Part 03

14.7K 1.3K 126
                                        

^_^  Happy Reading  ^_^

.

.

.

"Baek-ah! Apakah Chanyeol akan datang kesini?" tanya sang ibu pada putri bungsunya yang sibuk membantunya di dapur.

Satu minggu terlewati dengan cukup cepat. Baekhyun masih disibukkan di toko bunganya sedangkan Chanyeol harus rela bolak balik Seoul-Jeju demi jagoan kecilnya dan juga pabriknya. Urusan pekerjaannya di Seoul, dia limpahkan pada Sehun.

Setiap pagi setelah mengantar Jaehyun, Chanyeol berangkat ke Jeju. Lalu sore hari pukul lima dia tiba kembali ke Seoul dan langsung menemui jagoannya itu.

Lelah memang, tapi Chanyeol tak merasakan hal itu sebagai beban. Dia cukup menikmati semua hal yang dia lakukan dengan Jaehyun.

"Aku tak tahu. Kalau eomma memintanya untuk datang, dia mungkin akan datang."

Satu hal yang masih sama sejak kejadian malam itu saat Baekhyun nyaris tertabrak mobil. Chanyeol mendiamkan Baekhyun. Basa basi yang biasanya dilayangkan Chanyeol untuk membuka percakapan dengan Baekhyun, tak ada lagi sekarang.

Chanyeol menjemput Jaehyun pagi hari dengan melewatkan sarapan di rumah Baekhyun. Padahal selama ini sama sekali tak pernah terlewat. Kalau ada kesempatan, Chanyeol pasti akan senang hati makan bersama Baekhyun dan Jaehyun. Tapi sudah satu minggu ini hal itu tak terjadi.

Lalu saat mengajak Jaehyun bermain sore hari, Chanyeol memilih berdiam di ruang tengah saat Baekhyun dan Jaehyun menikmati makan malam mereka. Lalu setelah menidurkan Jaehyun, dia akan pulang begitu saja. Tanpa menoleh kembali ke rumah bercat putih gading milik Baekhyun.

Jujur saja, perubahan sikap Chanyeol itu, membuat Baekhyun tak nyaman. Dia ingin memulai pembicaraan, tapi gengsinya tinggi untuk melakukannya.

"Kenapa bukan kau saja yang melakukannya?"

Baekhyun menggeleng, lalu pergi ke wastafel mencuci sawi hijau.

"Kau masih membencinya?"

"Aku memiliki alasan melakukannya?"

"Sudah sangat lama terjadi, kenapa kau masih menyimpan dendam Baek-ah. Chanyeol sudah menunjukkan kesungguhannya. Apakah hatimu sudah mati hingga tak dapat melihat ketulusannya?"

Baekhyun menghentikan kegiatannya mencuci sayuran. Dia kemudian berbalik menatap ibunya.

"Bayangan kejadian malam itu, masih bermain di depan mataku, melihatnya selalu membuatku teringat kejadian hari itu. Kalau saja saat itu dia tidak mabuk, Daehyunie masih disini eomma. Anakmu ini tak perlu menjadi janda." Baekhyun kembali berbalik dan melanjutkan mencuci sayuran.

Sang ibu menatap sedih punggung Baekhyun. "Chanyeol orang baik Baek-ah. Meski dia pernah bersalah."

Baekhyun memegang erat pinggiran baskom tempatnya mencuci sayuran.

Siapa yang tidak tahu kalau Chanyeol orang baik. Hanya saja, bayangan kejadian malam itu benar-benar masih sering muncul di pelupuk mata Baekhyun setiap kali dia melihat Chanyeol. Hatinya yang terkadang berbunga-bunga saat melihat Chanyeol, bisa berubah seratus delapan puluh derajat saat bayangan kejadian malam itu terlintas di depan matanya. Kebenciannya langsung naik ke ubun-ubun.

Ting

Tong

Ibu Baekhyun keluar dari dapur untuk membukakan pintu.

Saat pintu rumahnya terbuka, ada sosok Chanyeol berdiri disana dengan Jaehyun dalam gendongannya dan juga Sehun yang ikut serta dengan keduanya.

"Kau datang?"

(End) My PunishmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang