Teruntuk Tuan Abu abu,
Hadirmu kelabu,
Ku akui, gelak tawa yang pernah meramaikan sunyi kita dan ribuan basa basi tiap kita bertemu dulu, mungkin hanya delusi semata.
Ingatkah dirimu pada senja kala itu, ketika ku katakan bahwa aku benci untuk jatuh cinta?
Aku harap kau masih ingat, pada percakapan satu arah itu.
Saat dirimu yang berada di depan meja ku tiba tiba berbalik lalu tersenyum setelah ku bergumam tentang cinta
Aku yang mulanya tidak menyangka bakal di respon olehmu, hanya menatap kaget.
Senyum yang terukir kala itu terus membekas pada hati
Hingga ku tak tega untuk pergi.
Walau ku tau hatimu tak ingin mampir pada hatiku ini.Dariku,
Yang masih dan akan terus mencintamu, kurasa
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Kata
PoetryBila lidahku tak mampu lagi berkeluh tentang dunia ini, dan sandiwaranya. Tak ada pilihan lain selain mengabadikan segala rasa dengan goresan tinta di atas kertas, menuangkan segala pemikiran dalam seuntai kata, maksudku sebatas kata. Sebatas kata...