Part 10

89 10 0
                                    

Keesokan nya Wulan bangun dari tidurnya, dia melihat kesamping dan mendapatkan adiknya yang masih tidur sambil memeluk boneka teddy bearnya.

Dia melihat jam yang diatas nakas, jam menunjukkan pukul 06:00, Wulan segera turun dari kasurnya dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi berniat untuk mencuci muka dan mengosok gigi.

Hari ini adalah hari sabtu, Wulan tidak sekolah karena memang kalau hari sabtu hanya ekskul saja. Dia membangunkan adiknya itu bermaksud untuk pergi kesekolah pagi ini.

"Mell bangun! Lo masuk sekolah kan hari ini?" ujar Wulan sambil mengoyangkan badan Amel.

"Hhmm" Amel mengucek-ngucek matanya saat penglihatannya sedikit buram, dia bangun dari kasur dan berjalan menuju kamarnya. Sedangkan Wulan melangkahkan kakinya menuju dapur, dia ingin membuat nasi goreng untuk adik nya itu.

Sedang asik-asiknya memasak Wulan dikagetkan oleh seorang perumpuan yang berpakian minim. Wulan mendengus saat dia tahu kalau perempuan itu adalah kekasih dari Abangnya.

"Lo siapa? Pembantu disini?" ujar Lia selaku pacar kakak nya Wulan.

Wulan melirik dengan sekilas tanpa menjawab pertanyaan Lia. Wulan menyumpah serapahi Lia yang mengatainya sebagai pembantu.

Lia menaikkan sebelah alisnya saat pertanyaannya tidak dijawab.

"Lo budeg yaa? Apa bisu?" ujar Lia dengan nada keheranan. Wulan masih diam saja, sibuk dengan masakannya mengabaikan Lia yang disampingnya.

Lia mendengus, lagi-lagi pertanyaannya tidak dijawab. Dia jadi kesel sendiri dengan Wulan yang bersikap dingin padanya.

"Lo--"

"Ka Wulan! Mana masakannya? Udah mateng belom? Gue laper nihh" ujar Amel dengan nada manja sambil mengelus-ngelus perutnya yang sudah berbunyi minta diasupkan.

Wulan tersenyum tipis "Nih! Makan yang banyak yaa? Biar cepet gede"

"Ishh gue udah gede kalii" ujar Amel dengan wajah pura-pura kesal.

"Ohh... Lo pembantu disini yaa? Kalo gitu mana makanan gue" ucap Lia sambil menodongkan tangannya didepan Wulan.

Amel mengerutkan dahinya "Pembantu? Siapa yang lo sebut pembantu?" Amel memang tidak suka sama pacar abangnya ini, dia selalu bersikap ketus kepada Lia, walaupun Lia lebih tua darinya, Amel tidak segan-segan berbicara kasar kepada orang yang menurutnya dia tidak sukai.

Lia menatap Amel dengan bingung "Dia! Dia pembantukan disini?" Lia menunjuk Wulan dengan wajah mengejek.

Wulan mengepalkan tangannya saat Lia memandangnya dengan ekspresi jijik. Wulan mencoba menahan emosinya saat melihat Lia menatapnya dengan sinis.

"Meding lo pergi deh dari rumah gue! Bikin risih tau ga!?" seru Amel dengan wajah kesalnya, dia sampai menunda makannya.

"Lo ngusir gue?" ucap Lia dengan wajah tak percayanya menatap Amel.

"Iyaa, kenapa emang? Gue berhak dong! Ini rumah gue! Lo disini cuma numpang! Lo juga cuma pacar abang gue doang bukan istri abang gue!"

Wulan terseyum miring saat mendengar suara ketus Amel, dia cukup bangga memiliki adik yang berani terhadap orang yang kurang ajar.

"Ohh yaa satu lagi! Dia bukan pembantu disini, dia kaka kandung gue" lanjut Amel seraya memasukkan nasi gorengnya kedalam mulut.

"Cepetan abisin makannya, abis itu nanti gue anter lo kesekolah" ucap Wulan seraya mengelus rambut Amel dengan pelan, mengabaikan tatapan Lia yang mengarahnya dan langsung pergi dari dapur.

WULAN'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang