1.

6.9K 666 66
                                    

"Woy cas! Sini! Disini!" Panggil Mark sambil melambai-lambaikan tanyannya. Dengan santai yang dipanggil melangkahkan kaki panjangnya ke tempat Mark dan yang lainnya duduk.

"Gimana lo sama nancy?" Celetuk Jaemin setelah Lucas berada dengan mereka. "Udah gue putusin" jawab Lucas enteng.

Semua yang berada disitu menatap Lucas tak percaya, terkecuali Mark yang tetap memasang wajah tenangnya.

"Gila lu cas!"

"Lu putusin gitu aja setelah lu tidurin si Nancy?" Kata Renjun tak percaya. "Kalian kaya yang baru kenal Lucas aja. Semua mantannya kan diputusin dengan cara gitu." kata Mark tetap dalam keadaan tenang.

Semua yang mendengarnya pun mulai memasang wajah biasa lagi. Karena memang begitulah Lucas.

"Coba-coba deh kalian bayangin!" kata Jaemin tiba-tiba yang mendapat tatapan bingung dari yang lain.

"Gimana kalo seandainya mantannya Lucas yang pernah Lucas tidurin itu punya anak dari Lucas dan nyuruh Lucas tanggung jawab" Jaemin menarik napas sebelum melanjutkan perkataannya. "Gausah bayangin Lucas suruh nikahin mereka deh! Bayangin aja dulu mereka minta Lucas rawat anak-anaknya"

Semua terdiam. Membayangkan yang dikatakan Jaemin. Dan detik berikutnya mereka tertawa, kecuali Lucas yang memasang wajah sebal.

"Kan mantan Lucas banyak, trus berarti Lucas bakal punya anak banyak. Bisa-bisa apartemen nya Lucas jadi taman kanak-kanak." celetuk Renjun. Lucas membayangkan bagaimana jika yang dikatakan teman-temannya itu menjadi kenyataan.

Lucas menggidikan bahunya geli yang langsung mendapat tawaan dari teman-temannya.

"Gamau! Sunnie gamau makan kalo bukan kak Jungwoo yang nyuapin!" anak yang bernama Sunnie itu menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ibunya mendengus kesal. Ini sudah setengah jam ia membujuk anaknya agar mau makan, tapi usahanya tetap gagal.

Ia menaruh piring berisi makanan sunnie diatas nakas dan beranjak keluar ruangan.

"Taeyong!" panggilnya pada seorang perawat yang kebetulan melewatinya. Taeyong menghampirinya dengan senyuman yang terukir diwajahnya.

"Iya bu Vic? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Taeyong ramah dengan senyuman yang amat menawan. "Jungwoo udah dateng?" tanyaa Victoria, ibunya Sunnie.

"Jungwoo sepertinya sudah datang, apa Sunnie tidak mau makan lagi?" tebak Taeyong yang mendapat anggukan dari Victoria. Taeyong memang sudah hafal akan sikap pasien yang satu ini. Sunnie memang tidak akan mau makan ataupun diperiksa jika tidak didampingi Jungwoo.

"Sebentar saya panggilkan Jungwoo" Taeyong tersenyum ramah kemudian berlalu meninggalkan Victoria.

"Woo! Panggilan biasa" kata Taeyong saat sudah didekat Jungwoo yang berada di ruangan resepsionis. Jungwoo mengangguk dan meninggalkan Taeyong.

Lucas menekan pin apartemennya. Ini pertama kalinya ia pulang ke apartemen untuk istirahat, biasanya ia hanya pulang untuk mandi dan berganti pakaian saja.

Lucas menghempaskan kasar tubuh tegapnya ke kasur yang jarang ia tempati. Lucas berusaha keras untuk memejamkan matanya, tapi usahanya digagalkan oleh tangisan bayi.

Lucas mengusap kasar wajahnya dan beranjak dari kasurnya.

"Siapa sih yang punya bayi nangisnya kenceng banget sampe kedengeran ke apartemen orang" omel Lucas.

Lucas membelalakan matanya kaget akan apa yang ia lihat. "Anak siapa nih?" Lucas melihat sekelilingnya tetapi tidak ada siapapun disana. Siapa yang ninggalin bayi didepan apartemennya?. Lucas berjongkok dan menatap bayi itu.

"Kamu anak siapa?" gumam Lucas. Ia melihat sebuah kertas yang terselip di keranjang bayi itu. Dan Lucas memilih untuk mengambil kertas itu karena ia juga penasaran anak siapa ini sebenarnya.

Lucas, dia anak kamu. Anak dari hasil perbuatanmu. Aku ga minta kamu tanggung jawab nikahin aku. Karena itu kamu ga akan pernah kamu lakuin. Jadi, aku cuma minta kamu rawat anak ini. Gimanapun juga dia anak kamu.
                Pinky

Lucas membawa keranjang bayi itu masuk ke apartemennya dan meletakannya di meja ruang tv nya.

"Kamu anak aku?" tanya Lucas dengan bodohnya. Dan tiba-tiba ia mengingat perkataan Jaemin dan Renjun.

"Gimana kalo yang di bilang Jaemin sama Renjun itu jadi bener?" monolog Lucas. "Ih ogah ah, tobat aja gue sekarang" Lucas bergidik ngeri.

"Anak ini ga berenti nangisnya ga capek apa? Gue buang atau titipin ke panti asuhan aja kali ya." Lucas menimang untuk mengambil keputusan.

"Ah lemah banget lu cas! Cuma anak kecil aja masa mau di buang, ini anak lu Cas!" sepertinya Lucas mulai ga waras sekarang.

"Gue bawa ke rumah sakit aja deh" Lucas bergegas mengambil kunci mobilnya dan keranjang bayi nya. Entah apa yang buat Lucas mau bawa bayi itu ke rumah sakit.

"Ni anak pasti sakit, dari tadi nangis ga berenti-berenti, ga capek emang" Oke Lucas emang ga waras sekarang.

"Eh eh Perawat!" teriak Lucas pada seorang perawat yang sedang berjalan di koridor rumah sakit. Sedangkan orang yang dipanggil hanya kebingungan.

"Gue manggil Lu" Kata Lucas mendekati perawat yang dari tadi kebingungan.

"Oh ada yang bisa saya bantu?" tanya perawat itu sambil tersenyum manis khasnya.

ebuset ni jantung gue lagi dangdutan ko ga ngajak-ngajak ya - batin Lucas

"Nih tolongin" Lucas mengangkat keranjang bayi yang dibawanya. Seketika itu pula Lucas mendapatkan tatapan kaget dari Jungwoo -si perawat manis-

"Heh! Kamu kira ini kantong sampah apa? Diangkatnya begitu. Ada anak manusianya ini" Protes Jungwoo yang mulai sewot melihat kelakuan Lucas.

Jungwoo mengambil alih keranjang yang Lucas bawa. "Dia kenapa?" Jungwoo terfokus pada bayi yang sedang menangis di keranjang.

"Gatau dari tadi nangis ga berenti-berenti" Lucas mengangkat bahunya.

Setelah mendapat jawaban dari Lucas, Jungwoo pergi ninggalin Lucas gitu aja.

Young Father - Luwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang