"Lo hati-hati dijalan" Ucap Wulan seraya merapikan rambutnya.
"Iyaa, yaudah gue pulang ya?" Egi mengelus rambut Wulan dengan senyum manisnya.
Wulan mengangguk kepalanya, setelahnya Egi pergi meninggalkan Wulan yang masih terdiam didepan gerbangnya.
Wulan mengelah nafas saat tiba tiba fikirannya tertuju pada Eja, entah kenapa akhir-akhir ini dia terlalu banyak fikiran, sampai-sampai dia tidak fokus.
Wulan masuk kedalam rumah yang sangat sepi. Lagi, Wulan mengelah nafas, melihat keadaan rumah nya yang selalu sunyi. Wulan terus berjalan membiarkan keheningan yang melandanya.
Sesampainya di kamar, Wulan melepaskan sepatu dan menaruh dirak sepatu, dan tas nya menaru dimeja belajar. Wulan merebahkan badannya dikasur empuknya seraya memejamkan mata nya, Dia sangat lelah, apalagi dengan fikirannya.
Entah sampai kapan semua nya berakhir, Wulan selalu bingung untuk menghadapi semua keadaan seperti ini. Terlalu rumit kalau dijabarkan. Tak terasa sudut mata Wulan berair, Dia membiarkan air matanya terus mengalir tanpa membuka mata.
Dan Wulan menangis sejadi-jadinya sampai dia tertidur pulas layaknya seorang bayi yang sedang meringkuk.
Di tempat yang berbeda di waktu yang sama. Eja merebahkan tubuhnya dikasur king size nya, dia masih memikirkan Wulan yang pergi bersama lelaki tadi.
Eja mengacak-ngacak rambut dengan kesal, kenapa dia selalu memikirkan Wulan bersama lelaki tadi, yang jelas-jelas dia bukan siapa-siapa nya.
"Stoppp!! Jaa!! Jangan mikirin yang engga-engga!! Lo cuma butuh waktu!" Eja mengeram dengan kesal.
Yaa, seharunya Eja menunggu waktu untuk menjawab semua nya yang ada difikirannya. Dia juga bingung dengan dirinya, mengapa hatinya selalu sesak saat melihat Wulan dengan lelaki lain. Dia masih ragu dengan hatinya. Dia sangat takut masa lalu nya akan terulang kembali.
Disaat dia mulai menyukai seorang perempuan, dan mendapatkannya, perempuan itu akan berpaling dari nya. Ketika seorang laki-laki datang dikehidupan mereka dan menghancurkan hubungan mereka. Dia tidak mau itu terulang lagi, sudah cukup dia mengalami itu, tidak mau untuk kedua kali nya.
Nyatanya Dia hanya mencintai seorang diri, tidak dengan perumpuan dimasa lalu nya yang tidak mencintai nya.
Eja mengambil ponselnya diatas nakas, dia membuka salah satu aplikasi di sana dan membuka WhatsApp. Eja membuka obrolan dia dengan Wulan, terakhir dia mengirim pesan kepada Wulan, Wulan hanya membacanya.
Eja mengelah nafas seraya melempar ponselnya kekasur. Dari pada dia uring-uringan tidak jelas lebih baik dia tidur saja.
***
Wulan terbangun dari tidur nya, dia melihat jam yang diatas nakas, jam munujukan pukul 17:20. Wulan meringis pelan saat tiba tiba kepalanya berdenyut sakit, efek abis menangis. Setelah rasa pusingnya sudah mereda, dia berjalan kekamar mandi tak lupa mengambil handuk.
Tiga puluh menit menghabiskan waktu dikamar mandi, Wulan keluar sambil mengeringkan rambutnya yang basah, dia berjalan kebalkon, suara azan pun berkumandang.
Hari ini dia tidak sholat karena dia sedang menstruasi. Wulan keluar dari kamar setelah merapikan kasur nya yang lumayan berantakan.
Wulan berjalan menuju kedapur, dia bingung mau memasak apa, Setelah berfikir cukup lama, akhirnya dia memasak mie instan tak lupa mencampurkan dengan telur dan sayur sawi hijau beserta cabai rawit hijau.
Beberapa menit kemudian, makanan pun sudah jadi. Wulan berjalan menuju ruang tv sambil membawa nampang yang diatasnya sudah ada mie instan dan air es putih beserta cemilan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WULAN'S
Teen FictionWulan Prisilla seorang gadis yang mempunyai paras cantik, dan manis, dan mempunyai sifat yang baik, dan peduli terhadap orang yang dikenalnya. Tapi kadang dia juga bersikap dingin terhadap orang yang tidak dikenalnya. Tapi sayang, dibalik semua itu...