Kriing kriiing...
Bunyi nyaring dering telepon rumah yang sudah sejak sekitar 10 menit lalu masih juga belum diangkat pemiliknya. Membuat Paman Sam mulai kesal kemudian berseru memanggil keponakannya.
"Liliana Rosaline!!!"
Sungguh gadis itu masih belum turun juga, ia sedang sibuk menyiapkan sarapan serta bekal untuk keponakan kesayangannya. Namun yang ditunggu entah kelamaan berendam atau berdandan dikamar.
Derap sepatu menggema membelah ruangan, Lili secepatnya berlari menuju meja telfon dekat rak tv.
Ia mengangkatnya segera, "Hallo..."
"Yak dasar gadis pemalas, sudah jam berapa ini kau belum berangkat juga, dan kenapa kau mengabaikan telfon ku eh?kenapaaa? Lalu apa gunanya aku memberikanmu ponsel hah? Bla bla bla...."
Lili sudah jengah mendengar ocehan kakak laki-lakinya alias saudara kembarnya itu, kupingnya bahkan bisa sakit bila saja dia tidak menjauhkan gagang telfon sehingga masih dalam jarak aman.
"Iya kakak...ini aku akan berangkat,lagipula aku tak meminta ponsel dari dunia manusia itu. Aku juga sudah membaca semua pesan kakak." Balas Lili dengan nada dimanis-maniskan yang aslinya menahan desakan kesal, pagi-pagi sudah bikin ribut saja.
"Pakai mantel mu,dingin. Kalau terjadi apa-apa cari tuan Griffin, kakak kenal dengannya. Dan, kau tahu, jangan sampai terlalu menunjukkan siapa dirimu."
Lili mengatupkan bibir sejenak, ia yakin kakaknya disana sangat mengkhawatirkan dia lebih dari dirinya sendiri. Selain sayang,juga posesif.
"Baiklah, aku akan baik-baik saja kak,aku janji."
Tutup Lili bersamaan dengan terputusnya sambungan telfon.
Gadis itu berjalan gontai memasuki ruang makan yang merangkap sebagai dapur, terlihat Paman Sam duduk disalah satu kursi menghadap ke arahnya masih mengenakan apron beruang lucu.
"Sarapan dulu,dan ini bekalmu". Suruh Paman Sam lembut seraya menunjukkan tas kecil berisi sekotak menu makan siang.
"Terimakasih Paman. Sepertinya enak,hehehe..." ujar Lili menyengir membuat tangan Paman Sam mengelus puncak kepalanya.
"Kau mungkin terlambat masuk akademi, tapi jangan khawatir, dan carilah teman yang banyak." Nasihat Paman Sam diangguki Lili.
Usai sarapan, Lili yang sudah serapih mungkin dengan hem putih panjang dibalut mantel krem dipadukan dengan celana jeans hitam untuk acaran pembukaan murid baru, berpamitan pada Paman Sam.
Hari yang baru sudah dimulai. Meski ini bukan tahun masuk akademi yang seharusnya,karna Lili berumur 23 tahun saat ini, yang mana usia seseorang masuk akademi adalah 20 tahun atau setelah mendapatkan kekuatan/kemampuan dirinya pada umur minimal 18 tahun, berlaku untuk kasta C dan D seperti dirinya.
Selama ini Lili lebih menyukai tinggal dirumah Paman, berdiam dalam kamar adalah hidupnya. Ia tak punya teman dan dia takut dengan dunia luar. Namun sejak peristiwa tragis yang menimpanya, ia diobati selama 4 tahun oleh psikiater di Rumah sakit utama Greenland. Dokter tersebut adalah teman kakaknya dan dia itu manusia yang bersedia pindah kesini tentu dengan perlindungan dari Kakak Louise serta Paman Sam yang menjabat sebagai pemimpin pasukan pelindung tanah Greenland. Karena tugas berat yang diemban Paman lah yang membuatnya tak bisa menikah,ia khawatir jika memiliki banyak musuh membuat orang lain yang dia sayangi menjadi rawan bahaya.
Lili Rosaline menapaki jalan setapak namun cukup lebar dan hanya satu arah ditengah hutan,yaitu menuju satu-satunya sekolah di tanah kelahirannya. Ternyata ia tak sendirian, banyak murid lain baik siswa maupun siswi yang berjalan, berlari kecil,ah mungkin mereka sangat antusias dan semangat,tak seperti dirinya yang entah kenapa. Bahkan ada yang pergi mengendarai motor maupun mobil yang semuanya bagus, eum itu seperti hal yang sering kakak ceritakan dari dunia manusia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Greenland Academy
FantasiCerita ini hanyalah imajinasi. Kisah tentang sekolah khusus bernama Greenland Academy dengan segala misteri dan keanehannya. Kisah tentang hilangnya seorang gadis pada setiap bulan purnama. Kisah tentang peraturan dan ramalan dalam buku tetua Green...