I WILL PROTECT YOU
by: Lolita
Starring: BTS'Min Yoongi, NCT127's Seo Johnny
Tap. Tap.
"Johnny-ssi?" Eunseo sudah menoleh untuk kedua kalinya selama 5 menit lebih ini tiap kali ia mendengar suara sekecil apapun dari terowongan di belakangnya. Uh, bukan lagi. Yang pertama suara mobil, tapi bukan milik Johnny, dan kini suara langkah 2 pejalan kaki pria. Mereka berjalan sambil mengobrol dan mungkin bahkan tidak menyadari keberadaan Eunseo sama sekali, tapi alam bawah sadar Eunseo jelas tidak melihat itu semua. Gadis itu buru-buru menunduk sambil memeluk tas bahunya erat-erat begitu melihat 2 pria itu, dengan sedikit demi sedikit menyeret langkahnya kecil-kecil makin ke pojok dengan harapan menjadi tidak terlihat tiba-tiba. Ia memejamkan matanya erat, sebentar lagi mereka juga pasti menghilang, hanya lewat seperti pejalan kaki lainnya.
...maka itu tubuhnya pun makin terasa bergetar begitu didengarnya suara langkah kaki mendekat. Eh, kenapa? Jadi mereka bukan pejalan kaki biasa? Kenapa mereka mendekatinya??
Kecil-kecil langkah mundur Eunseo tak terasa jadi makin besar, ia meraba-raba dinding mulut terowongan gelap itu, hanya demi menyadari kalau ia sudah betul-betul terpojok. Tak ada tempat lagi. Matanya masih dipejamkan, dan makin erat tiap langkah kaki itu mendekat. Apa yang mereka inginkan darinya?? Kenapa?? Eunseo buru-buru berjongkok ketakutan, dan langkah itu malah makin terdengar cepat, seperti berlari!
"Ojima, ojima... (jangan datang, jangan datang...)" bisik Eunseo panik, nyaris menangis. Sungguh dia takut sekali, dia takut sekali... Maka ketika malah derap lari lebih kencang yang mampir di telinganya, Eunseo kontan histeris sambil menutupi kepalanya, "Johnny-ssi, Johnny-ssi!! JOHNNY-SSI!!"
"Eunseo-ya, Moon Eunseo! Na-ya, na! (Aku, ini aku!)" Suara seorang pria muda yang akhir-akhir ini begitu akrab di telinga Eunseo segera bergaung di terowongan sepi itu seiring rengkuhannya memeluk figur si gadis yang berjongkok gemetar.
Eunseo betul-betul gemetaran, dan bahkan masih gemetar luar biasa begitu perlahan membuka matanya karena suara yang ia kenal itu, "Johnny-ssi..."
"Na-ya... (Ini aku...) Aku secepatnya lari kesini begitu ingat kalau kamu takut di tempat umum sendirian, maaf karena aku sudah lupa..." Johnny mengangguk dan kembali menarik Eunseo dalam pelukannya. Ia mengusap-usap rambut pendek gadis itu, "Sshh, tenangkan dirimu... Sekarang sudah nggak apa-apa..."
Perlahan tangis Eunseo malah pecah, seiring pecahnya juga segala trauma yang dimilikinya. Rengkuhan nyaman Johnny, rasa aman yang dihasilkannya, sentuhan hangat kulitnya... Di luar dugaan, secepatnya ia malah mengalungkan lengannya di leher Johnny, "Aku mohon jangan pernah tinggalin aku... Aku nggak tahu gimana jadinya aku tanpa kamu... Jangan pernah tinggalin aku..."
Johnny sekejap terhenyak begitu merasakan sikap proaktif pertama yang bisa dilakukan Eunseo sejak ia mengenalnya itu. Sebuah pelukan erat... Maka itu, menahan seluruh rasa syukur dan terima kasih luar biasanya pada Tuhan agar tidak begitu meledak, Johnny pun memejamkan matanya dan membalas pelukan Eunseo, mengelus rambut pendeknya penuh kasih, "Untuk yang itu kamu nggak usah khawatir, karena sejak awal aku sudah bilang akan melindungimu, kan..."
***
Benar saja, sejak hari itu Eunseo resmi kembali—atau mungkin setidaknya mencoba kembali—menjadi seperti Eunseo yang dulu. Ia mau memakai pakaian-pakaian modisnya yang dulu, biarpun tetap bukan yang terlalu terbuka. Ia kini bisa berinteraksi dengan semua teman-temannya termasuk pria biarpun, yah, masih begitu risih dengan kontak fisik, tapi setidaknya ia tidak akan jadi sehisteris dulu jika tersenggol sedikit saja. Di dalam hatinya ia selalu merasa aman karena ada Johnny, biarpun pria itu tak selalu di sisinya. Betul-betul tak sia-sia perjuangan Johnny di lebih dari setengah tahun mereka saling mengenal itu.
"Menurutmu sekarang akhirnya mereka pacaran?" Hyemi dan Eric lagi-lagi sibuk nguping perbincangan putrinya dan si 'adik angkat', kali ini di ruang tamu rumah sederhana mereka.
"Kenapa? Mau dihalang-halangin lagi? Awas, ya." Hyemi buru-buru memberi bisikan ultimatum begitu mendengar tanya sang suami. Habis, dia seperti tidak sadar saja berkat siapa akhirnya putri mereka mau kembali 'normal' begini...
Eric kontan bungkam seribu bahasa. Iya sih dia juga tahu itu, apalagi Johnny juga bukannya orang asing lagi baginya. Tapi tetap saja perasaan sebagai seorang ayah dari putri yang hanya satu-satunya ini... T.T Biarpun tentu, ketika menatap lagi ekspresi kebahagiaan Eunseo saat bercanda dengan Johnny atau saat menikmati permainan piano pemuda itu, hatinya sungguh kembali menjadi tenang. Putrinya yang ceria kini telah pulang, mentari telah memutuskan menyinari lagi rumah ini dengan kebahagiaan...
_______
"Aku masuk ya, sekali lagi selamat untuk kelulusannya, Sarjana Seni." Eunseo tersenyum sambil berancang-ancang membuka pintu KIA Johnny untuk turun sepulang pesta wisuda yang diadakan teman-teman pacarnya malam itu. Si pemuda mengangguk kasual, juga penuh senyum sambil mengacungkan jempol. Ia sedang mencondongkan badannya ke jok sebelah untuk membantu Eunseo menutup pintunya ketika ia melihat dompet panjang bermotif garis hitam-putih milik Eunseo tertinggal di jok itu. Johnny segera meraihnya, "Eunseo-ya, jigab (dompet)!" Panggilnya seraya melambai-lambaikan benda itu. Eunseo yang sudah setengah jalan meniti batu-batu hias menuju rumahnya segera menepuk kening dan berbalik cepat sambil tertawa malu karena sudah begitu ceroboh.
Tapi sambil menunggu Eunseo sampai kembali ke mobilnya, Johnny yang kepo memutuskan membuka dompet itu, penasaran kira-kira apa sih yang disimpan seorang wanita muda seperti Moon Eunseo dalam dompetnya?
"Ini—" biarpun penasarannya ternyata hanya berbalas rasa sakit begitu ia melihat sebuah foto yang langsung terlihat begitu dompet itu terbuka. Hasil jepretan selca Eunseo dan seorang pria muda berkupluk hitam lengkap dan tentu saja, ekspresi bahagia yang terpotret begitu jelas dari pasangan itu disana...
"Oppa, mwol bogo—Ah! (Oppa lagi lihat ap—Ah!)" Seketika Eunseo yang baru datang menarik dompet itu dari sebelah tangan Johnny seperti orang yang ketakutan karena sudah terpergok. Ia buru-buru menunduk, merasa bersalah.
Johnny awalnya juga masih terpaku, tiba-tiba merasa kepalanya terlalu ruwet karena banyak hal setelah melihat foto itu. Kecewa? Shock? Atau mungkin keduanya? Johnny sama sekali tak tahu. "Apa kamu percaya takdir?" Malah pertanyaan itu yang tiba-tiba terlontar dari mulutnya. Eunseo mengangkat kepalanya, kaget dengan pertanyaan itu. Tapi Johnny buru-buru memutuskan tertawa, "Aniya (Nggak), nggak usah kamu pikirin. Just saying, aku juga nggak tahu kenapa tiba-tiba tanya begitu. Ya sudah, masuk sana, sudah malam. Salam untuk Hyung dan Hyungsunim."
"Tapi oppa, oppa boleh kok hukum aku dulu. Foto ini, Yoongi sun—"
"Sstt." Johnny cepat-cepat menyuruh Eunseo diam dengan menaruh telunjuk di depan bibirnya sendiri. "Tapi kalau memang kamu bersikeras mau dihukum, okelah. Sini, persiapkan keningmu, Sobat." Kata Johnny sambil menggerakkan jarinya memanggil Eunseo mendekat.
Mahasiswi itu memejamkan mata seiring keputusan menjulurkan kepalanya ke arah jendela mobil dengan sebelah tangan menyingkap poninya sendiri, bersiap menahan sakit sentilan Johnny. Tapi alih-alih rasa perih ttakbam... CHU! Sebuah kecupan kecil malah mendarat di dahinya dengan lembut.
Eunseo membuka matanya kaget.
"Sudah, sana masuk. ABG." Johnny menyeringai seraya BRUUM~ langsung tancap gas di hadapan Eunseo yang masih terbengong-bengong.
Biarpun setelahnya, Eunseo langsung bertekad dalam hati: ini adalah sebuah peringatan. Setelah ini tak boleh ada lagi Min Yoongi dalam hidupnya. Hanya ada Johnny. Seo Johnny seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WILL PROTECT YOU
FanfictionSebagai seorang remaja, kehidupan Moon Eunseo seperti sedang mekar-mekarnya: keluarga yang harmonis, teman-teman yang kompak, dan tentu saja Min Yoongi, pacar yang begitu menyayanginya. Siapa yang sangka seluruh hidupnya akan berubah 180 derajat han...