Mata indah itu menatap kosong langit-langit kamar. Wajah lelah nan putus asa tersemat di wajah ayu miliknya. Bibirnya terkatup rapat. Seolah ada lem tak kasat mata menempel disana. Hening merajai di kamar yang cukup luas itu. Hingga akhirnya seorang pria dewasa yang tengah mengenakan pakaiannya bersuara.
"Aku cukup puas malam ini sayang, mengetahui dirimu masih seorang gadis membuatku sedikit bangga. Benar kata Madam Tsunade, tak sia-sia aku membayar mahal atas dirimu. Tapi lain kali jika aku ingin bercinta denganmu, aku tidak ingin menerima penolakan dan berakhir dengan dirimu yang harus meminum obat perangsang. Akan lebih nikmat jika gairahmu muncul dengan sendirinya."
Sakura tak membalasnya. Ia tetap bungkam. Mengabaikan seorang pria yang memuaskan tubuhnya dengan tubuh rapuh Sakura. Tak di hiraukannya pria itu. Dan ia hanya bersikap layaknya patung.
"Sampai jumpa lagi, manis. Aku pergi dulu." Lanjut pria itu, ia berjalan kearah pintu dan keluar.
Satu tetes keluar air mata dari mata Sakura. Mengalir menuruni pelipis gadis yang kini telah menjadi seorang wanita. Wanita pelacur lebih tepatnya. Dan ia merutuk dalam hati tentang kehidupannya yang sekarang.
Lagi, ia mengalami penderitaan. Kini kesuciannya telah direnggut oleh pria dewasa yang tak di kenalnya dan lebih pantas menjadi ayahnya. Hatinya menangis, mengetahui fakta jika dirinya bukan lagi gadis baik-baik. Kini ia telah menjadi seorang pelacur. Pelacur Madam Tsunade. Tempat dimana sang ayah tiri menjual dirinya.
Mata Sakura terpejam. Menghalau rasa sesak yang menderu hatinya yang kecewa dan marah pada ayah tiri yang dikaguminya. Ia tak pernah menyangka pria murah senyum itu tega menjual dirinya tepat setelah di kuburnya tubuh sang mama. Dirinya di seret paksa oleh dua bodyguard ayahnya. Dia sempat melawan, namun tetap berakhir mengenaskan di rumah pelacuran yang dia sendiri tak tahu di daerah mana. Dan kini ia mengutuk pria itu dan selingkuhannya diam-diam.
Pintu kamar terbuka. Dan Sakura berpura-pura saja untuk tidur. Ia terlalu enggan bersitatap dengan siapapun. Namun keinginannya itu sirna ketika orang yang datang itu menarik selimut yang membungkus tubuh polosnya. Menariknya kuat hingga ia jatuh terjerembab di lantai yang dingin.
"Tidak ada waktu untuk berleha-leha pelacur kecil. Bersihkan dirimu sekarang dan bergabunglah dengan yang lain. Kau disini bukan untuk menjadi seorang putri!" Bentak Tsunade, ia menatap tajam Sakura yang masih terduduk dilantai.
"Jika kau tidak turun dalam waktu kurun 30 menit. Kau akan tahu akibatnya." Imbuh pemilik pelacuran itu. Lalu meninggalkan Sakura yang masih terpengkur dan keluar kamar.
Sakura menatap pintu kamar yang tertutup dengan tatapan nanar. Ia memejamkan mata, dan air mata kembali menetes dari sana. Ia telah lelah menangis karena kepergian ibunya. Namun cairan bening itu masih saja keluar dari mata indahnya.
Sakura menghela napas dalam. Kedua tangannya terkepal. Dia bertekad untuk lebih kuat dan tidak akan mudah menangis mulai sekarang. Karena ia cukup tahu, penderitaan di hidupnya baru saja di mulai. Dan ia tak akan menjadi seorang wanita yang lemah hanya karena air mata. Suatu hari, ia akan menuntut balas perbuatan ayahnya. Ya, ia akan membalas dendam untuk kematian ibunya dan penderitaan dirinya. Ia harus.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC..Aaawww baru lagi.. Wkwkkw.. Mumpung musim hujan nih.. Pas bersih2 draff inget cerita ini.. Aslinya sih cerita orific.. Tapi pas baca kok feelnya lebih ke sasusaku auto rubah dong.. Hahahha.. Anggap saja sebagai pengganti YHM yang udah tamat dan GHM yang kandas di perempatan jalan karena feel-nya ilang.. Wkwkwkw
Kalo rame lanjut.. Gak rame auto balikin ke orific :v
Love Youh Gaesss..
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Mafia : I'm Yours, Sir. |SasuSaku|
FanfictionUntuk 21+ Dijual oleh ayah tiri, di perkosa oleh pria dewasa yang lebih pantas di sebut ayahnya, dan di aniaya oleh 'rekan' pelacurnya, Haruno Sakura tak pernah menyangka akan mengalami hal seperti itu. Hidupnya yang dulu tenang dan damai, kini ber...