03.

38 6 3
                                    

Disini aku berada.di koridor sekolah ku.aku menuju aula yang berada di lantai dua untuk mengikuti tes olimpiade.

Aku berjalan dengan tiga buku sains yang super duper tebal di tangan ku yang mungil.ah mungkin ini lebay namun memang buku ini sangat lah berat.

Ketika aku berjalan untuk menaiki tangga sangatlah menyusahkan kaki ku tidak kuat,hingga aku terjungkal kebelakang.

Ku tutup mata ku,karena aku akan merasakan bahwa bokong ku akan mencium ubin.namun cukup lama aku memejamkan mata ku tapi aku tidak merasakan sakit apa pun di tubuh ku.

Lantas ku buka mata ku dan tepat saat itu juga aku melihat sosok wajah cowok menurutku dia tampan.setelah sadar aku langsung menegakan tubuh ku dan merapikan bajuku yang agak berantakan.

Aku membungkuk hendak mengambil tiga buku yang tak sengaja terlempar saat aku ingin terjungkal.baru satu buku yang berada di pergelangan tangan ku namun rasanya sudah sangat berat.ayolah melodi baru satu buku belum dua buku lagi.

Ketika aku ingin mengambil buku yang kedua sebuah tangan mengambil nya dahulu.
"Boleh ku bantu?"tanya nya kapada ku.aku hanya diam memperhatikan wajah nya dengan muka datar.aku perkirakan bahwa dia adalah kakak kelas ku, namun tak ku pikirkan.

"Tidak."jawab ku datar sambil mengambil buku yang berada di bawah dan di tangan cowok itu.namun di cegah oleh dia.

"Kamu itu perempuan.tidak boleh membawa yang berat berat.nanti jika kamu terjungkal lagi bagai mana?"ucap nya kepada ku yang langsung mengambil dua buku dan menaruh nya di lengan nya.

"Aku tidak lemah."ucap ku datar karena merasa tersindir dengan ucapan nya yang mengatakan bahwa aku ini perempuan.
mentang mentang dia laki laki terus dia menganggap bahwa perempuan lemah begitu? Menyebalkan.

"Tidak seperti itu.aku hanya ingin membantu."aku tidak mudah percaya begitu saja oleh cowok yang berada di sekolah ini.karena apa?karena aku tahu semua sifat sifat cowok yang ada di sekolah ini.nakal,tidak punya etika.

"Aku tak meminta bantuan."ucap ku ingin merebut buku yang berada di tangan laki laki tersebut namun laki laki tersebut malah menuju anak tangga selanjut nya.dan mengatakan.

"Cepat.nanti pak Tono marah marah karena kamu telat."aku yang mendengar ucapan nya lantas menaiki anak tangga dan berjalan bareng bersama dengan laki laki yang tadi.

Dia memang menggunakan seragam yang rapih dengan taat pada aturan,sepatunya juga sesuai peraturan tidak seperti murid murid biasanya yang mempunyai banyak alasan ketika di tanyakan sepatu karena sepatu nya berbeda.

Aku juga heran mengapa aku ngomong aku-kamu dengan dia?mengapa mulut ini tidak terkontrol sekali.seharusnya kan gue-elo atau apapun itu yang jauh dari kata lembut.

Sesampai nya di aula aku dan laki laki di samping ku masuk dan mengucap kan kata 'permisi' secara bersaam.dan detik itu juga kami menjadi pusat perhatian anak anak olimpiade yang rata rata adalah siswa,ada pun siswi namun hanya beberapa orang saja.

Banyak yang berbisik bisik tentang aku dan cowok di sebelah ku namun aku hanya berekspresi datar hingga suara pa Tono menyuruh kami duduk.

Kursi yang tersisa hanya dua paling depan agak pinggir.dan apa yang terjadi? Aku duduk bersama cowok tadi.huh menyebalkan.

Selama penjelasan pak Tono. cowok di sebelah ku terus saja diam dan memperhatikan,ku kira ia akan mengoceh namun nyatanya tidak.

Huh aku sangat bersyukur,
biasanya anak kelas dua belas suka sekali mengobrol namun ini berbeda.tiga jam sudah aku duduk dan mencatat sambil mencerna ucapan pak Tono yang memberikan ku dan murid lain materi untuk olimpiade.

Sampai akhir nya pak Tono bilang bahwa kami boleh makan dulu sebentar untuk menyegarkan otak yang terus di timpali oleh materi.

Aku keluar aula dengan muka datar dan melirik jam tangan berwarna putih di pergelangan tangan ku yang menunjukan pukul sebelas siang.bel masuk stelah istirahat sudah berbunyi dari setengah jam yang lalu.

Pasti Natasya dan Jessica sudah masuk kedalam kelas.huh kayak nya aku harus makan sendiri siang ini.

M E L O D ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang