HOTSPOT : Udah diganti tetep aja sial

398 38 42
                                    

Semburat awan kelam menandakan sebentar lagi akan turun hujan. Angin kencang menerpa jendela kaca samping serta seisi kelas pada kedinginan. Sunni yang memang kedapatan tempat duduk di samping jendela yang gordennya terus bergoyang tanda angin menerpanya itu pun menyandarkan punggungnya ditembok sambil sesekali menutup matanya mensyukuri cuaca alam hari ini.

"Ngantuk parah woi gue Na," ucap Sunni pada Anna yang sedang menulis sesuatu di bukunya.

"Tidurlah, Pak Alan aja belom dateng," balas Anna yang dianggukkan oleh Sunni.

"Bangunin gue ya kalo ntu guru dateng."

"Hmm."

Belum ada 10 detik memejamkan matanya, teriakan dari salah satu temannya itu membuatnya tergelonjak kaget.

"WOI PAK ALAN NGGAK MASUK! FREECLASS CUY!" Ucap Yusuf saat ia menghampiri ruang guru dan diberitahu oleh guru piket bahwa sang wali kelas tidak dapat hadir hari ini.

Dengan perasaan senang plus dongkol karena ia pusing akibat teriakan Yusuf yang bagaikan toa di pasar ikan, ia hanya kembali menelungkupkan kepalanya di atas kedua lengannya, sedangkan teman-temannya yang lain pada berkeliaran menuju tempat favorit di sekolahnya itu.

"Hoi! Ngelamun aja mbaknya," ucap Bima mengagetkan Sunni yang sedang melamun efek dari menghayati bahwa ia ingin tidur.

Sunni yang merasa terusik akibat ucapan Bima mendesis sebal sambil menjitak kepala temannya tersebut. Dan ia semakin brutal pada Bima saat ia ingat kejadian pasal password hostpot miliknya.

"Aduh duh, woi apaan sih! Sakit pea!" Berontak Bima saat dijitakin oleh Sunni yang beralih menjadi cubitan nyelengit disekujur tubuh.

"Lo pea! Gue masih dendam sama lo gegara password hostpot gue," jawab Sunni ketus.

"Hehehe, yaudahlah Sun, yang lalu biarlah berlalu," ucap Bima.

"Najis, alay lo!" Celetuk Anna tiba-tiba.

"Apasih lo nek lampir!" Ucap Bima sambil melet kepada Anna, Anna hanya mendengus sebal melihatnya.

"Awas lo Bim, suka lo sama Anna!" Ucap Sunni meringatkan Bima yang dipelototi tidak terima oleh sang sasaran.

"Najis amit-amit. Lo kali ah yang ada sama si Dyo," ucap Bima yang justru mendapat tonjokan diperutnya kali ini.

"Ugh, sakit Sun sakit, sumpah dah."

"Makanya, nggak usah ungkit-ungkit tuh nama laknat!" Sunni pun meninggalkan Bima yang masih kesakitan akan perutnya itu.

"Maksud lo apa?" Tiba-tiba muncul seseorang yang merasa terpanggil.

"APA?!" Sunni menyahutinya dengan sangat jengkel, seolah-olah makhluk di depannya itu hanyalah butiran debu, ia pun kembali menjewer telinga Bima.

"Aaw, aduh sakit Sun sumpah! Abang Dyo bantuin dedek please," Bima mencoba memita tolong kepada seseorang yang dipanggil Dyo itu.

"Lepasin jari laknat lo dari kuping Bima sekarang juga!" Dyo berbicara dengan nada datar tetapi tetap mengintimidasi dengan tatapan matanya, akan tetapi lawannya kali ini sama sekali tidak menggubrisnya.

"Sun plis Sun lepasin," dengan kalimat permohonan korban, Sunni akhirnya melepaskan jewerannya.

"Ngapain sih lo ikut campur urusan orang aja?!" Ucap Sunni sedikit membentak.

"Yang ada lo ngapain berbuat kasar sama teman lo sendiri? Merasa paling hebat? Mentang-mentangㅡ"

Dugh

"Shut the fuck up! " Ucap Sunni saat menendang meja lalu langsung meninggalkan Dyo dan Bima yang masih termenung.

Brakk

HOTSPOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang