Empat : Menguak Rasa

26 8 1
                                    

Tepat pukul tujuh malam Ringgo berdiri di depan pintu rumah Rissa menunggu kehadiran sosok berparas cantik itu keluar dari rumah bergaya minimalis dengan ornamen mewah.

"Udah siap?" Tanya Ringgo saat mendapati wanita itu dengan penampilan santai.

"Gue udah lama banget nggak keluar malem" sahutnya setelah mengunci rumah.

"Malem ini lo puas-puasin keluar sama gue, oke?" Ringgo membuka pintu mobilnya bermaksud mempersilakan Rissa untuk masuk ke dalam.

"Lo udah makan?" Tanya Ringgo memecah keheningan di dalam mobil.

"Udah, tadi siang"

"Itu siang, sekarang?"

"Belum" Rissa menggeleng kepala, matanya masih fokus dengan handphone.

"Kebetulan gue juga laper, kita mampir dulu ke rumah makan" kata Ringgo mengusulkan. Tak berapa lama Rissa mengangguk setuju.

Ringgo berhasil memarkirkan mobilnya. Rissa dan Ringgo pun segera turun dari mobil dan memesan makanan.

"Mau pesan apa Mas, Mbak?" Tak lama kemudian pelayan datang.

"Lo mau pesan apa Ris?" Tawar Ringgo.

"Gue ngikut lo aja" timpal Rissa.

"Nasi goreng seafood dua, sama minumnya es teh manis aja Mbak" ucap Ringgo sopan.

"Maaf mas nasi goreng seafood nggak ada" kata pelayan.

"Spaghetti aja deh Mbak dua" ucap Ringgo lagi.

"Spaghetti juga nggak ada Mas" ucap lembut pelayan.

"Kalo gitu hamburger aja deh Mbak" kata Ringgo lagi.

"Itu juga nggak ada Mas" ucap pelayan.

"Loh kok nggak ada semua sih Mbak?" Kata Ringgo heran.

"Ini rumah makan padang Mas"

Rissa hanya terkekeh melihat sahabatnya ini. Sudah jelas-jelas di pintu masuk tertera tulisan rumah makan padang. Ringgo malah memesan makanan yang tidak tersedia.

"Oh rumah makan padang ya" senyum kecut Ringgo tertohok malu oleh pelayan di depannya.

"Nasi padang aja Mbak dua, sama minumannya es teh manis" timpal Rissa segera.

"Baik Mbak" pelayan pun segera pergi membuat pesanan.

"Ada-ada aja lo" tawa Rissa tak tahan lagi.

"Gue main masuk-masuk aja sih, nggak baca dulu rumah makan apa"

Setelah makan Rissa dan Ringgo melanjutkan pergi mencari udara segar malam. Kebetulan mobil mereka melewati festival taman ria.

"Ris ada festival taman ria" kata Ringgo.

"Mampir ke situ yuk" ajak Ringgo.

"Boleh" Rissa mengangguk.

"Rame banget" pekik Rissa saat baru saja menginjakkan kakinya ke festival tersebut.

Di festival taman ria banyak sekali penjual asongan, stand-stand pameran, dan wahana yang cukup menegangkan. Seru!

"Naik itu yuk Ris" kata Ringgo dengan nada cukup tinggi karena ramainya tempat itu. Ia menunjuk wahana bianglala, wahana yang sangat khas menandakan festival taman ria.

"Yuk" sahut Rissa suaranya tak kalah tinggi.

Tidak lama kemudian Ringgo telah mendapat dua karcis. Mereka pun masuk di satu sangkar.

TRAPESIUMWhere stories live. Discover now