chapter 4

5.5K 345 13
                                    

"Tungguin gue dulu kek jangan main kabur sama si Brian kampret itu,gue cemburu tau apalagi dia tadi pegang-pegang pundak Lo,ngeselin banget emang si bangsat." Cerocos Ali pada Prilly saat sudah sampai di kelas.

"Hm." Hanya dibalas deheman oleh Prilly.

"Kenapa Lo yg marah? Kan seharusnya gue yg marah!."gerutu Ali lalu langsung mengambil tempat duduk disamping Prilly.

"Lo kan sibuk sama cabe-cabean Lo itu ya mending gue manggil Brian aja lah."

"Pokoknya Lo nggak boleh deket-deket Brian lagi! Gue nggak suka." Ucap Ali dengan tegas.

"Terserah gue dong Lo aja boleh deket-deket sama siapa aja,minggir-minggir ini tempatnya Jesika ishh." Ketus Prilly sambil mendorong Ali untuk berpindah ditempatnya sendiri.

"Nggak ah gue mau duduk sama Lo." Kekeuh Ali.

"JESIKA WOII CEPETAN SINI! ALI NEMPATIN TEMPAT LO LAGI NIH!." Teriakan Prilly membuat satu kelas geleng- geleng karena kelakuannya yg tengil dan suaranya yg cempreng.

Jesika hanya mengelus dadanya sabar lalu melangkah menuju bangkunya yang berada disamping Prilly.

"Minggir Lo Alibaba."ucap Mila pada Ali yg tetap duduk santai.

"Pantat gue udah lengket nih kagak bisa pindah." Dengan tengilnya Ali mengangkat kakinya diatas meja.

"HEH ALI PINDAH NGGAK LO." Pekik Prilly tepat di telinga Ali.
Ali hanya cuek dan tidak beranjak sama sekali. Ia sudah biasah mendengar teriakan gadis cempreng itu.

Jesika yg tidak kuat dengan kelakuan mereka berdua pun memilih berpindah di bangku depan.

"IHH JESIKA KENAPA LO DIEM AJA SIHH." Pekik Prilly.

***

Saat Prilly dan Jesika berjalan di kantin ia seperti menghirup bau asap rokok dan suara rame-rame yg berasal dari gudang.

"Pril kok bau rokok ya?." Sambil mengendus endus sampai ke badan Prilly.

"Ngapa Lo ngendus sampek badan gue bego, Ehh iyaa kok kayak bau rokok ya? Kayaknya dari gudang deh."

Mereka berjalan mengendap-endap menuju gudang lalu membuka pintunya.

Betapa terkejutnya ia melihat Ali ikut merokok padahal waktu itu ia berjanji akan berhenti.
Prilly yg sudah kenal dan akrab dengan teman-teman Ali itupun dengan santai berjalan ke arah mereka yg diikuti oleh Jesika dari belakang.

"Ekhem seru nih kelihatannya." Sindir Prilly.

Ali langsung menegang dan kaku melihat siapa yg bersuara.
Dengan cepat ia langsung membuang rokoknya dan diinjak-injak sampai hancur.

"Eh Prilly,kok bisa ada disini? Sama siapa?." Gugup Ali sambil menatap tajam temannya yg sedang cekikikan.

"Bisa dong Prilly gitu loh,Indra penciuman gue kan tajem jadi ya kalo ada bau-bau rokok gitu kerasa ehh taunya..."ucap Prilly sambil menggantungkan kalimatnya.

"Itu gue tadi di paksa sama para kampret-kampret ini beneran deh padahal gue udah nolak kok."

"Terserah Lo sih gue mah nggak peduli lagian kita udah jadi mantan kan?." Wajah Prilly tetap datar namun ketika ia akan melangkah pergi Ali mencekal tanganya.

"Maafin ya gue nggak akan ngulangin lagi kok,gue lagi ada banyak masalah,gue mau curhat sama Lo tapi akhir-akhir ini Lo sensi banget sama gue sampe gue bingung harus gimana lagi." Ali memandang Prilly sendu lalu menundukkan kepalanya.

Mata Prilly berkaca-kaca ia tak tega melihat Ali seperti ini,pasti ini karena masalah keluarga. Ali itu jarang akur sama orangtuanya apalagi sama ayahnya karena ayahnya terlalu menekan Ali untuk menjadi pria yg pintar dan pendiam. Mana bisa Ali menjadi seperti itu?.

Prilly langsung menubruk tubuh Ali untuk dipeluknya dan Ali membalas pelukan itu lebih erat,yg ia butuhkan hanya pelukan seorang Prilly yang bisa membuatnya tenang.

"Gue siap kok jadi tempat curhat Lo kaya biasanya maaf akhir ini gue sensi sama Lo." Ujar Prilly mengelus punggung Ali untuk menguatkan pria itu.

"Makasih,makasih banget udah hadir di hidup gue untuk jadi penguat sekaligus penyemangat,maafin sifat gue yg kadang nyebelin. I love you so much plis jangan ngejauh dari gue pril." Bisik Ali ditelinga Prilly.

"Iya sama sama,i love you too. Udah ahh jangan melow-melow pokoknya jangan ngerokok lagi kalo ada masalah!." Tegas Prilly sambil melepas pelukannya.

"Siappp Bu boss." Ali tersenyum dengan manis lalu mengecup kening Prilly. Kurang sosweet gimana cobak mantan goals satu ini?

"Awww mantan goals banget sih jadi pengen gue."Sorak teman-teman ali yg membuat mereka berdua malu karena telah mengumbar mesra didepan cecunguk-cecunguk itu.

***
"Woy mantan." Teriak Ali sambil berlari menuju Prilly.

"Paan." Jawab Prilly singkat.

"Kata mami dia kangen tuh sama lo."

"Terus?."

"kuy kerumah gue, gue punya PS baru coyy uhh keren banget pokoknya." Ujar Ali dengan menaik turunkan alisnya.

"Emm gimana ya,boleh dehh gue juga kangen sama mami Lo." Sahut Prilly.

"Yaudah yuk masuk ke mobil cepet jangan lelet jalannya." Ucap Ali berjalan memasuki mobil mendahului Prilly.

"Giliran kalo gue sensi aja dibaik-baikin kalo gue lagi baik aja di biar-biarin,dasar mantan biadab." Gerutu Prilly sambil mencebikkan bibirnya.

***

"ASSALAMUALAIKUM MAMI ECI." Pekik Prilly ketika sudah sampai rumah Ali. Ya begitulah Prilly dia memang dekat dengan keluarga Ali tetapi hanya dekat dengan mami nya dan Kaia kakaknya.

Ali hanya geleng-geleng melihat kelakuan mantan nya yg hobi teriak-teriak

"Walaikumsalam sayang." Sambut Mama Eci dengan memeluk Prilly. "Kok jarang banget kesini sih? Marahan sama Ali? Atau emang nggak kangen nih sama mami?." Lanjutnya.

"Enggak marahan kok cuman ya gitu kita udah putus hehe tapi tetep baik-baik aja kok mi, ya kangen banget donggg." Ujar Prilly sambil meringis.

"PUTUS?." Pekik mami Eci.






Gimana?Penasaran?😂 wkkwk.
Jangan lupa vote , komen, kritik dan sarannya Yaaa karena ini cerita awal aku:*
Typo? Sorry hehe

Sweet Ex-boyfriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang