I WILL PROTECT YOU
by: Lolita
Starring: BTS'Min Yoongi, NCT127's Seo Johnny
"Oppa...! Lihat deh, ini foto kitaa, lihat lihat!" Eunseo menunjuk-nunjuk bagian dalam dompetnya, tempat bertenggernya sebuah selca mereka berdua yang baru dicetaknya sepulang kampus tadi.
Johnny hanya memberi senyuman datar melihat tempat foto itu diletakkan, tempat yang sama ia melihat foto Eunseo dan mantan pacarnya itu seminggu yang lalu. Jadi Eunseo memutuskan mengganti foto itu dengan foto mereka berdua? Karena Johnny tahu masalahnya bukanlah terletak disitu, tapi apakah di dalam hati Eunseo, posisinya pun juga telah menggantikan pria itu...
Tapi akhirnya Johnny memutuskan menghapus semua pikiran itu. Tidak, ia harus berprasangka baik. Setidaknya dengan ini Eunseo pasti tengah berusaha, dan ia harus menghargai itu... Maka perlahan Johnny akhirnya memberi senyum tulusnya yang biasa, "Eo, jal bwasseo. (Iya, aku lihat kok.) Kamu bagus disitu."
Eunseo tersenyum, "Aniya, aku malah sengaja cari foto yang oppa-nya paling ganteng. Eh, ternyata semua foto oppa ganteng..."
Johnny tertawa seraya mengacak rambut Eunseo yang kini sudah sibuk mengagumi lagi foto manis yang terpajang dalam dompetnya, ketika tiba-tiba ia merasa ponselnya bergetar. Johnny buru-buru merogoh saku celana kargo khas 'nyantai'-nya di rumah (baca: dorm kampus) untuk meraih si iPhone hitam. Sebuah email.
"Ck, destiny really must exists. (Ternyata yang namanya takdir benar-benar ada.)". Decaknya setelah beberapa saat membaca isi email yang baru diterimanya itu sampai habis. Ekspresinya betul-betul langsung berubah, seperti orang yang kehilangan mood secara drastis. Eunseo menatap si pacar yang lebih tua nyaris 3 tahun darinya itu dengan tatapan heran. Menyadarinya, Johnny buru-buru mengubah lagi ekspresi itu dengan wajah cerianya yang biasa sambil meraih tangan kanan Eunseo, "Nggak kok. Ah cham (Ah iya), aku baru ingat. Nanti bulan Maret temenin aku ke perbatasan kamp ya, temanku minta dijemput pas discharge."
"Perbatasan kamp? Kamp wamil maksudmu? Oppa punya teman orang Korea?"
"Yup. Memang kenapa, nggak boleh?" Tanya Johnny bercanda. Eunseo buru-buru menggeleng. "Dia sempat homestay di rumah Chicago-ku waktu liburannya SMP dulu. Sudah lama banget sih makanya pas tiba-tiba aku bilang aku ada di Korea dia langsung minta ketemu gitu. Terus demi memastikan aku datang, katanya dia juga sudah bilang sama keluarganya buat nggak usah jemput, jadi betul-betul harus aku yang bawa dia pulang. Dasar bikin masalah aja." Cowok itu menggeleng-geleng, pura-pura jengkel.
Eunseo ber-oo ria.
"Nah, okelah. Berarti selagi dia belum muncul aku harus memanfaatkan waktu dengan baik." Bisik Johnny, seperti lebih pada dirinya sendiri. "Ja, ja, selama dua bulan ini ayo kita puas-puasin main! Main sampai puas!"
Eunseo menatap Johnny bingung, "Kenapa cuma selama dua bulan ini? Memangnya ada apa setelah temanmu itu pulang wamil?"
Wajah Johnny langsung terlihat kaku, sebelum akhirnya ia memutuskan menjawab dengan senyum seperti biasa, "Soalnya kalau ada dia, besar kemungkinan aku bakal disabotase full dari kamu. Nah sebelum itu kejadian makanya kita 'nabung' rasa kangen dulu, oke??"
***
"Nggak bisa datang? Kenapa baru bilang sekarang sih? Kamu tahu nggak, aku sudah nunggu di restoran yang aku bilang itu dari 2 jam yang lalu! Lagipula ini kan sudah malam, jam 10! Apalagi yang kamu kerjain, coba??"
Bulan-bulan sudah berlalu lagi, dan malam ini tepat adalah malam ulangtahun Eunseo. Dan layaknya hubungan lain, hubungan Johnny-Eunseo memang tentu tak selalu manis, terkadang kerikil kecil, salah paham, juga suka mampir menghiasi biarpun semuanya juga akhirnya berlalu. Eunseo enggan mengakuinya tapi dalam masalah bertengkar, Johnny memang betul-betul mirip Yoongi yang selalu memastikan berbagai masalah selesai, siapapun yang salah disana. Maka itu ketika tiba-tiba hari ini Johnny bahkan bisa menaikkan nadanya dan memaki Eunseo—biarpun ia tahu ia memang salah, gadis itu merasa aneh...
"Tapi oppa, dari kemarin-kemarin kan aku sudah bilang nggak usah malam ini karena aku nggak janji acaraku sudah selesai... Lagipula ulangtahunku juga masih besok, kan? Kalau mau ucapin pas tengah malam, lewat telepon kan juga bisa..."
"Kamu ingat kan hari discharge temanku itu dimajuin jadi besok?"
"Terus...?"
"Ya jadi aku nggak akan bisa ngerayainnya berdua aja sama kamu kalau nggak sekarang!"
Eunseo sukses tersentak lagi dibentak begitu sampai-sampai ia merasa perlu menjauhkan si ponsel dari telinga. Ditambah alasannya kok sepertinya 'dangkal' sekali... "Oppa, geureojima... (Oppa jangan begitu, sih...) It's not like there won't even be next year... Kalaupun iya besok nggak bisa ngerayain berdua karena ada temanmu, kan masih ada tahun depan... Dia nggak bakal nempel sama kamu terus sampai tahun depan juga kan? Aku juga janji akan dedikasiin waktuku khusus—"
Johnny cepat menyela dengan nada yang belum berkurang tingginya. "Masalahnya aku nggak tahu apa setelah dia muncul, kamu masih akan sama aku atau nggak tahun depan!!" Eunseo mengernyit lagi di ujung telepon. Maksudnya...? "Oh shit. Just... forget that. I mean, you know, kalau tahu kamu akan jadi begini, I prefer the old you. Seorang Moon Eunseo yang pasif karena traumanya, sehingga dia nggak akan jadi sibuk keterlaluan seperti sekarang!"
"Oppa!" Eunseo sukses makin merasa bersalah mendengar Johnny bahkan sampai mampu berkata seperti itu. Ya, ya... Rasanya akhir-akhir ini ia memang jadi begitu sibuk sampai-sampai melupakan segalanya... Dia begitu terserap dalam kehidupannya dengan teman-teman, kepanitiaan berbagai acara kampus, sampai-sampai beberapa kali ia juga harus membatalkan janjinya dengan Johnny, orang yang padahal begitu berjasa baginya hingga bisa kembali menjadi Eunseo yang sekarang. Dan itu semua kembali terjadi hari ini. "Kalke (Aku akan pergi). Kalke, oppa. Aku pergi sekarang."
"Ojima. (Jangan datang.)" Johnny merespon dingin. "Ojima. I think I'll just go clubbing right now. Gyesok ni il-i hae. (Lanjutkan saja urusanmu.)"
TIT.
"Oppa!"
Di tengah acara fashion week kampus yang memang sedang diurusnya, Eunseo menggigit bibir, merasa tidak enak hati apalagi setelah Johnny menutup teleponnya begitu saja seperti tadi. Bolak-balik ia mencoba menghubungi balik pria itu, tapi berkali-kali juga teleponnya di-reject. Duuh... Johnny oppa, Johnny oppa!
"Eunseo-ya, mau kemana?" Seorang teman wanitanya sesama panitia segera menggamit siku Eunseo begitu melihat gadis itu melintas dengan begitu terburu-burunya.
Eunseo menoleh, "Izinin aku pulang duluan, ya. Ada urusan penting. Maaf." Pintanya sambil membungkuk dalam sebelum secepatnya kembali berlari. Sekarang semuanya tak penting, tak ada yang lebih penting dari meminta maaf pada orang yang begitu berarti baginya!
"Permisi, tadi ada laki-laki, rambutnya coklat, kayaknya dia sudah reserve meja disini untuk ulangtahun terus sempat nunggu agak lama gitu... sekarang ada dimana ya?" Eunseo yang dalam 15 menit sudah berhasil mencapai restoran tempat ia dan Johnny seharusnya bertemu (terima kasih kepada lalu lintas di nyaris tengah malam ini yang begitu lancar-jaya) segera menginterogasi pelayan pertama yang ia temui tentang keberadaan pacarnya itu. Oh, dan tentang Eunseo yang sekarang bahkan sudah berani pergi dan bawa mobil sendirian pula, tentu juga berkat Johnny, jelas (ditambah Eric juga sih sebagai sponsor mobilnya).
"Eh? Johnny-ssi?" Tanya pelayan pria yang barusan sedang sibuk mengepel itu. Eunseo mengangguk-angguk cepat. "10 menit yang lalu dia sudah pergi... Heoksi (jangan-jangan)... Anda Eunseo-ssi?"
Eunseo mengangguk lagi cepat-cepat biarpun langsung bingung kenapa pelayan ini tahu namanya segala. Seperti bisa melihat kebingungan Eunseo, pelayan itu segera berkata sambil menunjuk counter kasir di belakangnya, tempat sebuah tart cokelat dua tingkat yang sangat cantik terletak. Cantik, karena ia dihiasi gambar berbagai macam model pakaian yang dibuat menggunakan krim cantik warna-warni, seperti betul-betul menggambarkan kecintaan Eunseo pada desain. "Itu, tadi ketika pergi Johnny-ssi bilang kue itu untuk kami para karyawan saja... Di atasnya ada tulisan, 'Happy Birthday Eunseo', jadi saya pikir Anda pasti... Eh? Eunseo-ssi! Kuenya bagaimana? Eunseo-ssi!"
Eunseo tiba-tiba sudah berlari kembali ke mobilnya tanpa merasa perlu mendengar penjelasan lebih lanjut si pelayan. Ia sudah cukup dibuat berkaca-kaca, terharu melihat keindahan tart custom-made yang pastinya dipesan Johnny dengan sangat memikirkannya itu. Ya, Johnny oppa-nya memang selalu memikirkannya... Bisa-bisanya ia bahkan kini membatalkan janji begitu saja di hari H, tanpa memikirkan perasaan pacarnya itu sama sekali?? Bodoh, Eunseo bodoh! Tapi tunggulah, tak lama lagi ia pasti sampai. Eunseo tahu pasti di daerah mana club yang dimaksud Johnny. Tempat orang-orang asing berkumpul di Seoul... Itaewon.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WILL PROTECT YOU
FanfictionSebagai seorang remaja, kehidupan Moon Eunseo seperti sedang mekar-mekarnya: keluarga yang harmonis, teman-teman yang kompak, dan tentu saja Min Yoongi, pacar yang begitu menyayanginya. Siapa yang sangka seluruh hidupnya akan berubah 180 derajat han...