Sudah 1 bulan jimin dinyatakan koma oleh dokter dan bulan juga jungkook sudah seperti mayat hidup. Makan tak pernah teratur, sering melamun bahkan meminum alkohol. Berita penculikan dan penyiksaan terhadap jimin menyebar keseluruh kantor bahkan manager kim seokjin hampir saja pingsan jika tubuhnya tak ditahan oleh karyawannya sendiri, bahkan taehyung murung dan yang lain pun ikut bersedih.jimin dikenal sebagai orang yang ramah dan sopan sekaligus sangat cekatan dalam bekerja, makanya ia sering mendapat julukan si tangan kanan Manager walaupun Manager Kim sangat menyayangi semua karyawan tanpa kecuali.
Sementara itu Jungkook terus menatap foto ditangannya dengan tatapan kosong, jisub masih memantau tuannya atas perintah oleh Tuan Besar. Ia mengingat saat mereka merayakan tahun baru bersama di halaman apartemen milik Jungkook saat masih menjadi sepasang kekasih.
Jungkook meneteskan air matanya lalu terisak pelan, padahal ia baru saja meminang mantan kekasihnya tersebut namun jimin sudah dinyatakan koma dan tak tau kapan ia siuman. Jisub masih setia menatap jungkook, ia mendapatkan kabar dari tuan besarnya lalu membola matanya terkejut atas keadaan jimin. Walaupun L sudah mati dan Hongbin akan dihukum mati tapi tetap saja melihat Tuan jungkook dengan keadaan seperti ini membuatnya sakit. Ia sudah merawat dan menjaga jungkook saat jungkook masih sekolah menengah pertama bahkan sudah dianggap anak sendiri.
"Jimin hiks aku mohon bangunlah sayang" lirih jungkook pelan, jisub menghela nafas dan ia merasakan getaran dihandphonenya lalu mengangkat telpon dari bos besar.
"Halo tuan Besar""Apaa?" Jisub menoleh kearah Jungkook sementara Jungkook menatap asistennya bingung, jisub tersenyum tipis.
"Tuan jimin sudah siuman tua "
.
.
.
Jungkook melangkahkan kedua kakinya cepat dikoridor rumah sakit, ya dengan sigap ia meninggalkan kantor dan menyuruh jisub untuk menangani permasalahan dikantor. Ia melihat tuan dan nyonya park menangis melihat anaknya diperiksa. Jungkook yang kebingungan langsung menoleh kearah pintu rawat inap, terlihat jimin meronta sambil berteriak didepan para suster dan dokter.
"Ma ..jimin kenapa??" Tanya jungkook pelan, tuan park menatap jungkook khawatir .
"Jimin tiba-tiba siuman namun ia langsung berteriak sambil meraung-raung untuk dilepaskan .ayah tak tau apa yang harus dilakukan saat dokter menyuruh kami untuk keluar."Ucap tuan park sambil memeluk istrinya, dokter telah keluar dari ruang perawatan jimin lalu menatap ketiganya.
"Dok bagaimana keadaan jimin?"tanya Tuan park, sementara jungkook hanya diam saja sambil melihat jimin kembali tenang. Dokter itu menghela nafas pelan
"Selain luka serius ditubuh Tuan jimin ,Tuan jimin mengalami gangguan kejiwaan yang sangat mengkhawatirkan. Kami sarankan tuan jimin harus dibawa ke psikolog segera."ucap sang dokter lalu pamit pergi dan meninggalkan kedua orang tua jimin dan jungkook dilorong rumah sakit.
"Jungkook jagalah jimin, ayah akan membawa ibu pulang karena ibu keadaannya sangat kacau" jungkook menganggukan kepalanya lalu memasuki kamar jimin. Ia menatap tubuh jimin yang terdapat beberapa luka yang sudah mengering dan memarnya sudah hilang, kepala jimin diperban. Bibir jimin yang terlihat sangat cerah seperti buah ceri kini pucat, kulitnya yang selalu berseri-seri kini tidak lagi.
"Jimin-ah ,mereka sudah mati semua ditanganku. Jangan takut apapun lagi"lirih jungkook mengusap tangan jimin pelan, ia mengarahkan tangan jimin ke pipinya lalu menangis hingga tangan itu basah.sungguh jungkook sangat lemah melihat keadaan jimin walaupun sudah sedikit membaik.
.
.
.
Jimin sudah terbangun dari tidurnya ,ia hendak berteriak ketakutan namun jungkook dengan sigap langsung memeluk jimin.
"LEPAS HIKS GAK MAU HIKSS AKHHHH AMPUN!!" Jungkook menangis mendengar jeritan suara pilu jimin, ia memeluk erat sambil mengelus punggung jimin.
"Aku jungkook, jimin. Tenang aku disini menjagamu hiks" jungkook menangis merasakan bebannya sangat berat, jimin langsung terdiam mendengar nama jungkook langsung memeluk jungkook erat.
"Aku mau pulang hiks gak mau hiks mereka akan menyiksaku terus hiks gak mau jungkook" lirih jimin pelan, para dokter sudah datang lalu memeriksa keadaan jimin. Jungkook meminta agar dia didalam dikarenakan jimin engga mau diperiksa sama dokter.
Dokter Kim Namjoon menghela nafas pelan lalu menatap jungkook, ia didatangkan langsung oleh Pamannya Tuan Jeon setelah jimin memaksa untuk pulang. Dan disinilah sekarang, dirumah milik jimin. Namjoon selaku dokter psikolog memeriksa keadaan jimin, namja manis itu menggelengkan kepalanya kencang sambil meringkuk gemetaran.
"Tenanglah jiminie, ini kakak sepupuku yang akan mengobatimu. Hey sayang" ajak jungkook namun tak didengar oleh jimin, ia memeluk namja manis itu pelan. Namjoon terpaksa menyuntik obat bius kepada jimin lalu memeriksa keadaan jimin setelah jimin mulai tenang.
"Kook, aku akan kesini 3 kali hari sambil memeriksa keadaan psikologis jimin. Kau dan yang lain harus melihat atau menemani jimin. Mungkin luka fisik itu yang menyebabkan ia mengalami trauma." Ucap namjoon lalu dianggukan oleh jungkook, ia menatap jimin yang tertidur diatas ranjang tersebut.
"Baiklah, terima kasih hyung"ucap jungkook dan setelah namjoon pergi, jungkook mendekati ranjang jimin dan duduk disamping tubuh jimin. Ia mengusap kedua pipi yang telah tirus itu pelan
"Cepatlah pulih jiminie, aku akan menikahimu biar takkan ada yang mengganggu kita lagi"
"Dikecupnya dahi jimin hingga air matanya jatuh mengenai wajah jimin.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet You || KOOKMIN
Fanfictionjimin memiliki masa lalu yang kelam, ia sering dibully oleh teman-temannya. memang dulu jimin sangatlah cupu dan kutu buku. namun saat ia pindah ke seoul, penampilannya berubah seratus persen. Park Jimin ,seorang namja cantik yang menjabat sebagai s...