Terik matahari seakan mengincar pria bule disamping Anata yang tak lain adalah vendornya yang tampak kepanasan, salahkan saja mobil VW kodoknya yang tiba-tiba mogok ditengah jalan.
"Mrs. Anata sepertinya kita bisa atur jadwal lain hari, saya harus kembali ke kantor secepatnya ada beberapa pekerjaan yang menumpuk" ucap vendor Anata.
"Eum baiklah sirr, saya mohon maaf lain kali saya pastikan tidak seperti ini, anyway mau saya pesankan taksi?" Tawar Anata tak enak hati.
Gekstur vendor Anata menolak jarinya menunjukan Android ia sudah mengirim lokasi pada supirnya untuk menjemput, "tidak usah Mrs. tapi seperti selanjutnya bawahan saya saja yang mengurus tempat tinggal"
Pernyataan seperti ini rasanya sudah tak asing di telinga Anata sebagai seorang Marketing Properti, ia paham akan pemutusan sepihak secara halus ini, ah andai saja tidak mogok.
Tak lama kemudian, mobil camry melintas di hadapan Anata, Vendornya melambai masuk ke dalam mobil. Melayang sudah komisi hari ini dan ingatkan Anata harus ke bengkel pula.
Dering telpon menganggu lamunannya didalam Cafe kopi depan bengkel, tertera nama leadernya di layar Android Anata, "halo ko, gue lagi di bengkel si kodok lagi batuk berdahak nih" sapanya.
"Eh si sompret, komisi gede lu melayang dong bau-baunya" teriak leadernya di ujung panggilan.
"Ngga usah ngledek deh lu ko" ucap Anata kesal pada Leader Timnya bernama Felix yang 4 tahun lebih tua ber-ras Tionghoa, hampir setiap anak bimbingannya memanggil koko.
"Ya lagian maruk si jadi orang, bukan jadwal floortime , lu main maju, untung batal kalo ngga si Berta pasti udah laporin gue ke kepala bagian" ceramah Ko Felix ketus.
Anata memutar matanya bertambah bad mood, sah sah saja seharusnya, ia datang sedari pagi sampai ketika vendor bulenya datang ke kantor tetapi Marketing yang bertugas floortime ngga keliatan batang hidungnya di kantor.
"Koko Felix, mbak Berta itu ngga ada di depan pas si bule datang tadi, coba tanya Anya aja tu saksi matanya" elak Anata tak mau disalahkan, menyebut nama Admin plus Receptionis yang stand by pasang senyum lima jari diruang depan
"Anata dan sifat kerasnya asal lu tau si Anya abis di omelin tuh sama Berta, di kiranya ada kong kaling kong sama lu orang, ngga tega gua si Anya mukanya macem baju kena gosokan lurus aja-
tapi kayak ngga ada nyawa, sini balik kantor dulu jelasin sama Berta mumpung belum meleber kemana-mana" bujuk Ko Felix.
Ah jika bukan karena Anya yang murah senyum itu rasanya Anata ngga bakal balik ke kantor sebelum VW Kodoknya keluar dari bengkel, lagian vendornya juga ngga jadi.
"Oke fine gue balik, lu mau titip apa ngga mumpung lagi di luar" tawarnya.
"Nope, susu ultra kotak full crime buat si Anya aja kasian butuh energi lebih buat pulang nanti" mintanya langsung mematikan sambungan telpon dengan Anata.
Sesampainya Anata di kantor ia langsung menyerahkan pesanan Ko Felix di meja Anya, "nih buat lu, abis di samber mbak Berta gegara gue kan sorry ya" ucapnya meminta maaf.
"Ngga usah repot-repot bu beliin Anya mah sekalian se kardus hehe btw makasih lho ini" kelakar Anya sambil menggoyang 2 kotak susu, Admin kurang asem masih bisa bayon aja.
"Minta sama Ko Felix aja sono, gue sebanyak itu sih ogah, eh gue ke atas dulu ngelapor vendornya juga ngga jadi" cibir Anata langsung melesat ke lantai dua sarang Marketing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mandala
General FictionAnata harus tahu diri setelah mama papa nya bukanlah orang tua kandung sebenarnya, ia lebih memilih tinggal bersama Eyang Gayatri. Tidak banyak hal yang Anata tahu selain kasus kecelakaan yang merenggut nyawa Levian ibu kandungnya, jika bukan karena...