sebuah gedug apertemen mewah, di area parkir lantai 3 Vienna keluar dari mobi hitam yang ia dan Ryna kendarai. Ryna menyampirkan jaket hitam lembut di bahunya dan memasangkan tudung kepalanya, sejak ia bersama nonanya seminggu yang lalu setelah kesembuhannya. setiap kali nonanya keluar ia tak suka menjadi perhatian orang lain, mungkin walau ia sudah mau bicara dan kecepatan otaknya bekerja sama dengan Rossalie. ia tetap suka berada didunianya sendiri.
memasuki pintu untuk menuju sebuah unit apertemen keduanya berhenti saat seorang pria tampan berdiri dengan senyum menawannya. dari wajah dan caranya berpenampilan mungkin lebih baik bila ia di sebut 'cantik', kulitnya lebih putih dibanding pria pada umumnya. jika ia di sodorkan pada majalah fashion takakan diragukan lagi bahwa ia akan langsung jadi model terkenal.
Austin membungkuk sopan ala bangsawan, "Selamat siang tuan putri! perkenalkan namaku Austin. aku adalah tangan kananmu"
Vienna hanya meliriknya, ia sudah hafal dengan tingkah Austin. Austin adalah playboy terkenal, wanita manapun yang menjadi incarannya tak pernah bisa lari darinya. walau kebanyaka wanitalah yang melemparkan diri mereka padanya. pria ini juga seorang pebisnis, bidangnya adalah majalah fashion tak heran bila ia sangat memperhatikan penampilannya. tapi tak ada yang tau bahwa ia adlah salah satu dari shadow, perannya cukup penting karena ia adalah tangan kanan Rossalie.
Vienna berjalan melewatinya tanpa mengatakan apapun, Austin tersenyum sampai ke ujung matanya "Menarik" ujarnya pelan. lalu melangkah mengikuti Vienna.
gadis ini memberi aura yang sama seperti Rossalie tapi entah kenapa terasa jauh lebih gelap. sejak ia mengetahui bahwa wanita yang akan mengambil alih shadow stelah kematian Rossalie adalah si adik yang cacat, ia sedikit cemas. tapi melihat gadis ini sekarang rasanya itu tak diperlukan lagi, ia malah tertarik dengan apa yang akan ia lakukan tentang dendam itu.
benar, ia dan semua yang ada dalam shadow sangat marah setelah mengetahui apa yang terjadi. mereka merasa seperti di permainkan, beraninya mereka melakukan hal itu. tapi tidak apa karen sekarang ketua baru mereka akan memulai balas dendamnya.
***
duduk di sebuah sofa dimana di letakkan di tengah ruang untuk tempat berkumpul bersama dengan santai, Vienna hanya mengusap boneka beruang yang ia bawa dengan ketenangannya yang suram.
unit apertemen itu adalah tipe studio satu-satu-satunya ruang tertutup adalah kamar mandi yang lainnya terbuka, tatanan ruang hanya di sekat dengan beberapa rak buku.
termasuk Vienna, Ryna dan Austin masih ada 4 orang lainnya. 2 wanita dan 2 pria, Ryna melihat kecanggunan semuanya melihat Vienna yang bersikap menyendiri lagi.
"Tak perlu bersikap seperti itu, nona tak memikirkan sikap kita. bersikap lah seperti biasa, nona memang seperti ini kalian akan terbiasa nanti" ujar Ryna
"apa kau yakin dia benar-benar sudah sehat?" tanya Nina, seorang gadis yang perawakan tubuhnya kecil seperti Vienna. memiliki potongan rambut pendek di bawah telinganya, di pasangkan dengan wajah bulatnya ia telihat seperti loli imut.
Vienna mengangkat matanya dan melihatnya, Nina sedikit tersentak melihat bagaimana dalamnya mata itu di tambah kegelapan dan rasa kesepian jelas sangat terasa di mata itu.
tapi kemudian Vienna mengalihkan matanya pada Austin, Austin tersenyum manis padanya. "Kau masih memelihara kelinci itu?" pertanyaan tiba- tiba Vienna membuat Austin tak mengerti lalu ia menengang saat sadar apa yang di maksud senyumnya sedikit kaku tapi hanya beberapa detik ia kembali kedirinya yang ceria dan ramah.
"Ah aku tak tau bahwa nona ternyata sangat perhatian padaku, apa kami semua berada ditanganmu sudah? seingatku Rossalie tidak memperhatikan kehidupan pribadi kami sampai seperti itu?" ucapnya dengan santai.
semua tau dia playboy tapi tak ada yang tau bahwa ia membawa seekor kelinci kecil ketempat tidurnya, Rossalie saja baru mengetahui itu beberapa hari sebelum ia meninggal.
"Dari mana kau tau?" tanya Austin masih dengan senyum di wajahnya tapi ia sedikit tertekan, itu adalah rahasianya. gadis itu, kelinci kecil itu adalah alat yang ia simpan untuk mengahadapi keluarganya yang busuk. dan karena itu saat Rossalie tau ia berhasil meyakinkan Rossalie untuk tak memberi tau siapapun. tak ada yang boleh tau keberadaan gadis itu sebelum waktunya bahkan jika itu adalah temannya dalam tim ini.
Vienna tak menunjukkan reaksi apapun, ia kembali melihat boneka beruang di tangannya. "Aku melihatnya tadi pagi ditaman bersama seseorang yang kukenal" ucapnya.
Austin melihat Ryna, mereka tau wanita penyendiri ini tak mungkin mengenal siapapun selain anggota keluarganya bahkan para pelayanpun dilarang untuk mendekatinya. ia dalam perawatan penuh keluarga inti.
Ryna juga sedikit bingung, pagi ini ia memang menemani nonanya untuk jalan-jalan pagi ditaman tapi sejauh yang ia tau tak ada seorangpun yang mungkin dikenal nonanya bahkan ia sendiri tak melihat ada yang ia kenal.
melihat kebingungan di mata Ryna, Austin tau bahwa Ryna juga tidak tau. sepertinya Bos baru mereka adalah orang yang misterius, pertanyaannya apakah dia dari awal pura-pura sakit jika iya, kenapa ia melakukan itu? atau dia memang sakit tapi setelah beberapa waktu ia kembali sehat, jika begitu sejak kapan ia berpura-pura dan sejauh apa ia tau tentang rahasia Rossalie. mungkinkah Rossalie memberitahunya, atau sejak awal Rossalie dan Vienna bekerja sama. terlalu banyak pertanyan yang muncul, sejak ia tau Vienna mengambi alih shadow ia terkejut mendengar seberapa terampilnya dia menangani tugas-tugasnya sebagai ketua tim ini. seolah-olah dia sudah melakukannya sejak lama.
"Apa yang dimaksud kelinci kecil" tanya sammy, pria kaca mata ini yang terlihat paling dewasa sedikit bingung dengan pembicaraan keduanya. ia tau bagaimana Austin bersikap tapi mendengar dan merasakan perubahan aura austin , ia tau ada yang salah disini.
"Aku hanya ingin tau apa hubungannya dengan gadis itu?" tanya Vienna
"Siapa?" Austin tentun langsung tau bahwa Vienna masih bicara padanya.
"Hisa Alexander"
Austin mengerutkan kening, keluarga Alexander adalah yang paling berjaya di negara ini mereka adalah raja bisnis dan hukum, anak tertua dari keluarga alexander adalah pilar bisnis, anak kedua adalah seorang pengacara pali terkenal bahkan sampai keluar negeri keberhasilannya dalam memenangkan kasus adalah 99%. sedangkan anak yang paling bungsu sekarang adalah komisaris dari kepolisian besar kota ini yang bahkan kabarnya dunia bawah adalah wilayah kekuasaannya. dari ketiga orang ini yang paling berbahaya adalah yang bungsu Arvane Alexander karena itu tak ada yang tak tau tentang putri kesayangannya Hisa Alexander.
selama Rossalie masih hidup, shadow hanya diminta olehnya sekali untuk menyelidiki kebenaran kelahiran Hisa Alexander. setelah itu Rossalie tak melakukan apapun, saat itu ia berkata bahwa ia hanya penasaran. ia tak mengatakan alasannya menyelidiki hal itu atau untuk siapa informasi itu diberikan. tapi sekarang Vienna menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan gadis remaja yang dikenal sebagai tuan putri kepolisian kota ini, Austin tak bisa tak curiga bahwa penyelidikan sebelumnya adalah ide Vienna. tapi kenapa?
"Apa kau berencana melakukan sesuatu yang berhubungan dengannya?" tanya Vienna
"Seharusnya itu pertanyaanku. aku tau kelinciku berteman dengannya mereka teman baik, tapi aku tak berniat apapun, keluarga Alexander sebisa mungkin aku tak ingin berurusan dengan mereka. bukan karena aku takut tapi itu akan merepotkan"
Vienna memiringkan kepalanya, rambit panjangnya tergerai indah mengikuti gerakan kepalanya. "Bagus sekali". ia tersenyum tapi senyum itu membawa rasa dingin dan penuh dengan rahasia.
"apa maksudmu?"
"Tidak ada" ucap Vienna lalu berdiri "Aku sudah meninggalkan instruksi pada Ryna, sisanya kalian lakukan seperti biasa" uacapnya lalu berjalan menuju pintu.
"ingin bertemu dengannya, menanyakan kabarnya dan meminta bantuannya" Vienna mengucapka itu dengan sangat pelan tapi Ryna yang mengikutinya mendengar itu.
***
jangan lupa vote, comment and share ya ^_^
YOU ARE READING
Blind Of Love [ HIATUS ]
عاطفيةsebelum kematiannya ia mengetahui bahwa tunangan dan adik tirinya berselingkuh, setelah membuka matanya lagi ia menyadari ia berada di tubuh adik kandungnya yang dikenal cacat mental. balas dendam adalah tujuan awalnya, tapi kenapa semuanya jadi kac...