Kisah Gadis Itu

14 0 0
                                    


[ IA POV ]

( Lokasi Sekolah, 2014 )

Ada hal yang aku suka darimu, Ehm mungkin bisa dibilang sangat banyak hal yang aku suka darimu, sampai aku tidak bisa mendeskripsikan satu satu. Jantungku berdegup kencang berada di dekatmu.

Semuanya berawal saat kita bertemu pertama kali di lapangan basket, saat aku sedang ingin mengantarkan bekal makanan pada kakakku Yohio yang mengikuti ekskul basket. Aku melihat dirimu sedang bermain basket, seketika aku terpukau dengan permainan basketmu. Kau sangat lincah memainkannya kesana kemari, memasukkan bola ke ring setelah melompat. Tidak lupa kau menunjukkan senyuman tanda bahwa kau sangat menikmati olahraga itu. Jantungku berdegup kencang saat kau melewatiku untuk mengambil minumanmu dan kembali bermain basket.

Kau sangat mempesona, saat itu aku sadar bahwa aku sudah jatuh cinta denganmu. Aku mencari info tentang dirimu dengan bertanya pada kakakku Yohio. Kebetulan kalian satu ekskul.

Kak Yohio bilang bahwa namamu adalah Renuki Yuuma, kelas 2B, mengikuti ekskul basket dan bahasa inggris. Ternyata kau satu angkatan dengan kakakku. Setelah mendapat info tentangmu. Membuatku sering berkunjung ke lapangan basket untuk melihat dirimu.

Mataku tidak bisa mengalihkan pandangan darimu meskipun kau belum pernah memandangku sekalipun. Tapi itu bukan masalah bagiku jika aku masih bisa memperhatikan dirimu yang memiliki rambut berwarna merah muda seperti bunga sakura.

Karena dirimu aku mulai menjadi rajin memasak membuatkan bekal untuk kakakku agar bisa bertemu denganmu di lapangan basket dan menjaga penampilanku juga agar kau bisa memperhatikanku meskipun sedikit. ( Bisa dibilang agak modus )

Pernah kakakku menawari bantuan untuk membantu membuat Yuuma dekat denganku karena kasian padaku yang masih tidak diperhatikan olehnya, akan tetapi aku menolak tawarannya karena menurutku lebih baik aku menunggunya mendekatiku dengan kehendaknya sendiri.

Tapi setelah beberapa bulan kemudian, entah kenapa meskipun aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk terus menarik perhatianmu tapi kau masih tidak memperhatikanku.

Rasanya ingin menyerah bahkan perlahan senyumku yang selalu kupancarkan selama aku berkunjung ke lapangan basket mulai pudar. Pemain basket lain mulai mengkuatirkan perubahanku bahkan mereka berencana untuk memberitahu Yuuma soal diriku, tapi kenapa aku sekali lagi melarang mereka untuk melakukannya. Aku memohon mereka sambil tersenyum dan bilang bahwa diriku hanya sedang kurang enak badan, tetapi hatiku tetap menangis.

Aku duduk di taman sekolah saat jam istirahat kedua, saat itu aku memandang bekal makanan kakakku yang mau kubawa nanti pulang sekolah. Aku masih bingung apa aku harus menampillkan diriku lagi di lapangan basket atau aku langsung memberikan bekal ini ke kelas kakakku ya.

Saat aku sedang mengalami delima, dirimu datang menghampiriku. Kau menawariku minuman, aku terpaku melihatmu. Aku merasa terharu setelah kau juga memanggil namaku untuk yang pertama kali setelah empat bulan lamanya.

Aku merasa senang sekali apalagi kau mau duduk disampingku. Tidak tahu apa yang kau pikirkan tentangku tapi kau telah mengembalikan senyumanku setelah sekian lama menghilang. Kemudian kau pamit ke kelas. Kau bilang akan menantikanku di lapangan basket.

Jantungku berdegup kencang lagi, ternyata kau juga memperhatikan keberadaanku di lapangan basket rasanya, rasanya, rasanya ingin menangis. Aku mulai batuk, kebetulan saat itu aku mulai merasakan sakit bagian dada. Tapi aku menyembunyikan rasa sakit ini karena menurutku penyakit ini hanya batuk biasa yang sebentar lagi akan sembuh dengan sendirinya jika aku rajin meminum obat.

Tidak kusangka setelah perjuangan panjang, saling mengobrol di lapangan basket, kau tidak segan segan membantuku, kau akhirnya menawariku menjadi teman dekatnya. Mungkin aku terlalu banyak berharap untuk bisa berada disisinya tetapi aku tetap senang aku masih bisa dekat dengannya meskipun hanya sebatas teman saja.

.

.

[Normal POV]

(Lokasi Rumah Sakit, 2017)

"Itulah kisahku awalnya bersama dia, Gumi"

"Tapi meskipun aku penasaran dengan cinta pertamamu tapi mengapa kau menceritakan kisah panjangmu ini padaku, apalagi melihat kondisimu ini kau perlu beristirahat"

"Ehm.., itu bukan masalah, aku malah senang bisa berbagi ceritaku padamu"

"IA..."

"Baiklah... sampai mana tadi... Oh ya, untuk mempersingkat cerita saja ya, aku mengingat kejadian indah yang pernah kualami sampai sekarang yang membuatku selalu mengingatnya dan ada salah satu kebenaran yang aku ingin melupakannya..."

.

.

Awal dan akhir berbeda ( The Beginning and End are Different )Where stories live. Discover now