^_^ Happy Reading ^_^
.
.
.
Jaehyun membungkuk di hadapan sebuah nisan bertulis nama Jung Daehyun.
"Appa annyeong!" sapanya riang sambil duduk berlutut di depan nisan itu.
Baekhyun yang berdiri di belakangnya, cukup terkejut. Tak hanya Baekhyun sepertinya, tapi juga Luhan dan ibunya.
Baekhyun melirik Chanyeol yang sedang membungkuk. Lalu berlutut dan menuangkan arak ke cangkir yang ada di depan nisan itu. Bahkan Chanyeol menyiapkan makanan untuk sesajen di depan makam Daehyun.
"Appa! Jaehyunie senaaaaannnggg sekali. Sekarang, eomma mau membuatkan sarapan untuk daddy. Appa juga senang 'kan?"
Chanyeol mengusap lembut kepala Jaehyun.
"Daddy kemarin aku bertemu appa."
"Benarkah?"
"Ehm. Appa berpesan, aku harus mematuhi daddy dan eomma."
"Ehm. Lalu?"
"Appa bilang dia menyayangi Jaehyunie seperti daddy yang menyayangi Jaehyunie." Jaehyun berdiri lalu menghambur ke pelukan Chanyeol. Di kecupnya sayang pipi sang daddy.
Baekhyun, Luhan dan ibunya masih mengerutkan dahi mereka. Mereka masih tak percaya, Jaehyun mengenali tubuh yang tertanam di bawah gundukan tanah itu.
Padahal baik Baekhyun, Luhan dan juga ibu Baekhyun, tak pernah sama sekali membahas tentang Daehyun di hadapan Jaehyun. Tak pernah pula membawa Jaehyun ke makam Daehyun. Lalu...
"Aku sudah selesai. Silahkan!" Chanyeol berdiri dari duduknya lalu mempersilahkan Baekhyun dan yang lain maju memberi penghormatan untuk Daehyun.
Hari ini, mereka sepakat mengunjungi makam Daehyun setelah Jaehyun sembuh.
Seperti yang dijanjikan Chanyeol, bahwa jika benar-benar sembuh, dia akan mengajak Jaehyun mengunjungi Jepang. Paspor dan segala hal sudah di siapkan untuk Jaehyun juga Baekhyun. Mereka siap bertolak ke Jepang nanti sore.
Seharusnya, Luhan dan sang ibu ikut juga, tapi keduanya menolak. Luhan tak bisa mengambil cuti karena target bulanannya belum tercapai. Sedangkan sang ibu memilih menjaga toko bunga milik Baekhyun dari pada harus ikut ke Jepang. Kata sang ibu, biarlah mereka bertiga bahagia.
Sang ibu ingin memberi ruang dan waktu untuk Baekhyun dan Chanyeol saling mengenal satu sama lain.
"Daehyunie! Apakah kau melihat pria itu? Selama ini aku membencinya karena ku pikir, dialah yang membuatmu meninggalkanku selamanya. Aku membencinya, padahal dia sudah melakukan banyak hal untuk kami. Dia menyayangi Jaehyunie dengan kasih sayang yang luar biasa. Karena kehadirannya, Jaehyunie tidak kekurangan kasih sayang seorang appa. Daehyunie sayang! Kau bahagia di tempat barumu? Mianhae! Aku tetap keras kepala seperti dulu dan dia orang yang paling sabar menghadapiku setelah dirimu. Apakah aku boleh bersamanya? Apakah aku boleh membagi cintaku untuk dia juga?"
Baekhyun terpekur menatap nisan Daehyun.
Dulu, setiap kali ke tempat ini. Dia butuh waktu lama dan juga sendirian. Dia akan menceritakan apapun di hadapan nisan Daehyun. Semua duka dan kesedihannya setelah kepergian pria itu.
Tapi hari ini, dia datang bersama keluarganya dan juga Chanyeol. Berbeda tapi dia jauh lebih tenang. Lebih bisa mengendalikan dirinya untuk tidak terus-terusan bersedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
(End) My Punishment
Fanfiction"Daddy" Chanyeol menatap bocah empat tahun yang menatapnya dengan mata berbinar itu. Lelahnya luruh seiring dengan rentangan tangan kecil itu di hadapannya. Dia tak punya pilihan lain selain membalas tatapan itu dengan sebuah senyuman. Tak menunggu...