Chapter 8

4.8K 344 15
                                    


Happy reading ❤️


-
-
-
"Ali tolongin gue bangun tenda dong,tenda nya si Prilly biar dibangunin Kevin sama yang lainnya nah Lo bantuin gue ya pliss." Ucap Tamara tanpa tau malu berbicara seperti itu didepan Prilly. Hancur sudah mood Prilly untuk mengikuti camping.

"Ehh gimana yaa gue..." Belum sempat Ali melanjutkan bicaranya tiba-tiba Prilly menyahut.

"Lo bantuin aja Tamara gue bisa cari bantuan lain." Sahut Prilly datar.

"Nggak ah gue bantuin Lo aja Pril." Jawab Ali sambil mendekatkan diri kepada Prilly.

"Udah lah Li bantuin gue aja lagian kan Prilly nggak butuh bantuan Lo." Sahut Tamara dengan wajah yang diam-diam menatap Prilly sinis, Prilly yang sadar ditatap seperti itu hanya menatap balik tanpa minat sambil memutar kedua bola matanya.

"Norak." Gumam Prilly pelan tetapi masih terdengar oleh Ali yang berada tepat di sampingnya. "Yuk ahh Jes daripada kita ngebacot aja disini mending kita langsung bangun tenda aja biar cepet selesai." Lanjutnya lalu menggandeng tangan Jesika.

"Vin, Li gue duluan ya." Pamit Jesika pada dua makhluk tersebut.

"Ehh Prill tungguin gue." Ucap Ali hendak menyusul Prilly tetapi tiba-tiba lengannya ditahan oleh Tamara.

"Yuk Li bantuin aku aja." Ucap Tamara dengan manja lalu menggandeng tangan Ali untuk mengikutinya.

Disebelah sana Prilly masih memantau Ali yg hanya diam saja ketika tangannya digandeng oleh Tamara, melihat itu membuat mood Prilly benar-benar hancur hari ini.

"Gue kecewa sama Lo Li." Gumam Prilly pelan.

"Prill Lo gapapa kan? Ngga usah diladenin ya si Tamara." Tanya Jesika ketika melihat wajah Prilly seperti ingin menangis.

"Nggak kok gue gapapa kali hehe." Jawab Prilly dengan cengengas cengenges.

"Lo tuh paling nggak bisa boongin gue Prill." Ucap Jesika dengan nada yg lembut pasalnya Jesika tau jika seperti ini Prilly tidak bisa ditanya secara paksa.

"Gue gapapa Jesika sayang udah ahh yuk bantuin mereka bangun tenda aja." Ucap Prilly lalu berdiri dan diikuti oleh Jesika menuju kerumunan kelompoknya yang sibuk membangun tenda.

Saat Prilly membantu kelompoknya membangun tenda tiba-tiba sosok Brian menghampirinya membawa cemilan dan minuman favorit Prilly.

"Haii inces Prilly sayangnya Abang Brian ehhe nihh Abang bawain cemilan kesukaan inces." Ucap Brian dengan wajah yang ceria. Hal seperti ini saja sudah bisa menghibur Prilly.
Memang diam-diam Brian ini bisa menjadi moodbooster Prilly ketika ia sedang bdmd kepada Ali.

"Wahh makasih kadal buntung tumben tau aja kalo gue kelaperan." Pekik Prilly senang lalu menyerbu cemilan yang ada ditangan Brian.

Brian menggandeng tangan Prilly allu menuntun untuk duduk di tepi tenda yang sudah jadi dengan menikmati cemilan bersama dan bercanda gurau saling menjahili. Di seberang sana terlihat sosok lelaki yang menatap mereka dengan geram dan menahan amarah lalu segera menghampiri mereka berdua untuk menghancurkan canda guraunya.

"Ekhem asik banget nih." Ucap Ali dengan raut muka yang menahan amarah.Ya lelaki itu adalah Ali.

"Ehh musuh bebuyutan, iya nih lagi asik berduaan ehh Lo malah Dateng." Sahut Brian dengan santai.

"Minggir bangsat Prilly gaboleh makan makanan sembarangan apalagi dari Lo." Ucap Ali sambil mengambil cemilan yang berada ditangan Brian. Yang sudah terlanjur ditangan Prilly ia biarkan gadis itu tetap memakannya.

"Bacot banget sih Lo dateng-dateng ngamuk-ngamuk kek orang gila." Sahut Brian dengan muka yang menahan kesal pada Ali.

Prilly hanya diam lalu menatap Ali sebentar dengan raut muka yang datar tanpa ekspresi,Ali yang melihat itu semakin merasa bersalah karena tidak menemani Prilly membangun tendanya dan membiarkan gadis itu kelelahan.

"Eh Brian Lo tadi dipanggil tuh sama Bu Rini katanya ada perlu." Bohong Ali pada Brian agar lelaki itu membiarkan Ali bicara berdua dengan Prilly.

"Beneran Lo?." Tanya Brian.

"Iyee beneran, masa cogan kek gue tukang boong sih." Sahut Ali dengan pedenya.

"Pril gue kesana dulu ya Lo ati-ati kalo berduaan sama Ali nanti Ali gigit." Ucap Brian lalu berlari kencang meninggalkan mereka berdua.

"WOY BANGSAT KAMPRET." Teriak Ali pada Brian yang sudah lari menjauh.

Tiba-tiba Prilly berdiri ingin meninggalkan Ali, tetapi lelaki itu menahan pergelangan tangan Prilly untuk menuntunnya kembali duduk.

"Maafin gue ya harusnya tadi gue bantuin Lo aja bukannya bantuin Tamara." Ucap Ali dengan lembut takut Prilly malah marah-marah.

"Gapapa." Singkat Prilly lalu melenggang pergi begitu saja meninggalkan Ali.

"Arghh sial si Tamara." Geram Ali dengan muka yang menahan marah, Ali tuh paling nggak bisa didiemin Prilly.

***

Saat malam hari tiba suasana camping di puncak semakin seru dan suasana nya semakin dingin,Prilly menggunakan jaket tebal tetapi dia tetap merasa kedinginan padahal ia dan Jesika sudah berada didalam tenda.

"Jes kok dingin banget ya?." Ucap Prilly sambil menggosokkan kedua tangannya untuk memperhangat kulitnya.

"Iya nih Pril,Lo kedinginan? Gue panggilin Ali ya?." Tanya Jesika dengan khawatir pasalnya jika Prilly kedinginan gadis itu tidak akan berhenti menggigil.

"Enggak usah Jes gue lagi males sama Ali." Jawab Prilly sambil memejamkan matanya mencoba untuk memaksa tidur.

"Nanti kalo gue nggak bilang sama Ali tentang keadaan Lo kayak gini gue nanti dimarahin Ali Prill, udah deh nurut ya sama gue." Ucap Jesika lalu langsung melenggang pergi menuju tenda Ali.

"Li Prilly kedinginan banget." Ucap Jesika dengan nada khawatir ketika ia sudah sampai di depan tenda Ali.

"Hah beneran? Dimana sekarang?." Tanya Ali dengan wajah yang tak kalah khawatir.

"Di tenda sendirian,samperin gih." Ucap jesika.

"Yaudah gue kesana dulu." Lalu Ali segera berlari menuju tenda Prilly dengan wajah yang sangat khawatir. Ahh bagaimana jika nanti Prilly kenapa-napa? Lagian kenapa sih tadi ia harus membuat Prilly marah.

"Prill Lo gapapa kan?." Ucap Ali dengan lembut lalu memasuki tenda gadis itu.

"Nggak." Sahut Prilly singkat sambil memejamkan matanya.

"Udahan dong marahnya maafin gue." Ucap Ali dengan nada yang sendu lalu mengelus puncak kepala gadis itu dan diam-diam ia mendekat kearah Prilly yang sedang dalam posisi tidur membelakanginya lalu merengkuh badan mungil itu ke dalam pelukannya.

"Apaan sih Lo pergi sana gue nggak butuh bantuan Lo." Ketus Prilly sambil melepas rengkuhan Ali.

"Nggak,gue tau Lo lagi kedinginan." Ucap Ali semakin mempererat rengkuhannya,Prilly tetap memberontak dalam pelukan Ali.

"Berhenti atau gue cium?." Ucap Ali dengan nada tegas.

"MAKANYA LEPA..." Belum sempat Prilly melanjutkan bicaranya tiba-tiba ada benda kenyal menyentuh bibirnya.

CUP.

Awalnya hanya sebuah kecupan biasah lalu mereka berdua larut dalam cumbuan yang memabukkan,ketika Ali tak merasakan pemberontakan dari Prilly lelaki itu melanjutkan aksinya untuk menjelajahi bibir gadis itu.

Saat Prilly sadar Prilly langsung melepaskan ciumannya dan kembali memasang muka datar dan pura-pura tertidur lagi.

"Yaudah deh selamat tidur, gue tetep jagain Lo disini kok sampai Lo bener-bener tidur nyenyak." Bisik Ali tepat ditelinga Prilly lalu mengecup kenin gadis itu.

Diam-diam Prilly tersenyum sambil memejamkan matanya membiarkan Ali menjaganya dan ikut rebahan disampingnya.




-
-
-
-

NEXT or STOP?
Jangan lupa komen,vote,kritik dan sarannya🙏❤️

Typo?sorry.

Sweet Ex-boyfriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang