Chapter four

27 3 2
                                    

Sudah satu minggu berlalu. Sekarang ia dipusingkan oleh tugas individu oleh guru fisikanya, pak Paktro yang menurutnya sangat sulid.

"Pak, saya kurang mengerti dengan pelajaran ini pak, bisa yang lain aja tidak pak?". tanya tata memelas.

"Amoura gini saja, kamu minta diajarkan oleh Alex dari kelas 12-3, dia itu juara pertama fisika jadi kamu belajar sama dia ya kamu bilang kalau bapak yang nyuruh". Ucap pak Paktro santai, dan berhasil membuat tata melotot nama Alex  tidak asing lagi di antara warga sekolah Agranto.

Secara Alex blasteran, mosted wanted, memiliki sejuta pesona, dan raja fisika.

"Yaudah gajadi pak, nanti saya kerjakan sendiri saja". Tolak Amoura.

"Saya tidak mau tau, kamu harus ke dia, tugas ini harus diatas 80 kalau tidak saya aka--". Tata memotong, tidak ingin mendengar apa yang pak Paktro ingin katakan.

"Hehehe, iya deh pak entar saya usahain ngomong ke dia". ucap tata cengengesan, siapapun yang dikelas sudah sering sekali melihatnya seperti ini namun mereka tidak terlalu peduli.

"Kamu harus, wajib malahan yaaudah kamu balik ke kursimu lagi". Tata menuruti perkataan pak Paktro, ia balik ke kursinya dan duduk.

Selang beberapa menit bel pulang sekolah pun berbunyi, kelas Tata keluar duluan. Tata juga ikut keluar duluan, ia duduk di kursi panjang di dekat pos satpam. 

Tata berpura-pura membaca buku, dengan seperti itu tidak ada yang mengenal Tata karena mukanya tertutupi oleh buku.

Tata sesekali mengintip ketika sebuah motor ninja melintas, karena hari ini Alex membawa motor ninja. Benar Tata ingin meminta bantuan Alex, semoga saja Alex ingin menerimanya.

Sekolah pun sepi, sudah tidak ada penghuni. Namun, motor Alex masih ada di parkiran. Tata meletakkan buku di pangkuannya, lalu menengok sekeliling dan mengutuk akan kebodohannya itu.

"Ngapain lo masih disini?". Tanya orang itu membuat Tata membeku, Tata menunduk dan tak bisa menjawab. karena tak kunjung di balas, pria itu berdiri di depan tata.

"Heh, jawab ngapa kalo orang nanya".

"M-maaf, saya boleh minta tolon--". Belum selesai berbicara, Tata mendapati jitakan di kepalanya. Yang membuat Tata menengok dan juga mengusap kepala bekas jitakan dengan muka sedikit manyun.

Pria didepannya terkekeh pelan, membuat Tata merasakan keanehan di pria depannya itu.

"Gue udah denger pak Paktro nyuruh lo buat minta gue ajarin lo kan". Tata sedikit menunduk, lalu mengangguk.

"Emang lo bisa bayar berapa". Ucapan yang dilontarkannya membuat Tata kaget dan menengoknya kembali.

"Keperawa--". Belum saja pria itu selesai bicara Tata membekap mulut pria itu untuk tidak berbicara lagi.

"Gue gajadi butuh bantuan lo, gue emang ga kaya, tapi jangan nganggep gue serendah itu". Tata meninggalkan pria itu sendiri, dan jalan keluar. 

Untung saja tata kuat, kalau tidak air matanya mungkin sudah jatuh dari tadi. Tangan Tata dicekal, mencegah Tata untuk pergi.

"Yaelah baper amat, gue bercanda
besok gue anter pulang belajarnya di rumah lo atau gue".

"Bercandaan lo ga banget ". Satu kalimat satu tindakan, Tata menarik tangannya dari celakan Alex.

"Intinya besok lo mau kagak". Tanya Alex lagi.

"iya, gue balik". Setelah percakapan singkat Tata dan Alex meninggalkan sekolah.

୨┈┈┈┈┈ ✧~𑁍~ ✧ ┈┈┈┈┈୧

𝐏𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐚𝐫𝐚 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡 𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫 𝐛𝐚𝐠𝐢 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥, 𝐚𝐩𝐚𝐛𝐢𝐥𝐚 𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐮𝐤𝐚𝐢 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐚𝐲𝐚. 𝐒𝐚𝐲𝐚 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐚𝐫𝐚 𝐚𝐧𝐝𝐚, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡!

AmouraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang