Acha hanya mengaduk-aduk makananya secara asal. Ia sama sekali sedang tidak ada mood makan malam ini. Raya, bunda dari gadis itu mendesah pelan.
Lalu menarik piring makan Acha, sampai gadis itu terlonjak kaget. "Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Raya penasaran.
"Paling juga patah hati lagi sama pacarnya." Celetuk cowok yang duduk disebrang Acha.
Aksa Adhitama Clifton. Saudara kembar dari Alshaletta Moraya ini melirik tidak suka pada adiknya. Mempunyai sikap yang sangat bertolak belakang. Tiada hari tanpa pertengkaran kecil yang terjadi dirumah ini.
Aksa menatap sekilas adiknya itu, dan melanjutkan mengunyah ayam goreng dipiringnya. Berbeda dengan Aksa yang terlihat cuek dan terkesan tidak peduli dengan Acha. Raka Gamadi Clifton, kakak pertama yang menjadi mahasiwa di UI ini malah nampak biasa saja. Tidak terlalu ikut campur masalah adik perempuanya ini. Tapi,bukan berarti ia tidak peduli pada Acha.
"Sekali-kali boleh deh, Abay kamu ajak kerumah. Biar bunda bisa ngobrol bareng sama pacar kamu itu." Kata Raya yang dibalas cebikan oleh Acha.
Untuk pulang bersama Abay saja Acha harus mengalah terlebih dahulu pada Mauryn, si mantan pacar kekasihnya. Apalagi, membawa Abay kerumah. Sepertinya itu terlihat mustahil.
"Tunggu lebaran dulu,bun. Baru si Abay mau diajak kerumah." Ejek Aksa yang langsung mendapat pelototan dari Acha.
Acha berdecak, lalu beranjak berdiri dan meninggalkan meja makan. Namun, langkahnya terhenti saat Raka mengucapkan kalimat yang sangat Acha tidak sukai.
"Tadi, abang liat pacar kamu jemput cewek ditempat bimbel. Itu siapanya, Cha?"
"Itu mah man-"
"Itu adiknya Abay, bang." Potong Acha yang menatap Aksa tak suka "Acha duluan masuk kamar deh,ngantuk." Elaknya dan langsung berjalan kearah kamarnya.
Setelah masuk kamar. Acha langsung menjatuhkan badannya keatas kasur berwarna biru muda. Ia menatap langit-langit kamarnya, berdecak pelan lalu meraih ponselnya yang tergeletak diatas nakas.
Ia membuka layar kunci dan langsung membuka aplikasi chatnya. Melihat hanya group kelasnya saja yang ramai, Acha memutar bola mata malas. Bahkan, pesan yang Abay kirimkan sejak dua jam yang lalu juga tak kunjung dibuka oleh Acha.
"Cha, mau ikut gue keluar nggak?" Tanya Aksa yang sudah berdiri diambang pintu kamar Acha.
"Nggak sopan lo! Ketuk pintu dulu kenapa si, kalo posisi gue lagi ganti baju gimana?!" Acha sudah beranjak berdiri dan mencak-mencak karna Aksa asal membuka pintu kamarnya.
Aksa berdecih, lalu melipat kedua lenganya didada "kalo itu mah bonus. Lagian,males juga gue liat badan lo, rata gitu." Ejek Aksa "Nih ya, Cha. Bodynya melodi lebih bagus, mana tertarik gue sama lo."
Acha meraih bantal diatas kasurnya dan langsung melempar kearah Aksa. "Dasar cowok! Liat cewek punya bodygoals aja gercep banget. Keluar sana! Dasar mesum."
"Gue normal, Cha. Abay aja, kalo ketemu cewe yang berbody pasti bakal melek." Tutur Aksa yang semakin membuat Acha kesal.
"Aksa keluar nggak lo!" Teriak Acha yang dibalas dengan tawa keras Aksa.
"Diet makanya, Cha. Biar Abay nggak nempel mulu sama si Mauryn."
Lagi-lagi Aksa membuat emosi Acha naik. Acha sudah menyiapkan bogem mentah untuk Aksa, tapi sayang sang pelaku sudah kabur terlebih dahulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
AlBay
Teen Fiction"Aku mau kita udahan sekarang." Ucap cowok yang berdiri didekat ring basket itu. "Jadi gini,ya. Rasanya jatuh cinta sendiri dalam suatu hubungan yang mengatasnamakan 'pacaran'. Miris banget kisah cinta gue." Balas cewek berambut pendek sebahu itu ya...