chapt three

32 4 2
                                    

"ku tunggu di ruanganku!" jelasku tegas.
kevin mengangguk lalu membungkuk, kevin tau jika lee tanpa senyum artinya ada masalah di markas ini. Tapi apa masalahnya?

***

Blue eyes masuk keruangan leader B Missery.

Tok...Tok...Tok

"masuk" ucap lee dingin.

Kevin masuk dengan lamban,
"ada apa blue eyes , apa ada masalah?" tanya kevin.

"siapa yang mengurus bagian senjata yang baru kita buat?" tanya lee dingin.

"fadia blue eyes, memangnya kenapa?" tambahnya.

"kenapa beralih tangan ke fadia , kau tau bagian senjata yang baru kita buat adalah bagian rawles . Kenapa berpindah tangan?" balasnya.

"saya tidak tau blue eyes , dan semenjak itu rawles tidak pernah muncul di markas ini blue eyes" jelasnya.

"bawa fadia kesini juga panggil bobi, siapkan ruang eksekusi sekarang" ucapku.
"dan satu lagi suruh semua anggota keruang eksekusi saat itu juga"tambahku.

Kevin hanya mengangguk , ia tau jika leadernya sedang dalam mode marah.
Kevin keluar dan menjalankan perintahnya.

lee merbahkan diri disofa ruanganya.
"sungguh melelahkan" gumamnya.
Tak lama kemudian ketukan pintu terdengar.

Kevin masuk dan berkata
"semuanya sudah ada disana blue" katanya.

Aku bangkit dari duduku ,lalu berjalan mendahului.
Sesampainya diruang eksekusi banyak mata yang menanyakan untuk apa mereka dikumpulkan sekarang.

"dimana para tikus itu?" tanyaku.
"di sel eksekusi blue" jelasnya.

Kumasuki sel ini , jujur saja ini adalah sel yang ku gunakan untuk membunuh , mengeksekusi , dan mencari kebenaran.

Tempat yang paling kumuh dari semua ruangan.

fadia dan bobi membungkuk ketika melihatku , aku hanya berdecih.

"ada apa blue eyes , kenapa kita diauruh keruang eksekusi juga semua anggota untuk berkumpul disini?" tamya fadia dan anggukan dari bobi.

"kalian tanya untuk apa saya disini?" tanyaku.
Mereka mengangguk,

"kalian tau kan ini ruang apa , jadi sudah jelas saya akan mengeksekusi kalian" ucapku dingin.
Aura blue eyes menguar , semua anggota mernding juga merasakan tidak bisa bernafas.

"kenapa bagian senjata beralih tangan padamu?" tanyaku basa-basi.

"karena rawles tidak pernah lagi datang kemarkas blue" jelasnya.
Kutelisik matanya yang memancarkan kebohongan.
Senyum miring tercetak dibibir lee.

"siapa yang menyuruhmu menggatikan rawles?" tanyaku.

"semua anggota yang disini blue , benarkan teman" ucapnya.

"bukanya kau yang memaksa kami?" tanya salah satu anggota junior.
Aku makin tersenyum.

"bukankah Tuan Georgeus yang menyuruhmu nona anastasya yang terhormat" ucapku.

fadia gelagapan,
"kalian tau bukan saya tidak suka ada berhianat kepada saya , siapapun itu. Mau perempuan ataupun laki-laki.
Dan kau dengan entengnya menyekap rawles selama berbulan-bulan dan menjadikanya bulanan oleh tuanmu itu.
Dan kau pikir kau siapa disini dengan seenaknya kau mengirim 1000 pasokan senjata ke dia" ucapku dingin.

Fadia menegang,
"aku tidak mengirim senjata"elaknya.

"kau tau aku siapa bukan?" tanyaku.
"siapkan senjata kesayangan ku sekarang kevin!" perintahku.

Broken GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang