Luka

711 45 2
                                    

Sudah hampir Lima bulan lebih, Ay masih dalam kondisi seperti biasa, sudah banyak hal yang ia lalui. Dari cara move on walau selalu gagal, dan semuanya selalu berkaitan dengan Reza yang selalu berusaha meminta ruang agar dapat menerima kata maaf darinya.

Sempat Pasca kepergian Arsya, Reza sempat menghilang sebulan penuh ntah kemana, dan berhasil membuat relung hati Ay ntah mengapa menjadi super duper kosong. Namun disaat kembali, pria itu muncul tepat dihadapannya terduduk dihadapannya, memohon dihadapannya.

Ay sempat kaget, bahkan airmatanya juga ikut mengalir, kalau Reza terus berusaha menjelaskan semuanya. Ntah mengapa dirinya seperti menutup penuh dari Reza, walau hal itu terasa jauh lebih menyakitkan. Ay menutup diri termaksud untuk mendengarkan seluruh penjelasan Reza, diakibatkan luka yang masih terbuka lebar dihatinya juga perasaannya.

Namun disaat Reza baru ingin menjelaskan, tangannya melayang dan mendarat tepat dipipi pria itu.

Reza hanya membeku, namun terus berusaha, begitupula para sahabat sahabatnya yang usdah mengerti Reza dengan penjelasan pria itu, membantu Reza untuk membuka Ay kembali, dan meluruskan permasalahan juga kekecewaan yang sedang dihadapin mereka masing masing.

Dan satu perkataan Oka berhasil membuat terdiam. "Cinta itu pengorbanan, Reza udah berkorban lebih buat elo disana!, berusaha semampu mungkin menjaga perasaan elo! Dia nyakiti elo juga bukan kemauannya!, takdir yang berkata begitu! Seharusnya lo juga ngerti posisi Reza!."

"Tapi tuhan berkata apa? Ia kembali mempertemukan kalian berdua, walau dimoment gak tepat! Lo kecewa, kita juga walau gak sebanding sama rasa kecewa elo!, gue mohon maaffin Reza, Reza gak seburuk juga gak sejahat itu, didetik detik pernikahannya ia juga masih mikiri elo Ay, perasaan elo" Suara Oka mewakili sahabat sahabatnya yang tak sanggup berucap.

"Apa sulit kata maaf itu terlontar dari hati lo, Ay... Reza berkorban lebih sama lo, bahkan ia rela pindah tempat demi elo, mengikngkari semua permintaan mendiang Ayahnya walau satu itu berat untuk diterimanya, tapi didetik detik itu semua Reza tak sanggup untuk membrontak atas apa yang ia mau Ay.., hanya itu yang bisa ia lakukan untuk bebakti kepada Almarhum ayahnya dengan cara mengorbankan cintanya juga perasaannya!" tegas Oka yang berhasil membuat tangis Ay pecah.

Apa Ay sejahat itu?.

Mungkin impas!.

Dan kini Ay juga harus menghadapi Rachel yang tampak menangis sesenggukan dihadapannya.

Ay yang berada didalam kantin rumah sakit sedikit melirik sekitarnya.

"Chel.. Udah dong malu tau diliati orang orang" Cicit Ay menggenggam tangan gadis itu.

Rachel mengucek matanya yang sudah memerah juga basah. "Mamah sama papah gue apa apaan sih, pake acara nunda nunda pernikahan gue! Emangnya gue apaan sih!" kesal gadis itu curhat kepada Ay.

Kenapa harus Ay, karna yang lain mungkin sudah pada jauh dari mereka bahkan sudah berkeluarga dan memiliki urusan sehingga jarang membuat mereka berkumpul.

Hanya Ay yang dekat dengan gadis itu kini.

Ay menepuk pelan bahu gadis itu sambil tersenyum, Paham dengan maksud kedua orangtua Rachel.

"Gue paham perasaan elo! Tapi itu alasan mereka agar bisa lihat lo dihari spesial itu tanpa kendala apapun..." tutur Ay sambil tersenyum lembut menggenggam tangan Rachel.

Rachel yang masih sesenggukan kini menarik ingusnya. "Sekarang tuh anak dimana sih?" tanya Rachel kepada Ay, membuat Ay menjauhkan dirinya mencibir seketika.

Yah, ntah darimana mulai perasaan itu tumbuh. Dua makhluk yang sering cekcok kala dulu dimasa masa putih abu abu, selalu berdebat karna hal hal yang cukup sepele dan kini telah tumbuh benih cinta yang sudah membesar dihati mereka masing masing dalam hati mereka.

perfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang