^_^ Happy Reading ^_^
.
.
.
Tap
Tap
Tap
Baekhyun menatap lorong ruang rawat Jaehyun, terlihat kelegaan di matanya saat melihat siapa yang datang untuknya.
Perempuan itu langsung berdiri dari duduknya, menyongsong Chanyeol yang berlari menghampirinya.
"Apa yang terjadi?" tanya pria itu dengan nafas terengah.
"Jaehyun demam tinggi, dia kejang-kejang. Dia..." Baekhyun tak mampu lagi menjelaskan apa yang terjadi dengan putra tunggalnya pada Chanyeol. Raut wajahnya masih terlihat panik dan masih ada sisa air mata di pipi putihnya.
Chanyeol menarik pelan nafasnya, lalu di tariknya tubuh Baekhyun untuk dia peluk.
"Tenanglah!" ujar Chanyeol lembut.
"Dia terus mencarimu, dia terus memanggil namamu. Dia...." isakan kecil lolos dari bibir Baekhyun. Ketakutan yang dia rasakan, ingin dia bagi dengan Chanyeol sekarang.
"Mian." Chanyeol mengusap pelan punggung Baekhyun. Ada sesal yang menyeruak di dalam hatinya.
Tak pernah dia bayangkan, dia yang ingin memberi sedikit pelajaran pada Baekhyun atas kepergiannya, ternyata berimbas buruk untuk Jaehyun.
Jaehyun sangat tergantung padanya. Apapun yang dilakukan bocah empat tahun itu, harus selalu melibatkan dia. Dan sudah hampir dua minggu ini, Chanyeol mengabaikan panggilan Baekhyun, mengabaikan keberadaan Jaehyun dan memilih tenggelam dalam pekerjaannya. Bahkan dia melarang Sehun menjadi penyambung lidah antara Jaehyun dan dirinya.
Dia merindukan bocah itu tapi berusaha menahannya demi memberi pelajaran pada Baekhyun.
Jujur saja, mendengar Baekhyun mengatakan pada Luhan bahwa dia masih sangat membenci dirinya, membuat hatinya sedikit terluka. Dia merasa sudah melakukan segalanya untuk Baekhyun, tapi segala usahanya dianggap sebelah mata oleh perempuan itu.
Chanyeol masih di Korea, tapi selalu beralasan pergi keluar negeri setiap kali Baekhyun menghubungi atau mendatangi kantornya karena Jaehyun terus mencarinya.
Dan pagi tadi dia berangkat ke Hongkong. Belum genap dua jam berada negara itu, dia sudah mendapat kabar dari Sehun kalau Jaehyun masuk rumah sakit.
Chanyeol ingin bisa segera pulang setelah mendengar kabar itu. Sayangnya, jadwalnya cukup padat di Hongkong. Ada beberapa kontrak kerja yang harus dia selesaikan hari itu juga kalau dia ingin pulang cepat.
Alhasil, baru pada pukul sembilan malam, di bisa bertolak ke Korea. Cukup malam dan sepertinya kondisi Jaehyun sudah jauh lebih baik.
Hanya saja, dia masih melihat Baekhyun cukup terpukul atas kejadian itu.
Chanyeol mendudukkan Baekhyun, kemudian dia menjajarinya.
"Setiap hari dia mencarimu, setiap waktu aku disuruh menelponmu tapi..." Baekhyun kembali menyeka air matanya.
Chanyeol meraih tangan Baekhyun dan menggenggamnya erat.
"Dokter bilang apa?"
"Kondisinya sekarang sudah baik. Tadi ada eomma dan Luhanie eonni, aku meminta mereka pulang setelah Jaehyun sudah dinyatakan lebih baik dari sebelumnya."
"Kau sudah makan?"
Baekhyun menggeleng. "Aku tak berpikir makan."
"Kau harus makan! Kalau kau ikut sakit bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
(End) My Punishment
Fanfiction"Daddy" Chanyeol menatap bocah empat tahun yang menatapnya dengan mata berbinar itu. Lelahnya luruh seiring dengan rentangan tangan kecil itu di hadapannya. Dia tak punya pilihan lain selain membalas tatapan itu dengan sebuah senyuman. Tak menunggu...