sembilan.

2.4K 52 1
                                    

Didalam kamar ita yang sedang selonjoran di atas kasur empuknya . Tiba tiba pikiran ita melayang memikirkan pak polisi gantengnya.

Ita melihat dimas yang sedang membuka bajunya dibalik jari jari tangan ita mengintip sedikit melihat badan dimas yang begitu wow...Pispack

Ita tersadar...pikirannnya mulai melayang membayangkan yang tadi siang. Sambil pemukul pipinya .

Ita memcoban menghilangkan pikirannya tiba tiba perut ita sakit.
Ita meringis kesakitan di bagian perutnya.

"Mbak.... lela... aduh sakit mbak... ambilin obat teteh mbak " kata ita menahan kesakitan.

"Iya tetah... ada apa teh"
"Mbak ... perut teteh sakit mbak aduh sakit mbak"
Mbak lela panik sambil mencari kotak obat.

"Dibagian mana perut teteh sakitnya" kata mbak lela membawa kotak obat.
"Di sini mbak sakit"
Mbak lela memeriksa perut ita yang sakit.

"Tadi siang teteh makan apa?"
"Makan bakso"
"Aduhh tetah kok makan bakso.. teteh kan ngak boleh makan bakso tetah kan maagh "
"iya teteh tau.. teteh kan lapar"
"Lapar boleh . Bnyaknya pakai sambalnya ya"
"Iya...heeehe" kata ita cengengesan
"Udah minum obat ini dulu sementara "
"Teteh tidur dulu ya"
Ita tertidur untuk meredakan rasa sakit di perutnya.

-------------

dikampus seperti biasa mereka selalu berkumpul tapi ada yang rasanya kurang di antara mereka.
Jeki yang beberapa hari ini dia jarang berkumpul dengan mereka sedangkan dilla yang biasanya heboh beberapa hari ini dia banyak diam.

Mereka merasa sepi tanpa ada jeki sedangkan dilla yang sekarang sering diam dan selain itu mira yang beda fakultas kini jarang bekumpul. Ita merasa sepi.

Dilla yang satu fakultas dengannya mulai menjauh.
Ita merasa heran terhadap sahabatnya.

Ita yang sedang duduk ditaman melamun tiba tiba angin berhembus duduklah seseorang disampingnya
" jeki.... kagetin gw aja lu"
Jeeki hanya tersenyum.

Dibalik pohon mata memandang mereka berdua yang sedang bercekraman bahagia.

Seseorang menepuk pundak dilla
Dila terkejut
"Apa lu lihat dill" kata mira
Mira melihat arah dilla lihat
"Jeki dan ita" kata mira
Dilla menahan rasa sakit dihatinya.

"Dil... sabar.. lu jangan marah sama ita dia tidak tau apa apa tentang lu dan jeki" dila hanya diam.

Dilla melihat lagi kearah ita dan jeki mereka berdua tak tampak lagi disana dila mencari keberadaan mereka dillla tidak menyemukan mereka.

Dilla mulai menangis terduduk dilla mengira jeki telah mengutarakan perasaannya pada ita.

Mirra melihat dilla terduduk lesu dengan segera menghampiri dilla.

"Kenapa harus sahabat kita mira.. kenapa?" Kata dilla
Mira hanya diam tidak tahu apa jawabnya.

Dilla yang tertunduk menangis mira mencoba menenangkan dilla tiba tiba ita datang dengan wajah yang sangat bahagia.

Melihat dilla yang duduk tertunduk kelututnya ita heran melihat dilla.

"Mira kenapa dengan dilla" ita sngat kuwatir dengan sahabatnya yang tampak merundung sedih.

"Tanyakan lah ta kenapa dilla" jawab mirra.
"Dilla lu kenapa? Siapa yang membuatmu menangis begini"tanya ita kepada dilla .
Dila hanya menjawab ketus. " kepala gw pusing".
"Udah minum obat . Nih gw bawa obat pusing"
Dilla mencoba menenangkan pikirannya agar tidak terlihat dilla sangat marah dengan ita.

"Udah barusan" kata dilla
"Oh iya.. hari ini gw sangat bahagia sekali" kata ita bersemangat.
"Bahagia kenapa?" Tanya mira
Dila mencoba menahan air matanya.
Dilla telah mengira bahwa jeki telah mengungkapkan perasaanya pada ita.

Dengan senang hati ita melihatkan cincin di jari manisnya.
Reaksi mereka berdua hanya terdiam.
"Kok kalian diam aja.. ini kabar gembira tau sahabat kalian ngak jomblo lagi" kata ita.

"Iya kita udah tau lu akan bahagia di atas penderitaan orang lain" kata dilla
Mirra mencubit pinggang dilla.
"Aww sakit miraa" kata dilla meringis memegangi pinggangnya.

" maksud lu dill apa? " kata ita penasaran."mirra dila kenapa sama gw ketus jutek gitu sama gw.
Lalu dilla pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan ita.
"Aku tidak tahu.. tanyakan saja pada dilla itu urusan perasaan kalian berdua"kata mirra lalu meninggalkan ita sendirian.

"Haii.. tunggu kalian mau kemana.. ada apa dengan kalian" ita mencoba mengejarnya. Ita masih heran dan penasaran terhadap sikap dillla terhadapnya akhir akhir ini.


--------

"Dilla lu tu jangan kayak gitu dong sama ita. Ita kan sahabat kita dari sekolah dulu sampai sekarang, kalau lu kayak gini bagaimana dia tau perasaan lu."
"Seharusnya dia mengerti dengan perasaan sahabatnya"
"Bagaimana dia harus mengerti dengam perasaan lu, sedangkan lu bersikap sepeti ini."
"Terus gw harus lakukan apa?"
"Lu harus katakan perasaan lu sama ita, lu kam tau selama ini ita ngak pernah bohong dengan segala apa ia alami dia selalu cerita minta solusi sama kita apa lu ngak ingat"
Dilla tertunduk memikirkan apa yang dikata kan mira memang selama ini ita tidak pernah sembunyikan apapun pda mereka.


"Oke gw harus cari ita."
Mereka berdua pun pergi mencari ita namun mereka tidak menemukan ita begitu juga dengan jeki. Dilla bertanya kepada teman teman jeki mereka pun tidak melihat jeki seharian ini.

Dilla dam ita pun mencoba menghubungi ita dam jeki namun nomor mereka tidak dapat dihubungi.
Dilla mulai panik dila mulai memikirkan jika ita dan jeki pergi berdua.







Ditepi jalan ita marah marah melihat sahabatnya begitu marah pada karena dia bertunangan dengan dimas.

"Apa kalian ngak senang gw tunangan sama dimas.. kenapa apa salah dia sehingga kalian tidak merestui gw."

Ita seprti orang gila di tengah jalan berbicara teriak -teriak seprti orang gila.

Tiba tiba mobil polisi datang menghampirinya.
Ita melihat mobil polisi berhenti di depannya ita lari menjauhi mobil polisi. Keluar seseorng dalam mobil lalu mengejar ita.

Di keramaian orang melihat ita dikejar polisi sepeti buronan kabur.


Akhirnya dimas berhasil menangkap ita sekaligus dengan brogol di tanganya.

"Lepasin apa apan ini... lepasin" kata ita memberontak.
"Ikut aku.. siapa suruh lari" kata dimas tenang.
"Dimas lepasin gw malu dilihat sama orang banyak"
Dimas hanya diam dan tetap membawa ita.
Ita merajuk merengek ingin dilepaskan ita duduk agar dimas melepakan brogol di tangannya.
Tak tangung tangung dimas mengendong ita di depannya.
"Ehh...... dimas turunin malu tau" kata ita dimas tetap saja diam orang sekelikingnya memperhatikan mereka.

Setelah itu mereka melaju pergi dengan mobil polisi yang dikendarai dimas.

"Dim.... lepasin brogolnya... emang gw buronan kabur apa?" Kata ita marah.
Dimas tetap saja diam sambil menyetir mobil.

"Dimas lepasin brogolnya tangan ge sakit" kata ita.
Mendengar tangan ita kesakitan dimas mendadak berhenti.

"Dimas hati hati dong nyetir mobilnya lu mau bunuh gw apa!"
Dimas melepaskan brogol ditangan ita.
"Tangan kamu sakir yang man"tanya dimas kwuatir.
"Lihat tangan gw merah - merah" .
Dimas memegang tangan ita yang kemerahan karena tangannya di borgol.

Dimas melihat tidak ada tangan ita kemerahan karena borgol sedangkn borgol tidak begitu sempit.


















-------132019










Jodohku Pak Polisi GantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang