04. Ancaman

39 2 0
                                    

Hy hy para readers Rayana , mohon maaf kemarin enggak sempat publish yah.  Leptop Author lagi rusak dan harus diinstal :) . 
Pasti udah enggak sabaran buat baca kelanjutan kisah dari Rayana kan ?
ok deh , ok . Author kebanyakan ngomong yah :).

happy Reading guys . Jangan lupa Vote yah , Comment sebebasnya !

.

.

.

.

"Kau tau salahmu apa ?" katanya sambil menatapku kembali dengan tatapan yang begitu menusuk.

"Yang benar saja, aku tiba-tiba kau bawa kesini dengan membiarkanku berdiri sejam, lalu kau mengatakan jika aku punya salah ?" aku menatapnya dengan heran.

Dia tak membalas perkataanku, tetapi menatapku dengan dalam. Aku merasakan takut , dia semakin mendekat . "ya tuhan apakah yang dia ingin lakukan ?". Adrian mempersempit  jarak di antara mereka , tiba-tiba saja. . . .  ?

. . . . . . 

Dia terus saja mendekat, aku sudah menutup mataku karna takut. wajahnya begitu dekat denganku sampai aku bisa merasakan nafasnya mengenai wajahku.
Lama menunggu apa yang ingin dia lakukan , tapi tetap saja tidak ada yang ku rasakan semisal 
(. . . . . ?), "Oh tuhan apa yang ku pikirkan"Gumamku . 

Aku perlahan membuka mataku, setelah terbuka sepenuhnya. aku melihat dia mentapku dengan heran. "Mengapa kau memandangku seperti itu?" tanyaku heran dengan rasa canggung.

Dia terus saja memandangku , aku merasa begitu diintimidasi olehnya . Senyum devilnya begitu menakutkan , tersirat di matanya banyak kesedihan yang mendalam . Aku heran apa yang dia sembunyikan .

Dia berdiri dan berjalan kembali menuju mobil, akupun berdiri mengikuti lankahnya.
Aku begitu heran ada apa dengannya yang penuh teka-teki, ingin rasanya menyakan padanya, tapi aku tidak berani menghadapinya . Mungkin lebih baik aku diam saja, terlalu rumit untuk memahaminya.

. . . . .

Malam yang sunyi mewakili kesedihan hatiku, aku teringat akan mama dan papa. Aku melihat langit-langit kamar. Rasanya aku ingin bebas dari tempat ini, untuk mencari jati diriku sendiri.

Sejak mama dan papa meninggal aku merasakan jika aku terlalu bergantung pada Adrian. Aku ingin hidup mandiri, namun bagaimana caranya ? apakah aku harus melarikan dari adrian .

Keputusanku sudah bulat sebelum Adrian pulang dan melihatku pergi , sepertinya aku harus pergi lebih awal.
Dengan penuh semangat aku mengatur beberapa baju dan barang-barangku ke dalam koper untuk ku bawa pergi. Setelah semua sudah selesai aku berganti pakaian . Aku menggunakan celana jins dan t shirt juga kemeja . 

Akupun keluar dari kamar dengan mengendap-ngendap sambil menggiring koperku.
aku lihat dari jendela para penjaga sedang santai. Aku tak masalah jika keluar , tapi yang menjadi permasalahan adalah aku membawa koper dan itu akan menjadi laporan terhangat pada malam ini jika adrian sampai tau aku kabur.

Aku mencari-cari cara untuk menyembunyikan koperku dan akhirnya aku putuskan untuk melompat pagar agar tidak di ketauhi penjaga.

Aku membuang koperku terlebih dahulu lalu aku memanjat, dan akhirnya aku sudah berada di luar rumah "Waaah, aku hebat" kataku dengan nada ngos-ngosan karena selesai memanjat.

Tidak menunggu lama , ku hentikan taksi dan menaiki taksi tersebut untuk menuju bandara.
Sebelumnya aku berpikir jika kabur tapi tetap berada di kota ini, ku rasa Adrian begitu mudah untuk menangkapku. Maka dari itu aku putuskan untuk pergi ke prancis dan keluar dari Amerika agar Adrian tidak akan menemukanku. 

Akhirnya aku sudah berada dalam pesawat , ku tau saat ini adrian sudah akan pulang dari kantor. Air mataku tiba-tiba saja menetes , "Ya tuhan, mengapa aku menangis , bukankah ini yang ku inginkan ?" Gumamku sambil menyeka air mataku .

Pesawatpun lepas landas dan ku pejamkan mataku sambil bergumam dalam hati "Slamat tinggal Adrian".

. . . . .

Mobil Adrian memasuki pekarangan mension. Sedari tadi Adrian merasa ada yang tidak baik sedang terjadi , fikirannya selalu tertuju pada Raya, "Sedang apa gadis itu?"

Dengan perlahan Adrian menaiki tangga sambil melonggarkan dasinya dan membuka jas kerjanya, Dia menuju kamar Raya yang selalu dia datangi setiap dia pulang kerja . Hanya untuk memastikan jika Raya sudah tidur.

Dengan perlahan Adrian membuka pintu ....
"Kreek" bunyi pintu kamar terbuka , Adrian melihat sekeliling kamar nampak sepi, adrian berpikir mungkin saja raya sedang berada di kamar mandi , Diapun mendekati kamar mandi , namun tidak ada gemericik air, Adrian membuka dengan khawatir kamar mandi , dia melihat semua kosong.

Adrian menuju lemari pakaian raya, dia mendapatkan hanya beberapa helai baju di dalam sana.
adrian nampak emosi , dia berteriak memanggil penjaga "PENJAGA" dengan suara emosi dan dada kembang kempis.

Penjaga berlarian menuju suara teriakan tuannya, adrian menatap para penjaga "DIMANA RAYA< APA YANG KALIAN KERJAKAN SAMPAI DIA BISA MELARIKAN DIRI" kata adrian dengan suara marahnya.

Salah satu penjaga berkata "Tuan , non raya dari tadi hanya di kamar kami semua sama skali yidak melihatnya kemana-mana.

"Periksa cctv sekarang" perintah adrian dengan dingin. Adrian dengan emosinya yang ingin meledak melihat kelakuan raya di dalam cctv .

Dia langsung saja menelpon seseorang, "Baiklah".
Adrian sudah tau kemana perginya Raya , Dia menampakan senyum evilnya.
"Rupanya kau gadis yang nakal raya, Dengan duduk di kursi kerjanya dia merencanakan sesuatu untuk memberikan pelajaran pada gadisnya itu.

.

.

.

Bagaimanakah,  kelanjutan kisah dari mereka , Bagaimanakah raya akan bertahan hidup di negara orang, dan apakah adrian akan mencarinya ?

tetap stay baca dan vote yah.

happy fun guys .

see you the next chapter ya. . . . .

RAYANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang