📝SURAT KEDUA

34 5 2
                                    

Teruntuk Tuan,
Yang tak lagi kelabu.

Memang benar semesta mendukung segala waktu dan kesempatan. Namun semesta tak memihak segala rasa.

Tuan,
Kini telah nyata terpampang di hadapan, kau menyajikan gulita, bukan pelita.

Tak sedikit rasa sesal ataupun kesal, hadir menyelimuti diri. Setelah tahu segala hal tentang warna kelam yang kau hadirkan dirotasi kehidupan diriku.

Namun, tuan.
Perlu kau sadari, pekat yang kau hadirkan kini terganti oleh cahaya temaram yang dikirim semesta untuk menemaniku.

Terimakasih.
Untuk segala rasa suram namun berkenan di sanubari.
Kuucapkan selamat bertualang dihati berikutnya.

Semoga kelabu yang kau samarkan mampu menghadirkan pelita di lain hati. Namun sekiranya jangan bermain-main perihal hati.

Dariku,
Yang kini mampu memaknai perihal rasa abu-abu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebatas KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang