Dita WA: Jan pesawat kamu jam berapa? Aku jemput di Changi ya
Jan : Ada temanku yang bakal jemput nanti
Dita : Ohya kamu ga cerita soal ini sebelumnya. Kalo aku jadi second plan aku mending ga ketemu kamu
Jan : jealous?
Dita : Enggalah kecuali temen kamu itu cewek
Jan : She is
Dita : Oh, aku beneran ga usah ketemu kamu kayaknya
Jan : No drama. So ketemu atau engga?
Lama Dita tidak menjawab. Dan Jan sudah berada dalam pesawat.
***
Dita's POV
Awalnya aku ga nyangka dia benar-benar bakal kesini. Dengan tiket yang ga pernah mau dia tunjukin dan beberapa pertanyaan seputar liburan yang ga dibalas walaupun itinerary dia yang buat semua. Jadi aku beli tiket Sg aja.
Hingga mendekati hari H dia makin susah dihubungi, WA dan Skype belum dibalas. Tiket Sg-Kl tidak jadi ku booking. Kalo ga jadi ketemu Jan aku toh tetap bisa ketemu teman-temanku yang tinggal di Sg.
Tiba-tiba dia WA dan sudah di KL. Sebagian hatiku rontok... Ya Tuhan aku negative thinking banget sama dia. Dan aku minta dia ketemu di Sg, dia menyanggupi.
Sayap di hatiku menari-nari. Aku yakin dia akan senang bila aku menjemputnya. Dan ternyata jawabannya tidak membuatku senang. Dia akan dijemput oleh temannya perempuan juga. Lho tiba-tiba dia punya teman, apa kabar kemarin mengaku, I have noone here. Ofcourse I'm jealous dan malas ketemu.
Jujur selama 1 tahun 10 bulan kenal dia, aku semakin hari semakin punya perasaan lebih.
Kami ketemu di sebuah dating online dan setelah sebulan kontak di website, kami bertukar kontak. Aku baru putus dan begitu juga dia jadi kami mengawali sebagai teman baik sama-sama takut mencoba lebih.
Walau kadang gemas melihatnya karena oh my God dia ganteng dan berbadan tinggi tegap, apalagi kalau mata birunya itu lagi menatap tajam woah...
Selain ketertarikan fisik juga karena dia cerdas dan senang berdiskusi.
Dia juga sulit ditebak, aku tahu banget dia jujur. Meskipun kadang ngomongnya too straight to the point dan bikin aku nangis dan emosi naik. Tapi kita ga bisa marahan lama pasti dia datang duluan dengan joke-nya yang absurd dan kadang sarkastik.
Aku memanggilnya Opice yang dalam bahasa Czech berarti monyet dan dia memanggilku Bananova yang berarti pisang. Kadang jika iseng dia memanggilku Madam, Iron lady, dll
Bermula dari berita pelarangan topeng monyet di Indonesia dan kita mengobrol berjam-jam hingga aku melihat ada boneka monyet di balik kursinya, sejak saat itu kupanggil dia Opice dan aku Bananova.
Perbedaan waktu juga ga menjadi hambatan. Subuh itu jam aku bangun dan itu waktunya dia tidur. Dan saat dia ngucapin selamat pagi buat aku, aku balas selamat tidur buat dia. Atau jam istirahat kantor aku sempetin buat Skype dengan dia yang baru bangun tidur. Sisanya WA yang tidak terhitung setiap harinya.
Dia ga pernah secara explicit bilang cinta tapi dia selalu bilang "I care to you..." Or "kamu yang selalu aku kangenin" "wish we meet in person" dan perhatian-perhatian kecil, which is buat yang lebay kayak aku that's mean a lot.
We share everything. Naik turunnya kehidupan dia, mantan-mantannya, sampe kami dekat dengan keluarga masing-masing. Kadang ketika hari minggu dia Skype dan aku sedang sibuk, adikku mengobrol dengannya. Mereka bicara dalam bahasa Czech kadang German atau ibuku yang menitip salam padanya. Aku pernah mengobrol dengan ibunya, Inggrisnya terpatah-patah dan seperti kebanyakan Czech mereka lebih fasih bahasa German daripada Inggris. Dengan Alice kakaknya aku baru sekali mengobrol dan dia sangat talkative.
Dengan kedekatan itu sayang banget kalo ga jadi ketemu.
Soooo...aku harus positive thinking dan menemui dia.
Ku baru membalas WA-nya dua jam kemudian "ok kita ketemu, infoin aku nomor bloknya."
+++++++++++++++++++++++++
Sebagian dari cerita ini based on true story lhooo :)
Comment ya yang penasaran sama kelanjutan cerita Dita & Jan.
KC
KAMU SEDANG MEMBACA
When I See You Smile
ChickLitApa yang kamu harapkan saat pertama kali bertemu dengan orang yang kamu cintai. Jan Novak, tentang perjalanan dan cinta. Copyright Kafkacode All right reserved *gambar milik actlikeaman.com