Bab Five

9.6K 921 63
                                    

Sakura duduk di bebatuan tepi laut sambil memeluk kedua lututnya. Dagunya menumpu pada lutut. Tatapan matanya menerawang. Menatap hamparan luas laut yang seolah tidak ada ujungnya.

Angin laut berhembus menerpa tubuh Sakura. Menerbangkan helaian merah muda gadis itu yang terurai bebas. Wajah ayunya tampak sangat tenang. Berbanding balik dengan kepala dan hatinya yang penuh dengan pertanyaan dan pikiran.

Sudah satu minggu lebih pria yang menolongnya tidak memunculkan batang hidungnya sejak pertama kali mereka berbincang. Berkali-kali dia menanyakan keberadaannya pada pelayan yang mengaku bernama Ayame. Tapi jawaban perempuan itu selalu sama. Sasuke sedang sibuk bekerja.

Sakura menghela napas. Tatapan matanya kali ini menyorot malas dan bosan. Berhari-hari tidak melakukan apapun selain makan, melamun, menonton tv dan tidur sangat membuatnya bosan. Ia sangat ingin keluar. Menghirup udara bebas lagi. Menjalani hidupnya dengan tenang. Tanpa ada yang mengganggu dan dia ganggu. Tidak perlu memikirkan hal merepotkan. Seperti perasaan hutang budi misalnya.

Saat asik melamun menatap burung-burung terbang bebas dilangit, suara dengungan keras terdengar samar-samar. Semakin lama semakin keras. Sakura mendongak, tak jauh dari yang dia lihat, sebuah helikopter terbang kearahnya. Sakura berdiri, menyingkir guna mengambil tempat teraman sementara helikopter itu mendarat. Ia mengangkat tangannya ke wajah. Menghalau angin kencang yang disebabkan oleh benda itu.
Sakura baru menurunkan tangannya saat baling-baling helikopter berhenti. Tak lama dari itu sosok Sasuke keluar dari benda itu. Di ikuti orang yang diketahuinya sebagai asisten pribadi pria tersebut. Dirinya pun sedikit berlari. Berjalan mendekat kearah mereka dengan wajah yang lega.

"Kau pulang." sapa Sakura riang. Ia mengulas senyum sumringah ketika Sasuke menoleh menatapnya.

Sasuke tak segera menjawab, dia berbicara dengan Suigetsu terlebih dulu. Setelah itu pria berambut kebiruan tersebut kembali ke helikopter. Dan tak lama kemudian benda tersebut kembali terbang.

"Ayo masuk, kau ingin kita berbicara, kan?" Sasuke menatap Sakura yang masih terpaku dengan helikopter miliknya.

"Ah, iya." sahut Sakura saat sadar, diapun mengikuti Sasuke dari belakang.

Sasuke membawa Sakura kedalam ruang kerjanya yang ada dilantai bawah. Pria itu menutup pintu dan menyuruh Sakura untuk duduk di kursi yang ada. Sakura hanya menurut tanpa bertanya apapun.

"Jadi?" Sasuke mengawali percakapan mereka. Pria itu berdiri dengan pinggul menyentuh tepian meja kerja. Tangannya bersedekap dengan pandangan lurus ke wajah Sakura.

Sakura menjilat bibir bawahnya. Mendadak dirinya menjadi gugup. Pengaruh pria ini terhadapnya lumayan besar. Dia merasa diintimidasi, "Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih banyak untuk Anda, Tuan Sasuke." Sakura sedikit kesulitan untuk merangkai kata. Dia sebisa mungkin untuk bersikap seperti biasa.

"Ya."

"Saya sudah lumayan lama disini. Sudah saatnya saya pulang. Keluarga saya pasti sedang mencari." Kata Sakura dengan tenang. Dia menggigit bibir dalamnya guna menetralisir kegugupan. Berdoa dalam hati jika kebohongannya berjalan sempurna.

Sasuke tak menjawabnya langsung. Dia lebih memilih memandangi Sakura yang terus mengarahkan tatapannya kebawah. Menatap tangan gadis itu yang bertaut. Sama sekali tak berani menatapnya.

"Kau belum menjelaskan tentang bagaimana bisa hanyut sampai kesini." Sasuke menegakkan badan, berjalan memutari meja dan duduk di kursi kerjanya.

"Ah itu.." Sakura menggigit bibirnya sekilas, "saya tidak bisa menceritakannya pada Anda."

Mr. Mafia : I'm Yours, Sir. |SasuSaku|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang