Semakin dalam aku berharap padamu. Semakin dalam pula aku ingin terus bersamamu. Tempat ternyaman sebagai apapun di hidupku.
Hari ini, kamu terlihat seperti biasanya. Memesona dengan senyum tawa. Kembali datang, membuatku betah tanpa sedikitpun lelah berbincang denganmu. Aku mendapatkan sudut ideal untuk melihatmu. Tidak mau titik fokus yang dari tadi sudah ku kunci, terpaksa teralihkan. Karena aku tidak mau menyia-nyiakanmu. Memandangi senyummu adalah sesuatu yang paling aku rindukan.
Lama kupandang, aku menyadari separuh jiwamu tak berdaya. Tapi kau tetap tersenyum mengatakan semua tidak apa-apa. Sambil ku menepuk tangan kirimu, kau masih tetap tersenyum. Aku tahu, tak semua kesedihan, kekecewaan serta pahit getirnya hidup harus ditandai dengan jatuhnya air mata. Kau bisa tertawa sepuasmu, dan berpura kau tidak apa-apa atau kau baik-baik saja. Tapi tidak! Aku tahu itu sakit, itu perih. Kau mempertaruhkan semua dan berjuang untuk keluarga, serta dirimu sendiri. Sungguh, betapa ia percaya bahwa Tuhan itu ada. Kau terus bersabar karena Tuhan punya rencana terbaik, begitu katamu.
Sebelum beranjak pulang. Kali ini aku benar-benar menjadi pendengar ceritamu. Sesuatu yang haru yang baru aku dengar dari mulutmu. Kau, tetaplah kuat meski terlalu merakit hingga terjarum dalam sakit. Aku akan selalu ada untukmu, sebagai apapun. Meski aku tidak ada di sebelahmu. Menggandengmu atau sekedar menepuk tangan serta pundakmu, untuk menghadapi masalah bersama. Tapi tenanglah. Aku akan selalu berdiri di belakangmu. Memang ndak terlihat. Namun cukup membuatmu merasa kuat.
Baris-baris kata yang selalu kugoreskan di atas lidahku seusai berdoa, selalu ada untukmu. Ku rapalkan namamu pada Tuhan untuk menjagamu disana. Semoga baik dan selalu terjaga.
Aku akan terus menantimu kembali, sebagai pelangi yang abadi.
Aku dan kamu.
•••
Haii semua, ini cerita pertama aku di wattpad. Semoga suka ❤
Btw aku baru belajar nulis :( jadi mon maap yah kalo sedikit aneh. See you, next!02.03.19