#cerpen
== Apa hanya Istriku? ==
Istriku bukanlah orang kantoran, tapi sibuknya luar biasa.
Kenapa?
Karena dia istriku.Kami tak mempunyai orang yang membantu di rumah, semua dikerjakan sendiri. Mulai dari urusan dapur, sumur sampai anak-anak pun dia yang mengurus.
Aku?
Tentu aku bekerja sebagai kepala rumah tangga, mencari pemasukan dari luar untuk mereka.Istri punya kekurangan yang paling kubenci, orangnya gampang bosan, Moody.
Akan tetapi kalau sedang mengerjakan hal baru, wahh ... jangan ditanya lagi. Dia akan lebih menggebu-gebu.Awalnya adalah ketika dia tepat berusia yang ke 32, empat tahun lalu. Aku memberi sebuah ponsel, kasihan karena dia memakai ponsel keluaran lama yang tak bergambar. Senangnya ... melihat Istri bahagia.
Dari situlah semua peristiwa luar biasa terjadi. Mulai dari kegemarannya berselfi, mem-video kegiatan anak-anak dan mengunggahnya ke akun sosmed.
Narsis.
Dasar emak-emak! Aku hanya bisa menggelengkan kepala, tetapi itu tak berlangsung lama, tak sampai tiga bulan. Berlanjut saat dia mulai gila belanja online, dari jam tangan anak, sampai (maaf) daleman juga dia tega COD.
Ampun, Deh.Hingga suatu saat dia tertipu, ketika tak kunjung menerima barang yang dipesan setelah mentransfer sejumlah uang, baru dia merasa kapok.
Tak berhenti sampai disitu, aku mulai menemukan menu makanan baru di meja makan. Dia rajin bikin brownis, kadang siomay kesukaan anak-anak, juga beberapa jenis makanan asing yang ujung-ujungnya?
Tidak dimakan.
Salah resep.Sebagai suami yang baik, aku tak pernah melarang apa pun kemauan istri asal masih dijalur yang benar. Toh, selama ini mengerjakan tugasnya dengan baik. Tumpukan piring kotor atau cucian yang menggunung pun, aku tak pernah pegang, atau lantai yang terkadang lengket karena terlambat mengepel?
Semua akan beres ketika aku membuka mata seusai tidur semalaman.Yang penting, ada secangkir kopi hitam dan sambal korek buatannya ketika merasa lapar. Karena aku tak suka sambal instan.
Yang lain?
Hehe ... dia semua yang mengurus.
Istriku yang serba bisa.Suatu hari, aku menemukan banyak sekali limbah plastik yang dia kumpulkan dari warung kopi didekat rumah. Ketika ditanya untuk apa? Istriku hanya menjawab singkat, Go-Green.
Busyet!
Lagaknya sok idealis, padahal dia hanya berpendidikan sampai ke sekolah lanjutan. Oh iya, dia juga anggota PKK.
Ternyata limbah itu untuk membuat prakarya, hasilnya lumayan karena dia membuat tas belanja dan dua buah tikar dari kegiatan itu.
Oke, not bad.Kemudian datang lagi paketan ke rumah. Beberapa alat kerajinan tangan.
Ya, Allah.
Ini apa lagi?
Ternyata istriku ikut grub pelatihan online kerajinan tangan.Aku hanya dapat mengelus dada, ketika menemukan di atas meja, televisi, lemari bahkan di dinding rumah mulai banyak bunga warna-warni bermekaran.
Tahu apa jawaban istriku ketika menyarankan untuk menjualnya?
Sayang, katanya.
Bikinnya pakai hati.Oohh ... No!
Seperti pagi ini, ketika tak menemukan kopi hitam saat bangun tidur. Sudah mencari di bawah meja, kusingkap taplak di atasnya, tetap juga tidak ada?
Kulihat dia sedang krusak-krusuk dengan limbah plastiknya, duduk di depan pintu."Cari apa, Pak?" tegurnya ketika melihatku celingukan.
"Kopi."
Istriku tampak kaget, lalu tersenyum dan bergegas ngeluyur ke dapur. Saking asyiknya dengan sampah plastik, dia lupa membuatkan kopi untuk suaminya.
Astagfirullah.
Semoga kamu selalu sehat, istriku sayang. ❤________
Terima kasih sudah membaca.😊