"Sekarang gue harus apa coba? Kayanya ketenangan hidup gue bakalan terancam gara - gara tuh cowok?"
Sheila mengedikkan bahu mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Adista, sahabat satu - satunya. Malam ini Adista dan Sheila sedang bergelung di kamar Sheila sambil menyalakan televisi yang menayangkan serial drama Korea. Keseharian dua sahabat tersebut memang begitu. Pencinta drama Korea sejati tapi tidak terlalu fanatik, hanya sebagai hiburan. Yah mereka hanya senang melihat aktor ataupun aktris yang bisa memanjakan mata mereka. Selain itu mereka meyukai alur drama yang menarik. Lebih menarik daripada sinetron Indonesia yang muluk - muluk dan berepisode sangat panjang.
Adista telah menceritakan semua kronologis kejadian antara ia dan Adenta yang membuat Sheila menggelengkan kepalanya.
"Gue harus bilang beruntung atau sial sih sama hidup lo? Lo di kejar - kejar cowok paling cakep dan jadi inceran banyak cewek sekampus?"
"Kalo menurut gue sih, hidup gue sial banget deh."
"Masa? Jangan gitu ah. Entar lo jadi cinta sama Adenta."
"Ih... Ngaco lo. Ga bakal gue cinta sama tuh playboy!"
"Jangan sesumbar gitu Dis, entar lo kualat."
"Amit - amit. Lo kan tau hati gue udah ada yang memiliki Shei."
"Ya percaya deh yang masih mengharapkan seseorang yang bahkan kabarnya pun tidak tau. Lo ga berpikir apa kalo disana tuh cowok impian lo itu udah punya cewek?"
"Gue percaya sama Keyza kok. Ya walaupun selama beberapa tahun ini kita lost contact tp gue percaya sama janji dia buat gue."
"Ya udah deh serah lo. Gue harus bilang apa kalo lo udah ngomong gitu? Tapi yang harus lo inget, jika suatu saat tuh cowok nyakitin lo gue bakal jadi orang pertama buat hajar si Key lo itu."
"Ih makacih cayang. Lo emang sahabat gue yang terbaik deh."
Adista memeluk Sheila dengan sayang. Sheila sahabat yang selalu membelanya jika ada seseorang menyakitinya. Yang selalu menghiburnya jika ia bersedih dan kangen dengan seseorang.
Keyza, cowok yang menjadi kekasihnya selama lima tahun terakhir. Cowok yang menggenggam hatinya. Cowok yang dulu selalu membuatnya bahagia. Meskipun selama dua tahun lebih ini mereka kehilangan kontak. Tapi ia percaya jika Keyza masih mencintainya dan menunggunya, sama seperti dirinya.
Adista tidak mungkin lupa dengan perjumpaannya dengan Keyza untuk pertama kalinya hingga status mereka berubah menjadi sepasang kekasih.
Flashback On
Adista berjalan menyusuri rak - rak di dalam minimarket, memilih dan memilah beberapa barang yang ia perlukan dan sekaligus titipan mamanya. Ia sampai pada rak yang berisi berbagai merek pembalut. Tangannya akan menggapai salah satu merek pembalut, tapi ada tangan lain juga yang berusaha mengambil barang tersebut.
Ia menoleh ke arah sang pemilik tangan. Sebelah alisnya terangkat karena pemilik tangan tersebut adalah seorang cowok. Cowok berperawakan sedang dengan bentuk wajah sedikit bulat, hidung mancung, rambut ikal, dan mata dengan pupil hitam tersebut terlihat terkejut melihatnya.
"Eh maaf, gue cuma suruh beliin titipan nyokap. Gue tulen cowok kok," ucap cowok itu.
Adista mengerutkan keningnya. Ia tidak minta penjelasan apapun mengapa itu cowok bisa berdiri diantara produk - produk cewek dan bahkan ingin membelinya. Ia paham, kalau mungkin saja itu titipan seseorang. Karena tidak mungkin cowok dengan tubuh tegap tersebut adalah.... Ya tahu sendiri lah itu apa.
Ia melihat lagi cowok itu yang terlihat salah tingkah dan berusaha meluruskan sesuatu kepadanya. Wajah gantengnya terlihat memerah menahan malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADENTA (End)
General Fiction"Adis, lo mau ga jadi cewek gue?" "Ih, amit - amit deh gue sama lo." Sambil menaikkan sebelah alisnya Adenta bertanya, "Emang gue kenapa?" "Cowok sok cakep, belagu, player dan bossy kaya lo bikin gue ilfeel." "Yakin ilfeel? Entar lo cinta setengah...