Nama di Dalam Doa 4

41 7 5
                                    

بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ

Allah adalah pengatur skenario terbaik.

Di lapangan.

Semua peserta tampak kepanasan dengan raja siang yang sangat terik. Sambutan-sambutan dari setiap pembina dalam kegiatan pengenalan ini panjang kali lebar seperti luas persegi panjang.

Dan kondisi lapangan mulai tidak kondusif, dari bagian belakang terdapat beberapa anak yang sengaja jongkok, untuk berlindung dari terik matahari.
Begitu juga dengan Farhan, tapi pandangan Farhan tertuju kepada Eliza yang masih berdiri tegak seperti taruna Akmil yang sedang digembleng seniornya. Tidak adanya gerakan yang tidak penting.

Tiba saatnya sambutan dari ketua OSIS yang dibawakan oleh Pratama Ikhsan Wijaya.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, izin saya menyampaikan sambutan. Tolong didengarkan ya adek-adek semua, Insya Allah saya hanya memberikan sambutan singkat dan tidak akan bertele-tele." Pembukaan yang disampaikan Ikhsan.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"jawab serempak dari siswa didik baru.

Ikhsan mulai memperhatikan dari pojok sampai pojok, dia akan berbicara ketika kondisi lebih kondusif. Dan dalam waktu 1 menit, kondisi lapangan lebih kondusif.

" Baik, saya mulai. Jadi pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan terima kasih kepada kalian yang sudah ikhlas berdiri di lapangan ini untuk mengikuti kegiatan pembukaan pengenalan bagi siswa didik baru. Sesuai apa yang disampaikan oleh Bapak kepala sekolah, bahwa masih ada sebagian siswa yang melanggar tata tertib di lampiran surat kemarin. Jadi berdirinya saya di sini akan memanggil nama yang melanggar tadi pagi sampai saat ini. Tolong diperhatikan, bagi siswa yang namanya saya sebutkan tolong berdiri di sebelah tiang bendera.

Baik, saya mulai.
Bismillah, Muhammad Raja Sanjaya, Gabriel Pradana Sakti, Nurdita Wahyu Oktavia, Sukmawati Gendis Wahyuni, Ananda Genita Permadani, Wahyu Agnan Saputra. Oke untuk nama yang saya panggil, silakan maju ke depan. Dan acara ini saya akhiri, untuk siswa lain saya minta kembali ke kelas masing-masing. Sekian, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. " Ucap Ikhsan, selanjutnya berjalan menghampiri salah satu panitia yang memegang berbagai lembaran.
Farhan mulai senang karena namanya tidak disebutkan.

"Alhamdulillah, nggak disebutkan juga." Batin Farhan. Dan dia melenggang santai kembali ke kelas.
Sampai di kelas, dengan langkah semangat 45, Farhan kembali merebahkan kepalanya di meja untuk melanjutkan mimpinya.
...
Semua anak kelas X MIPA 1, sudah memasuki ruang kelas dan telah mendudukkan pantatnya di kursi. Ada yang sedang mengobrol, ada yang senyum-senyum karena gawai pintarnya, mendengarkan musik menggunakan headset, dan Farhan tetap tidur santai seolah-olah seperti di kasur.

Eliza melihatnya hanya geleng-geleng kepala, tidak habis fikir
Sepertinya sekolah akan menjadi tempat tidur kedua setelah rumah.
10 menit kemudian, tampak seorang senior perempuan, berkacamata, berhidung mancung, masuk ke kelas X MIPA 1.

Dugaan Eliza, ini penanggung jawab yang akan membimbing kelasnya.
Perlahan-lahan kondisi kelas dapat kondusif.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ucap seorang senior yang berkacamata.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"jawab serempak dari siswa kelas X MIPA 1.
"Perkenalkan saya, Amelia Indah Pratiwi. Biasa dipanggil Amel, atau Lia. Dan berdirinya saya di sini sebagai penanggung jawab kelas X MIPA 1. Dan saya yang akan membimbing kalian saat masa perkenalan ini." Ucap Amelia dengan mata yang bergerak-bergerak melihat satu persatu dari siswa di kelas.

Dring...dring...dring....
Telefon Amelia berbunyi.
"Sebentar ya adek-adek. Saya keluar dulu, jangan ramai. Usahakan tetap kondusif 5 menit lagi saya kembali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nama di Dalam DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang