda ratu kangen sama anak perempuannya gitu."

"Bentar ya, aku pamit dulu ke papa mama."

"Ya udah aku ke masjid dulu"

Berhubung Eliza sedang kedatangan tamu bulanan, dia memutuskan untuk menunggu Farhan di kantin. Ya walaupun nggak bilang dulu ke Farhan. Tapi sudah kebiasaan mereka berdua jika Farhan shalat dan Eliza sedang kedatangan tamu bulanan, pasti menunggu laki-laki gesrek di kantin. Sekaligus memesankan siomay atupun bakso dan jeruk tanpa gula. Aneh sih jeruk tanpa gula. Hello dimanapun pasti juga pada suka gula. Ya itulah salah satu keanehan Farhan. Katanya sih dia udah manis jadi nggak perlu minum manis-manis. Hahaha suka halu sih Farhan.

"Gimana udah ada balasan?" Tanya Farhan tiba-tiba.

"Kebiasaan deh kamu . Kalo datang itu jangan tiba-tiba ngomong. Ucapkan salam atau apalah. Biar nggak kaget . Untung nggak punya riwayat sakit jantung. Coba kalau punya,aku pasti udah masuk rumah sakit sejak dulu. Dan kamu dipenjara. Karena dilaporkan sama mas Rafa," nasihat Eliza panjang kali lebar.

"Dih mulai kan ceramahnya. Iya iya ampun maaf ya tuan putri . Nggak diulangi lagi deh. Gimana udah ada balasan belum. Bunda ratu udah ribet, tanya mulu anaknya yang perempuan. Aku disini seolah-olah jadi anak pungut. " Jawab Farhan sekenanya sebelum Eliza marah.

"Ya gitulah papa yang mengizinkan tapi mama enggak pernah mau balas wa ataupun ngangkat telefon. Hus jangan bilang gitu istighfar." Ucap Eliza sambil tersenyum getir.

"Hey, tuan putri jangan sedih masih ada bunda ratu yang memperhatikan kamu. Masih ada pangeran dan raja Reandra yang mau mengurusi kamu. Hahahaha jangan bilangin ayah ya " jawab Farhan untuk menghibur Eliza.

"Ya udah ayo buruan, umi nanti tambah khawatir. Sekalian bayarin makanan itu. Punyamu dibungkus aja. " Ucap Eliza melenggang meninggalkan Farhan yang hampir emosi.

Dengan menahan marah Farhan menuju ke penjual siomay dan membayar sekaligus meminta untuk dibungkus makannya. Karena mubazir kalo tidak dimakan. Setelah selesai Farhan segera berlari untuk menghindari kemarahan Eliza, karena jika dia marah akan ada mode diam seminggu. Yang artinya Eliza berubah jadi super duper datar dan pelit ketika dimintai jawaban tugas.

"Huh lambat, "keluh Eliza.

"Maaf ya Eliza yang baik hati tidak sombong suka menabung. Ya udah, ayo buruan naik pegangan yang kenceng mau ngebut nih lion kesayanganku. "

"Dih kesayangan apaan. Motor aja disayang-sayang buang aja di loakan."Jawab Eliza dengan nada marah.

Jika sudah begini ada yang harus mengalah. Dan Farhan yang mengalah daripada nanti diomelin bunda gara-gara anak kesayangannya marah.

Eliza menikmati pemandangan dengan tersenyum di balik kaca helm. Itulah salah satu bentuk perhatian Farhan, dia selalu membawakan helm katanya antisipasi kalau Eliza mau dibonceng. Eliza mengingat semua kebaikan dari keluarga Farhan tidak ada ujungnya. Dari Eliza kecil sampai besar juga tidak lepas dari kasih sayang umi Fariza. Bahkan air susu yang mengalir di tubuh Eliza kala kecil juga dari susuan umi Farah. Karena bunda Aida meninggal kala melahirkan Eliza, dan bertepatan juga umi Farah sedang menyusui Farhan umur 2 bulan. Jadi dengan keikhlasan umi Fariza juga menjadi ibu sambung bagi Eliza.

Alhamdulillah
❇️❇️❇️
Al Qur'an sebaik-baiknya bacaan

Sahabat adalah seseorang yang menerima kita apa adanya dan menjadi pelipur hati ketika resah. Datangnya menjadikan kita dekat dengan Allah. Dan jauhnya menjadikan kita rindu akan nasihat-nasihat.

Magelang, 31 Desember 2020

Nama di Dalam DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang