Nama di Dalam Doa 3

63 11 4
                                    

بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Allah adalah pengatur skenario terbaik.


Seharusnya kita mensyukuri apapun yang terjadi hari ini. Bisa jadi Allah memberikan hikmah di dalamnya.

❇️❇️❇️


Keesokan harinya

Setelah melaksanakan shalat subuh dan tadarus Al Qur'an. Eliza keluar dari kamar menuju dapur.

"Non Eliza, sedang apa?" Tanya bi Inah.

"Inalillahi astagfirullah. Bibi kok ngagetin Eliza ." Protes Eliza.

"Maaf Non, tadi bibi mau ambil jemuran tapi lihat non di sini subuh-subuh begini. Non Eliza mau ngapain?"

" Aku mau masak nasi goreng kacang polong. Bibi punya kacang polongnya? " Tanya eliza.

"Punya Non, tapi Non Eliza bukannya alergi ya sama kacang  polong."

"Iya Bi. Tapi nggak apa-apa kok, nanti kacangnya aku kasih Farhan. Soalnya itu bekal wajib buat para peserta didik baru"

Sebenarnya tidak ada masa peloncongan, tapi semua kegiatan yang dilakukan sebelum masuk sekolah hanya pengenalan lingkungan baru baru peserta didik

"Ya udah, Non mandi dulu, bibi yang masak, nanti non tinggal bawa. "

"Oke siap. Aku beres-beres buku sama mandi ya, jemurannya nanti aku aja yang ngangkat Bi."

"Oke siap laksanakan Non," jawab Bi Inah  hormat bak tentara.

Eliza memasuki kamar untuk mandi. Setelah mandi, memakai seragam, kerudung dan tak lupa handsock, Eliza memasukkan dua buku untuk mencatat kegiatan nanti karena tiga hari ke depan belum pembelajaran efektif.

Tring.. tring...(bunyi nada dering pesan masuk)

Eliza membuka benda kotak pintarnya. Tanpa menunggu lebih lama lagi Eliza langsung melesat keluar kamar dan bergegas menghampiri Farhan sebelum Bu Ratna mengetahui.

Dan itulah yang terjadi dengan Eliza, dia tidak diizinkan bertemu dengan Farhan. Kalau sampai Bu Ratna mengetahui pertemuan itu akan ada kemarahan.

Semua keluarga Eliza sudah mengetahui kebencian Bu Ratna kepada keluarga Farhan sendiri. Karena menurut perspektif dari Bu Ratna, apabila Eliza dekat dengan keluarga Farhan akan terpengaruh pemikirannya seperti kedua kakaknya yang sangat membenci Bu Ratna. Padahal kebencian itu murni dari Rafa dan Rafi bukan karena keluarga Farhan.
Tetapi karena menurut Rafa dan Rafi adanya ibu tiri itu menandakan papanya sudah tidak mencintai bunda Aida.
Padahal itu tidak benar pernikahan yang terjadi diantara Bu Ratna dan pak Khalid karena permintaan dari Bu Aida. Sebelum meninggal memang Bu Aida sudah mengidap
Semuanya sudah terlanjur, dijelaskan bagaimanapun juga Rafa dan Rafi tetap tidak menyukai Bu Ratna. Walupun pak Khalid udah membicarakan masalah ini berkali-kali.

Farhan bersandar di depan gerbang dengan santainya sambil memainkan gawai nya . Merasa tidak bersalah Farhan hanya menampilkan cengiran khasnya ketika Eliza keluar dari pintu utama.

"Farhan, ini masih pagi banget kok udah di depan rumah. Aku nggak minta kamu jemput lho. Kalau mamah tau bakal panjang ceritanya. Mana aku belum bantuin bibi jemur pakaian. Kamu udah nongol aja." Tutur Eliza panjang kali lebar.

Farhan menarik nafas dalam-dalam untuk menjawab ucapan Eliza. " Ya udah maaf. Bunda yang nyuruh aku jemput kamu, katanya kasian tuan putri kalau naik angkot, nanti lama. Buruan berangkat sekolah, jangan lupa kotak makannya."

Nama di Dalam DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang