1. Mengalah

214 15 0
                                    

Berdiri didepan mading bukan lah kebiasaan seorang Alshaletta Moraya. Gadis yang lebih sering disapa Acha ini hanya melipat kedua tanganya didepan dada. Bagaimana tidak,melihat isi mading tentang pentas seni akhir bulan ini membuatnya pusing tujuh keliling.

Otaknya masih belum bisa berfungsi sepagi ini. Padahal ia sangat membutuhkan ide-ide kreatif untuk pentas seni. Kalau ia tidak menjabat sebagai wakil dibidang eskul musik, mungkin saat ini ia sudah duduk manis didalam kelas bersama kedua temannya.

Koridor sekolah semakin ramai, semua siswa berjalan terburu-buru menuju kelasnya masing-masing. Entah untuk piket atau mengerjakan pr dikelas.

Ponselnya bergetar, Acha buru-buru merogoh saku seragamnya dan membuka layar ponselnya. Ia tersenyum kecut, masih pagi moodnya sudah turun drastis seperti ini.

Ia tidak berniat untuk membalas pesan tersebut dan langsung memasukan kedalam saku seragamnya kembali. Ia berjalan menuju kelasnya karna mulai banyak siswa yang berdiri didepan mading.

Tidak lama kemudian, Acha langsung mendaratkan bokongnya ketempat duduknya dibarisan tengah.

"Akhir-akhir ini, gue liat setiap pagi mood lo jelek terus, Cha." Tegur cewek bernametag Zahra Larasati.

"Gue bilang apa, Cha. Putusin tuh pacar lo daripada buat unmood mulu." Sambar gadis berambut kepang dua yang duduk disamping Acha.

Acha menghela nafasnya kesal, bukanya diberi solusi disaat seperti ini. Sahabatnya ini malah membuat Acha semakin pusing. Acha melirik tajam kearah Bella, sedangkan Bella sendiri hanya menggaruk kepalanya karna seisi kelas memperhatikan mereka.

"Tapi, gue setuju sama yang dibilang Bella tadi. Mau sampe kapan lo ngalah terus Cha? Ngga capek?"

Kalimat yang baru saja keluar dari mulut Zahra membuat Acha melengos. Meletakan kepalanya diatas meja lalu memejamkan mata perlahan.

_______________

Sudah hampir sepuluh menit, Acha terus mengaduk-aduk baksonya tanpa ada niatan untuk melahapnya. Pikirannya kosong, ia sama sekali tidak ada nafsu untuk makan sekarang. Padahal, Acha bukan tipikal cewek yang bisa menahan rasa laparnya. Apalagi dari semalam ia juga belum makan.

"Cha,lu kenapa sih?" Tegur Bella yang menepuk pundak Acha.

Acha mengerjapkan matanya karna kaget. Lalu ia menggaruk rambutnya yang tidak gatal sama sekali untuk mengurangi rasa gugup.

"Paling juga mikirin Abay, engga capek tu otak lo?" Tanya Zahra, Acha hanya mendengkus kesal.

"Lo makan deh baksonya, gue mau cari Abay dulu." Acha beranjak dari tempat duduknya,namun Zahra sudah terlebih dahulu mencekal lenganya.

Acha menaikan alis kanannya,mengisyaratkan 'kenapa Zahra mencegahnya'.

"Sekali-kali deh,Cha. Biar Abay yang cari lo,jangan lo mulu yang nyamperin Abay. Gue tau lo pacarnya,tapi liat sekarang." Cetus Zahra yang berhasil membuat Acha kembali terduduk ditempatnya.

Dentingan notifikasi yang masuk membuat Acha buru-buru merogoh saku seragamnya. Ia berdecih saat tau siapa yang mengirimkan pesan padanya. Seseorang yang Acha harapkan sejak pagi tadi juga tak lagi kunjung mengirimkan pesan padanya.

Bella buru-buru merampas ponsel yang digenggam Acha. Lalu,mengembalikannya kepada sang pemilik setelah selesai membaca pesan yang dikirimkan Vino. "Temuin Vino gih,Cha. Daripada lo kepikiran Abay terus." Usul Bella yang langsung diberi anggukan mantap oleh Zahra.

Acha bergegas memotong kerumunan siswa yang masih mengantri dikantin, jam istirahat memang sebentar lagi habis. Tapi masih banyak siswa yang berdatangan ke kantin.

AlBayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang