Pahlawan Baja

35 3 0
                                    

Lelah sehabis perang nan tubuh bekas luka sayatan menghampiri peri kecilnya
Terbit senyum laksana bulan purnama merindu bintang
Kecup mahkota kecilnya yang terlelap dalam buaian bunga bermekaran
Memeluknya dengan balutan kasih sayang
Menepuk punggung kecil dalam merindu mendamba
Makin tentram dalam gendongan cinta
Sang pahlawan, menganga besar sayatan tak tergubris terobati dengkuran kecil si manis
Lalu datang permaisuri membawa berlian dalam hatinya membumbui rasa sakit dengan kedamaian
Berharap derita luka terpendam bisa tersalurkan ke racikannya
Kebahagiaan mengalir bagaikan alunan melodi kehidupan dalam gubuk bobrok mereka
Meski hanya membawa upeti tak berharga
Namun, tergantikan cinta yang tak tergadaikan
Meski hanya sebiji padi tak penuhi dahaga kesengsaraan
Namun, kelembutan tangan Nya mencukupi segalanya

Bekas darah juang menempel di raganya
Menjadi sebuah bukti jika sedang menjemput kebahagian di ujung dunia
Mengharap bongkahan mata mulia di bebatuan
Keras roda kehidupan terpikul bahu tegapnya
Membawa baju baja kemana saja
Walaupun kematian di ujung mata
Berlomba dengan ksatria juang lain merebut kemengangan
Mengalahkan hingar bingar kekejian penguasa merebut kekuasaan
Hingga kau tlah toreh keberhasilan di hadapan raja

Pahlawan berbaju baja, peri kecilmu kali ini tlah menjadi putri
Putri yang mebanggakan dirimu dalam pilu rindu
Fana waktu tlah merenggut ragamu
Menjadikan namamu sebuah pengabdian penghormatan dunia
Tangan mungil peri kecilmu sering terhangatkan olehmu
Tergantikan oleh tangan pangeran dari negeri sebrang
Dan ragamu tak mampu melihat betapa perasaan haru menyelimuti putrimu
Tlah menjemput kehidupan keduanya setelah bersamamu
Dikau tak menjabat tangan pangeran yang meminta putrimu dibawa ke negerinya
Menjadi permaisuri di istana mereka dan negerinya

Namun, putrimu tau ruhmu sedang mengawasi
Yang sedang meneteskan air kebahagian
Melihat tlah berhasil menjadikan gubuk bobrok berubah kerajaan megah
Tlah berhasil menjadikan keluarga berdarah biru
Menuntut peri kecilmu dari belakang
Tuk menjemput impiannya lagi bersama pangeran impiannya
Kini putrimu menunjukkan senyum teduh melihat kilasan bayanganmu berucap "Selamat tinggal, berbahagialah harta berhargaku..."

Hanya sebuah rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang