Bab Two

10.1K 859 61
                                    

Sakura memberi aba-aba pada Hinata. Dia menghitung sampai tiga. Menyuruh Hinata untuk segera memukul salah satu bodyguard yang berjaga begitu dia membuka pintu nanti. Dan ketika Hinata mengangguk, Sakura langsung membuka pintu.

Sesuai rencana, Hinata memukul kepala bodyguard itu dengan keras. Sakura sendiri segera membekap mulut bodyguard yang lain dan segera memukul tengkuknya. Tidak pingsan, Hinata membantu memukul kepala bodyguard itu.

Sakura menggeledah saku penjaga tersebut. Mengambil kartu pin tanda pengenal. Itu adalah kartu yang berfungsi untuk membuka gerbang utama mansion pelacuran tersebut. Karenanya, mereka pasti akan sangat membutuhkan.

Tak hanya kartu pin, Sakura mengambil pistol yang tersemat di pinggang sosok itu. Mungkin saja itu akan berguna untuknya nanti. Setelah selesai, dia segera menarik Hinata untuk keluar.

Sakura mengintip lewat jendela. Ada 3 bodyguard yang tengah berjaga di pintu depan. Ia terdiam sejenak, memikirkan cara agar bisa lolos tanpa membuat keributan.

Buntu, Sakura tidak bisa berpikir. Ia melihat jam dinding yang tak jauh darinya. Waktu terus berputar, jika dia disini lebih lama lagi. Mereka tidak akan bisa kabur.

"Pukul seperti tadi kepala mereka. Kita harus bekerja sama."

Tak ada cara lain. Sakura harus melawan mereka. Mendapat anggukan dari Hinata, dia mulai membuka pintu sepelan mungkin. Dan ketika membukanya, dia menerjang satu bodyguard yang paling dekat darinya.

Keributan terjadi, namun tak berlangsung lama. Hinata berhasil memukul dua bodyguard sekaligus. Sedangkan Sakura melumpuhkan satu yang lainnya. Napas kedua perempuan itu terengah. Namun perjuangan mereka tidak sampai disana.

"Ayo Hinata, cepat lari. Jarak gerbang utama lumayan jauh."

Hinata langsung lari begitu Sakura mengajaknya. Seluruh kekuatan gadis itu dikeluarkan. Demi keluar dari tempat bak neraka ini, dia akan berusaha semaksimal mungkin.

Sakura menarik Hinata untuk bersembunyi di pohon ketika melihat beberapa penjaga berjalan tak jauh dari mereka. Menunggu sejenak sembari beristirahat. Kedua gadis itu bersandar di pohon yang kebetulan bercabang dua dan besar.

"Setelah keluar, kita ambil jalan sisi kiri. Jarak jalanan kearah itu lebih dekat dengan jalan raya." kata Sakura menjelaskan, "Aku pernah melarikan diri dan lewat sana. Meski akhirnya kembali tertangkap karena ada preman madam yang berjaga di pos tak jauh dari perempatan.

"Mereka banyak?"

"Hanya ada 3, namun aku tetap tidak bisa melawan mereka."

Keadaan hening. Setelah di rasa aman. Sakura kembali menarik tangan Hinata. Mereka kembali berlari menuju gerbang utama. Sayangnya, ada dua anjing penjaga yang menggonggong.

"Sialan." umpat Sakura. Anjing-anjing itu terus menggonggong. Dia menarik Hinata agar lari lebih cepat lagi. Gerbang utama sudah terlihat. Perjuangan mereka jangan sampai sia-sia.

"Sakura!! Pelacur sialan. Berhenti kalian!!!"

Sakura menoleh, itu suara madam Tsunade. Dia menjadi panik. Pemilik pelacuran sudah memergoki mereka.

Tak mau berakhir nahas lagi, Sakura memaksakan kakinya untuk berlari semakin cepat. Sedikit lega ketika mereka sampai di gerbang. Dengan segera ia membukanya dengan pin yang dia ambil tadi. Kemudian kembali berlari dengan kekuatan penuh.

.
.
.

Uchiha Sasuke, pria itu sedang menatap datar seseorang yang kini tengah bersujud di kakinya. Memohon pengampunan. Ia yang tengah duduk di kursi yang terbuat dari kayu jati terbaik itu hanya menatap tak berminat pria paruh baya tersebut.

Mr. Mafia : I'm Yours, Sir. |SasuSaku|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang