Nama di Dalam Doa 2

81 12 7
                                    

Bismillah

Allah adalah pengatur skenario terbaik.

❇️❇️❇️

Deg...

Jantung Eliza tak berdetak sekian detik, matanya tak berkedip untuk sesaat. Pupilnya mengecil melihat seseorang laki-laki yang memakai jas hitam berdiri tegap. Masih tidak menyangka. Itu yang dirasakan Eliza sekarang.

"Hey Eliza." Ucap laki-laki berjas hitam yang bermata hazel. Berjalan mendekati pemilik nama Eliza.

"Ini beneran?" Tanya Eliza masih bingung .

"Iyalah masa jadi-jadian"

Tanpa menunggu lama, bug...
Eliza menubruk dada bidang sang pria berjas hitam berhidung pesek. Yang tak lain Muhammad Rafi Fakhri, kakak pertama Eliza. Karena kakak kedua Eliza di pondok pesantren. Eliza memiliki dua kakak laki-laki kembar.  Walaupun Rafi dan Rafa kembar tapi karakter  dari mereka masing-masing juga beda. Yang menyamakan hanya hidung mancung tapi ke dalam. Semua anak pak Khalid berhidung mancung tapi ke dalam. Nggak ada yang sama dengan hidung Bu Aida. Semuanya mancung ke dalam.

Wkwk mirip author mancung ke dalam.

Sifat Bu Aida cuma menurun ke Eliza dari cara berbicara dan makanan kesukaan.
Rafi hampir terhuyung karena belum ada persiapan mendapatkan pelukan dari sang adik.

Semuanya tersenyum melihat adegan kakak beradik yang sudah hampir dua tahun tidak ketemu. Dikarenakan Rafi harus menempuh pendidikan di luar negeri. Tapi sebenernya bukan itu alasannya yang menjadikan Rafi tidak pernah pulang ke Indonesia. Ya alasan yang pertama karena kedatangan anak kandung dari ibu tiri mereka. Zeni Alden telah menaruh rasa kepada Rafi sebelum kedua orang tua mereka menikah tepatnya ketika Rafi berumur 10 tahun. Walaupun baru umur 10 tahun, tapi Rafi kecil sudah mengenal cinta yang sesungguhnya yaitu cinta sebelum akad akan menjadikan seseorang terbelenggu pada dosa jika tidak dikendalikan. Rafi memang tergolong anak yang pandai berkat didikan keluarga dari Farhan yang sudah menganggap tiga anak pak Khalid seperti anak kandung mereka.
Zeni tidak akan berhenti mengejar Rafi karena telah dibutakan oleh obsesi.

Dan alasan ke dua karena perlakuan Bu Ratna kepada Rafi, Rafa dan Eliza yang terkesan membeda-bedakan dengan anak kandung Bu Ratna.

Rafi memutuskan untuk melanjutkan studi ke luar negeri, sedangkan Rafa tanpa paksaan dari pihak manapun memutuskan untuk masuk ke pondok pesantren milih kakek mereka.

Dan tinggal Eliza yang masih ngotot untuk menemani Bu Ratna di rumah. Karena Zeni pergi entah kemana sejak dua tahun yang lalu selepas Rafi kuliah di luar negeri. Cuma Eliza dari ketiga anak pak Khalid yang masih menghormati dan menganggap Bu Ratna sebagai mama. Walaupun Rafi masih baik tapi di lubuk hatinya dia masih tidak terima. Tapi dari keduanya yang paling menunjukkan sikap tidak suka hanya Rafi. Mungkin karena dia yang paling tersiksa karena menjadi anak tertua yang selalu diperbudak.

"Hey cukup kali pelukannya kayak teletubbies aja." Teriak Farhan asal.

"Apa sih sepupu, Lo ganggu aja. Ini pertemuan paling berkesan setelah kita terpisah karena nenek lampir."

Panggilan yang selalu disematkan oleh Rafi karena kelakuan dari Bu Ratna.

"Hush kakak nggak boleh kayak gitu. Beliau juga mamah kita, yang ngurus kita selama lima tahun." Nasihat Eliza.

"No no nggak Dek. Kita diurus sih, tapi kita dianggap kayak pembantu kalau nggak ada Papa." Ngotot Rafi.

Benar apa yang dikatakan Rafi. Mereka bertiga dianggap seperti pembantu ketika pak Khalid sedang tidak di rumah. Semua pekerjaan rumah dilimpahkan ke mereka. Dari ngepel seluruh rumah, mencuci mobil, sampai menguras kolam renang.

"Udah dong, kalian mah bertemu bukan kangen-kangenan malah debat. Duduk aja yuk kita ke sini mau makan masa umi suruh dengerin kalian debat." Gerutu Bu Fariza melerai.

Bu Farah menuntun mereka untuk duduk di kursi yang sudah dipesan. Dan di sana ternyata sudah ada pak Raendra.

"Assalammualaikum Om," salam hangat Rafi.

" Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Rafi. Silakan duduk ya."

Semuanya sudah duduk tetapi tiba-tiba, Bu Farah berdiri.

"Ehh bunda kenapa berdiri?" Tanya Farhan.

"Bunda sebenarnya mau beli seragam buat Eliza. Sebentar ya semua, bunda bawa Eliza dulu."

Berhubung makanan belum siap Bu Farah membawa Eliza keluar dari restoran. Mereka berdua berjalan ke arah toko baju yang menyediakan seragam sekolah.

"Za, kamu pilih mau yang mana. Umi mau ke sana sebentar." Ucap Bu Fariza.

Setelah belanja berbagai macam, akhirnya mereka berdua kembali ke restoran. Dan anehnya belanja dengan berbagai macam tas belanjaan cuma membutuhkan waktu tidak sampai 20 menit.

Aneh tapi nyata sih menurut author.

Tips nya karena Bu Fariza selalu mencatat keperluan berserta harga dan uang pas.

Hahaha lucu ya, ini nih yang harus diterapkan untuk kalian para calon ibu btw author juga sih. Itu tips nya sangat menghemat waktu dan tenaga juga. Kan biasanya ibu-ibu sudah hafal gitu ya tempat barang yang akan dituju. Nah boleh dicoba teman-teman.

Setelah makan malam selesai mereka kembali ke kediaman masing-masing. Rafi kembali ke apartemennya dan Eliza pulang ke rumah. Itulah keputusan Eliza untuk tetap menemani Bu Ratna walaupun kelakuan Bu Ratna sering menyakiti, tapi bukan Eliza kalau sikap dan cara berpikir tidak mirip dengan bunda Aida ibu kandungnya.

Sepanjang jalan dari mall Eliza terdiam tidak ada Eliza yang seperti biasa. Menjawab seadanya matanya tertuju ke arah jalan raya yang macet karena hujan deras.

Bu Farah memegang punggung tangan Eliza "Za, udahlah nggak usah dipikirkan lagi. Pernyataan Rafi itu maksudnya supaya kamu mempertimbangkan dulu. Jangan langsung ambil kesimpulan tentang semuanya. Umi dukung kamu apapun keputusannya."

Eliza tidak membalas ucapan Bu Farah kecuali dengan senyuman.

Sorot lampu mobil yang dikendarai Farhan mulai meredup dengan satu kali injakan rem, mobil sudah berhenti tepat di depan gerbang putih menjulang tinggi.

Sebelum turun "Makasih ya umi dan Farhan" ucap Eliza sambil mencium punggung tangan Bu Fariza.

Kepala Farhan menyembul di kaca mobil yang diturunkan. "Za, besok jangan lupa bawa nasi goreng+kacang polong makan siang wajib sesuai surat pemberitahuan."

" Oke siap, Insya Allah. Ya udah, aku masuk dulu ya umi, Farhan. Assalammualaikum."

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab Bu Fariza dan Farhan serentak.
....

Eliza terkejut dengan keadaan rumah yang gelap gulita. Perlahan tapi pasti ia mulai membuka pintu dengan kunci cadangan yang selalu dibawa. Dugaan awal mama Ratna pasti pergi dan belum pulang, padahal jam sudah menunjukkan pukul 21.00 .

"Assalammualaikum." Ucap Eliza memasuki rumah .
Tidak ada jawaban sama sekali. Tanpa berpikir lama Eliza langsung memasuki kamarnya. Mandi, shalat isya' dan tadarus Al Qur'an. Sudah menjadi kebiasaan Eliza sebelum tidur selalu menyempatkan membaca Al Qur'an surah Al Mulk.

Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Dalam Al-Qur'an ada satu surah yang mempunyai tiga puluh ayat yang akan memberikan syafaat kepada seseorang sampai dosa-dosanya diampuni. Surah itu adalah tabarakallazi biyadihil mulk(surah Al-Mulk)" (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi, dikatakan bahwa hadist itu Hasan). (Al Nawawi, Riyadus Salihin, 1016:295)

Alhamdulillah
❇️❇️❇️
Al Qur'an sebaik-baiknya bacaan

Mencari ridha seluruh manusia adalah cita-cita yang tidak akan tercapai, maka fokuslah pada ridha Allah.

Magelang, Ahad 3 Januari 2021
19 Jumadil Awal 1442 H

Nama di Dalam DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang