Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hai.. Sudah lama saya tidak berkata untukmu. Apa kabar diri Anda? Apakah Anda baik-baik saja? Yah saya harap Anda selalu dalam lindungan-Nya. Eumm jangan terlalu Percaya Diri dulu ya, jangan artikan sapaan saya ini sebuah sifat manis untuk Anda. Haha tidak sama sekali bahkan. Tenang, saya sudah melupakan Anda! Lalu? Untuk apa saya menyapa Anda? Bukan apa-apa. Saya hanya ingin menjalankan sebuah penyampaian sayatan hati saja dan tidak lebih.
Ingatkah kisah kita? Kisah kita beberapa tahun yang lalu. Sangat indah bukan hehe. Bahkan hadirnya cinta anda kepada saya sangat saya hargai dan sangat saya terima dengan hati yang tulus.
Kisah kita berjalan begitu lama. Eum tidak ternyata saya salah. Tidak begitu lama tetapi begitu singkat. Sesingkat perjalanan hidup dari Tuhan.. Jujur, saya bersyukur bisa mengenal mu wahai pengkhianat😊 Karena hadirnya anda dalam hidup saya pernah mengajarkan saya rasa sayang kepada cinta pertama. Walau pada akhirnya pengkhianatan yang memperindah hubungan kita menjadi berakhir..
Hmm saya bersyukur. Bersyukur karena anda jahat. Kenapa? Karena saya menjadi tahu bahwa diri anda itu buruk untuk saya..
Tuhan begitu baik kepada saya ternyata. Karena telah menjauhkan saya dari orang pengkhianat hati macam anda.
Baik-baik lah anda di dunia mu. Jangan anda mengulang penyayatan hati kepada orang lain lagi. Cukup saya yang menderita oleh kekejian anda. Jangan orang lain!
Teruntuk Anda, sang Pengkhianat Jiwa!
_Kediri, 24 Februari 2019_
#Dear, mantan yang tidak kucintai #Surat #Dariku "Dita" yang tidak ingin mengingatmu 📝BIODATA PENULIS _Hallo, perkenalkan. Nama "SAYA" Aditya Fatmala Santi. Saya gadis kelahiran Kediri pada tahun 1999. Untuk sekarang "SAYA" sedang menikmati pendidikan di Universitas Swasta di salah satu Kota "SAYA". Menulis itu asyik menurut "SAYA", tetapi terkadang juga membingungkan hehe. Mengapa Surat tertulis "SAYA" dan "ANDA" ? Karena kata "AKU" dan "KAMU" terlalu akrab untuk kita yang telah berakhir. Bukannya "SAYA" membenci, tetapi "SAYA" tidak ingin mengingat hal yang menyakitkan untuk hatiku yang rapuh ini._
