Upacara

82 6 4
                                    

Pritt..pritt..pritt! Suara pluit pak satpam terdengar dari radius 1 meter tempatku berjalan saat ini.Mataku sedari tadi melihat jam tangan yang 5 menit lagi menunjukan pukul 06.30.

Aku mempercepat langkahku,tali sepatu sebelah kananku lepas,namun aku tidak peduli.Aku terus berjalan dan berbelok ke kanan,terlihat gerbang sekolahku.Banyak murid-murid yang berlari karena pak satpam sudah menarik gerbangnya ,hampir tertutup.Tangan kananku menepis keringat yang mengucur di pelipisku.Tinggal satu langkah lagi dan..hap,aku sudah berada di dalam sekolah.Aku bernapas lega walau sebenernya ngos-ngosan.

"Ayo dek cepet ke lapangan,upacara sebentar lagi dimulai!"

Terdengar teriakan dari arah lorong,sepertinya aku kenal dengan suaranya.Aku bergegas menuju kelas,namun di lorong,seorang laki-laki bertubuh tinggi,kurus,berkulit kuning langsat dengan alis tebal dan tatapan matanya yang tajam,menghadang jalanku.

"Permisi ka,saya mau lewat" ucapku pelan karena takut.

Dia mundur memberi jalan untukku,baru dua langkah jalan,tali sepatuku diinjak olehnya.Beruntung,aku tidak jatuh.Aku menatapnya kesal.

"Saya cuma ingetin,tali sepatu kamu lepas" ucapnya santai tanpa rasa bersalah
"Makasih!ingetin sama celakain orang itu beda tipis ya ka?"

Dia tertawa,akupun segera ke kelas dengan rasa kesal yang memuncak.

"Dasar kakel gak jelas!" gerutuku.

Akupun melempar tas keatas kursi dan bergegas menuju lapangan.Mataku mencari-cari barisan dimana kelasku berada.Seorang perempuan dengan tinggi kurang lebih 158 cm,melambaikan tangannya kearahku.Aku membalas lambaian tangannya dan menuju kearahnya.

"Za,kok kamu bisa telat si?"
"Aku gak telat Fat,buktinya aku baris disini.Aku kesiangan gara-gara kaos kaki nih,tiba-tiba ilang"ucapku sambil mengikat tali sepatu sebelah kanan
"Ceroboh,makanya kalo naro tuh yang bener!"

Aku hanya cengengesan sambil menggaruk leherku yang sebenarnya tidak gatal.Suara protokol pun terdengar tanda upacara dimulai.Ini upacara kedua setelah aku resmi menjadi murid di sekolah ini.

Petugas upacara hari ini adalah anak osis,baik kelas 11 maupun 12.Aku memperhatikan setiap petugas upacara,ketika tatapanku berhenti di arah jam 1,seorang laki-laki memegang Al-Qur'an,pasti itu petugas pembaca Al-Qur'an.Tapi,tunggu,sepertinya aku tidak asing dengan orang itu.

Sekian detik menatapnya,yang ditatap pun menyipitkan mata lalu tersenyum.Aku terkejut dan langsung menunduk.Benar,itu dia yang tadi di lorong teriak-teriak dan menginjak tali sepatuku.Tak lama kemudian sang protokol berkata "Pembacaan ayat suci Al-Qur'an". Diapun langsung mengambil mic dan mengucap salam,lalu berta'awuz.

"A'udzubillahiminasyaithanirrajim...Bismillahirrahmanirrahim...Ar rahman..'Alamal quran..Khalaqal insan..."

Lantunan surah Ar rahman terdengar merdu,memecah keheningan di lapangan ini.Semua menunduk,khusyu mendengarkannya.

'Masyaallah,ternyata suaranya merdu' kataku dalam hati

Dia membaca sampai ayat 21.Lalu semua mengangkat kepalanya kembali.Aku melihatnya lagi,diapun sama,namun kali ini dia yang menunduk duluan.Akupun beristghfar sambil mengelus dadaku.Entahlah,saat aku menatapnya ada rasa aneh di hatiku.Tapi,aku tak tahu apa itu?

🌹🌹🌹

Bismillahirrahmanirrahim..
.
.
Second story,ambil baiknya buang buruknya.Semoga suka🙌

Jgn lupa vomment😎

Teka teki Kakak kelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang