Prolog

41 4 1
                                    

'Halah masuk sini mungkin cuman beasiswa, ga mampu dia yang mahal-mahal iuwhh'

'Mending lo mati dah, penyakitan'

'Ih sepatunya udah jelek, kampungan bgt'

'Si culun masuk woy'
 

         
        Yah itu lah kata-kata yang sering ku dengar selama aku sekolah di SMA Agrano, bukan hanya perkataan saja namun tindakan pun juga. Mereka menjahiliku, memperbudaki diriku, membuat hatiku ini rusak berkeping-keping.

Dan banyak lagi, kini aku tidak bisa menanggungnya sendirian.

Sekarang aku berada di atas jembatan yang sepi, kepercayaan diriku sudah tidak ada lagi. Pikiran negatif mengelilingi pikiran dan tubuhku ini.

"Ayah maafin tata ya gabisa ngebahagiain ayah, tata gabisa menahan lagi ejekan dari temen di sekolah. Dengan tata pergi beban ayah pasti berkurang, tata sayang ayah.
Bun.. tata nyusul bunda ya, bun tunggu Tata di sana ya. Tata kangen banget sama bunda..". Ucapan Tata disela-sela tangisannya itu di potong oleh seseorang.

"Cuman orang bego yang bunuh diri karena perkataan orang". Tata mendengarnya dengan jelas perkataan orang itu.

"Emang yang ngatain lo ngasih lo makan? dengan lo seperti ini orang yang ngatain lo ga menyesal". Lalu orang itu berjalan menjauhi Tata.

Tata berpikir sangat keras tentang apa yang pria itu bilang, menurut Tata yang pria itu bilang benar. Tata tidak harusnya putus asa seperti ini, harusnya Tata melawan mereka semua.

Untuk apa bunuh diri, Tata seharusnya tidak seperti ini. Jika seperti ini, mereka mendengar Tata meninggal mereka akan kepala besar semakin sombong.
Dan ayahnya sangat terpukul sekali.

"Bun, sekarang tata mau berubah!". Tekad bulat Tata.

୨┈┈┈┈┈ ✧~𑁍~ ✧ ┈┈┈┈┈୧

𝐏𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐚𝐫𝐚 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡 𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫 𝐛𝐚𝐠𝐢 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥, 𝐚𝐩𝐚𝐛𝐢𝐥𝐚 𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐮𝐤𝐚𝐢 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐚𝐲𝐚. 𝐒𝐚𝐲𝐚 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐚𝐫𝐚 𝐚𝐧𝐝𝐚, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡!

AmouraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang