-(16:00)-
"Apa tidak seharusnya kau ceritakan juga ke Steve? Boleh jadi dia mempunyai jalan keluar untuk persoalan ini? Satu hal, apa yang kamu takuti dari persahabatan kami, Gladys? Aku sahabatmu, begitupun dengan Steve. Ceritalah padanya juga dan jangan kau sembunyikan atau ia akan lebih khawatir nantinya" pinta Fiora
Sore itu, aku meminta Steve untuk mendatangi kediaman ku dan menceritakan semua yang terjadi padaku.
"Baiklah, akan kuceritakan begitu Steve berada disini" bisikku
___
"Sudah berapa banyak kertas yang tersampai di tanganmu?" tanya Steve dengan mata yang kian membulat
"Kuhitung, sebanyak 6" kataku
"Tercantum nomor berapa saja pada kertas itu?" tanyanya, lagi.
Aku memperlihatkan kertas yang sudah lusuh dan berisikan angka dengan typografi lettering.
"9 - 1 - 13 - 14 - 1 - 20, apa maksud semua ini? Adakah yang membencimu, Dys?" Eja Steve dan menginterogasi dengan detail.
"Aku tak pernah mencari lawan" timpalku.
"Adakah yang mencintaimu?" tanya Steve.
"Aku tak begitu tau" jawabku
"Surat pertama ini, sejak kapan surat ini berada ditanganmu?" tanyanya lagi
"Seminggu yang lalu"
"Mengapa kau tidak langsung menceritakan ini padaku?!!!" ketus Steve padaku
Sudah kuduga, Steve akan memarahiku secara demikian. Untung kau sahabatku, Steve. Jika tidak, kau akan kehilanganku. Karena yang ia tau, aku tak suka dibentak.
___