Mereka pulang terpisah, Jan dan Leah searah dengan Leah sedangkan Dita berlawanan arah.
****
Dita tidak mau berpikir macam-macam, sikap Jan memang begitu, dekat dengan siapa saja, jadi aku ga boleh GR juga.
Perjalanan pulang kali ini lebih malam, dua hari kemarin dia sudah kembali ke hotel jam 7-an dan sekarang jam 9 baru menunggu MRT. Tetapi ini tempat yang ramai dan aman. Dita tidak perlu khawatir.
Jam 10 Dita sampai. Lobby hotel masih ramai. Sesampainya di kamar Dita mandi dan langsung terlelap.
****
Hari ini hari terakhir. Dita check out pagi, rencananya hari ini mereka akan ke Merlion dan Garden by the bay.
Ranselnya berat sekali.
***
Jan sudah menunggunya di lobby hotel. Mereka sarapan di rumah makan melayu sambil menunggu Leah.
"Kamu jealous ga?." Jan menggodanya.
"Silakan aja aku ga keberatan ko, aku kan cuma penonton."
"Berminat jadi peran utama?."
"Aku itu cuma setuju untuk good offering, kalo cast-nya cuma kamu hmmmm...."
"Only hmmm...and what's the meaning of hmmm?."
"Look, siapa yang bisa LDR?."
"Setiap orang bisa kalo mau."
"Sayangnya aku ga mau."
"Aku maksa."
"Kita ngomongin apaan sih?."
"Ngomongin aku maksa kamu."
"Kayaknya kamu ada masalah sama marketing, belum apa-apa udah sale."
"Bukan sale obral banting harga, good customer harus dikasih good discount kan?."
"Masalah kalo diskonnya gede."
"Ohya, aku pikir customer bakal happy dan stick sama brand itu."
"Ya kalau diskonnya terlalu gede, customer akan mikir harga aslinya sebenarnya murah banget."
"Kan aku bilang good discount, bukan banting harga, good discount ga bikin brand jadi keliatan murahan."
"Kamu lebih cocok jadi marketer dari pada jadi konsultan IT, serius."
"Buat kamu aku bisa jadi apapun...promise." Jan mengangkat tangan kanannya.
"Heeee...marketing lagiiii."
Dan Jan sadar tidak mungkin memaksa Dita, menjaga hubungannya tetap baik adalah keharusan.
Ting...
Leah WA : aku tunggu kalian di MRT station ya
***
Jan membawakan ransel Dita, awalnya Dita bersikeras untuk menggendong ranselnya sendiri, tetapi Jan memaksa membantunya. "Aku ga mau kamu bener-bener jadi Tinkerbell karena keberatan bawa ransel" Jan menggoda Dita.
Mereka mengelilingi Garden by the bay. Terpukau oleh kecanggihan teknologi yang digunakan untuk membuat tanaman di lahan beton, bahkan air terjunnya sesejuk suasana pegunungan.
Dua jam mereka di sana dan kemudian berpindah ke Patung Merlion. Landmark negara ini.
Dita berjalan paling depan karena kakinya sakit harusnya dia memakai sneakers tadi, ia melihat di belakangnya Jan masih berfoto-foto dan Leah yang sibuk menelepon temannya sejak tadi.
Dita terus saja berjalan tanpa menengok ke belakang. Dita ingin duduk, dia berjalan di sisi kiri arah Singapore Flyer. Tempat duduk menghadap Singapore river sudah diduduki, Dita berjalan terus hingga menemukan bangku kosong dan akhirnya duduk di situ, flat shoes dilepaskannya, ujung kakinya terlihat merah. Dia menunggu mereka di sini.
Hingga agak lama mereka belum juga kelihatan. Atau mereka ga jadi ke arah sini...kalo sampe ga ketemu bisa gawat, dia cuma bawa sedikit uang di tas selempangnya. Semua barang termasuk paspor dan hp ada di ransel.
Masih ditunggunya Leah dan Jan, Dita tidak mau ke arah balik karena kakinya masih sakit.
Angin sepoi sepoi menerpa wajah Dita, ia menggerai rambutnya hingga angin memainkannya. Beberapa orang yang sepertinya solo traveller minta diambilkan foto dan Dita membantu dengan senang hati.
Tiba-tiba
"Hey Mama Merlion akhirnya ketemu juga."
Dita tau suara itu, pasti karena rambutnya berantakan makanya dipanggil Mama Merlion, Dita tidak menoleh, tetap duduk.
"Aku cariin kamu dari tadi."
"Kita kesana yuk." Jan menarik tangannya.
"Aku di sini aja, kakiku sakit. Aku ga bisa ikut keliling lagi." Dita memakai sepatunya lagi.
"Aku gendong."
"Aku di sini aja, nanti pas makan siang baru aku ikut dan langsung ke airport."
"Katanya pesawat malam?."
"Jam 5 sore jadi jam 2 aku dah harus berangkat."
"Ya udah sekarang aku gendong kamu sampe sana, kita temuin Leah dulu dan bawa ransel kamu, kita makan di dekat sini aja." Jan balik badannya dan berjongkok.
"No..."
"Up...up..." Jan menunjuk pundaknya sendiri.
"Aku malu Opice."
"Kali ini aku beneran maksa kamu." Dan diambilnya tangan Dita kepundaknya dan langsung digendong. "Cute mobile backpack." Katanya lagi.
Dita malu dengan orang-orang disekitarnya, dipejamkan matanya dan hanya menghitung langkah Jan... Omg ini jauh sekali, Jan berjalan setengah berlari. Omg... Ini rasanya kayak di film-film Korea. ;p
"Tadaaa..."
"Dita...kamu kemana aja tadi, are you okay?." Suara Leah terdengar khawatir.
Jan yang menjawab pertanyaan Leah sambil memberi air mineral pada Dita. Dita meminumnya sampai habis.
"Hey I think you're a mermaid, 600 ml kamu habiskan sekali minum."
Mereka semua tertawa.
***
Mereka makan di City Hall dan selanjutnya Dita berpamitan.
"Aku bawa souvenir dari Indonesia buat kalian" Dita membuka ranselnya.
Sebetulnya 5 item ini untuk Jan dan kak Alice saja, tetapi karena ada Leah, haruslah dia membagi rata.
"Untuk kamu Opice, T-shirt"
Jan membuka T-shirt dan tersenyum lebar dan geleng-geleng kepala melihat gambarnya. Monyet yang sedang menggendong setandan pisang.
"Untuk Leah, pembatas buku wayang dan syal batik"
Leah memeluk Dita "ini banyak banget dear, thank you so much."
"Dan ini untuk kak Alice, syal batik dan magnet kulkas" Jan menerima magnet kulkas bergambar peta Indonesia dan syal batik berbahan chiffon.
"Terima kasih Leah for hosting me"
Mereka bersalaman, berpelukan dan cipika-cipiki.
"And you Opice, thanks" Dita menjabat tangannya.
"No hugs for me?." Jan dengan nada serius.
Mereka masih diam hingga akhirnya Jan memeluknya. "Thanks Dita, aku betul-betul seneng kita ketemu dan semoga kita bisa ketemu lagi, aku akan sering ke Asia dan kamu harus harus harus ke Czech, keep contact and take care my Dita, salam buat keluarga."
Dita tengadah mencegah air matanya jatuh.
Mereka dadah-dadah hingga punggung Dita tidak kelihatan lagi.
Ahhhh I love your wave good bye Dita..suara di hati Jan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I See You Smile
ChickLitApa yang kamu harapkan saat pertama kali bertemu dengan orang yang kamu cintai. Jan Novak, tentang perjalanan dan cinta. Copyright Kafkacode All right reserved *gambar milik actlikeaman.com