-
Puncak Gunung Seorak, 25 Januari 2019
"Dia seperti angin lembut yang menggoyangkan setiap helai perasaanku..."
"Aku belum tahu, sampai kapan rasa ini akan terus tumbuh..."
"Rasa yang begitu bergemuruh..."
"Rasa yang membuat hatiku luluh..."
-
"Jaemin! Kenapa melamun disini?" yang dipanggil refleks menutup buku hariannya dan menoleh.
"Pemandangan disini indah ya, Jen." jawab Na Jaemin, dengan senyuman manis yang khas. Terasa lembut jika senyum itu terbentuk dari bibirnya.
"Kamu suka?" Jaemin mengangguk lalu kembali mengedarkan pandangannya ke hamparan langit dan rumput gunung yang menyatu di pantulan netranya. "Kalau begitu, kamu pasti akan suka melihat pemandangan di Puncak sana karena benar benar jauh lebih indah."
Mata bulat Jaemin berbinar. Ia terlihat sangat antusias dengan pernyataan yang dibuat Jeno. "Benarkah?"
"Tentu saja. Kita ini sahabat, mana mungkin aku membohongimu." Garis lengkung di bibir Jaemin hampir patah, namun sekuat tenaga ia menahannya agar tetap tersenyum.
"Oke, ayo kita kesana!" Jaemin memasukkan bukunya ke dalam ransel, menggendong ransel besarnya dan membebankannya ke punggung lebarnya. Demi Jeno, ia rela mengabaikan sakit pada pinggangnya dan menemani Jeno mendaki gunung.
-
Aku terinspirasi dari MVnya Hanin dhiya yang judulnya Pupus. Tau kan ya? Ya kurang lebih ceritanya mirip tapi ada yang ku ubah sedikit. Perkiraan cuman ngabisin tiga atau empat part aja soalnya kan dari MVnya pun cerita nya singkat ya.
Don't forget to vote and comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Pupus
Teen Fiction"Kita kan sahabat, mana mungkin aku membohongimu..." by. jaeminister based on 'Hanin Dhiya - Pupus'