Vote!
Udah puas di gombalin mas Guanlin?
biarkan dia galau bentar :v
Ini hari Jumat, karena tidak ada bimbingan ataupun kegiatan apapun yang mengharuskan Jihoon ke kampus akhirnya laki-laki itu hanya tiduran saja di kasurnya setelah sarapan sambil menyalakan tvnya.
Guanlin mengirim pesan padanya bilang kalau sekitar jam 8 nanti laki-laki itu akan mampir ke kosnya sebelum berangkat ke kampus untuk rapat dengan UKM yang dia ikuti. Sepertinya sih UKM olahraga di fakultasnya. Setahu Jihoon Masnya itu ikut tim futsal dan aktif menjadi pengurus juga.
Sudah Jihoon bilang kan kalau Guanlin itu aktif di berbagai komunitas. Beda dengan Jihoon, ia hanya ikut satu kegiatan yaitu tim badminton itu pun di jurusan bukan fakultas. Alasannya sih karena di jurusannya hanya badminton yang berlatihnya di dalam ruangan, kan Jihoon tidak suka panas-pansan di lapangan.
Matanya berbinar saat melihat 3 ekor hewan bersahabat yang sedang di tontonnya, "lucu banget sih mereka" puji Jihoon.
Gara-gara terlalu sering menonton film kartun panda dan dua beruang itu Jihoon jadi ngidam ingin boneka ketiga hewan itu. Tapi sayangnya belum bisa membeli dalam waktu dekat karena uangnya belum cukup.
Sebelum putus dengan Woojin sebenarnya Woojin pernah berjanji akan membelikannya tapi ternyata seperti ini, ya sudahlah.
"assalamualikum"
Jihoon tersenyum mendapati Guanlin yang sedang membuka sepatu di depan pintu kamarnya.
"waalikumsalam" jawab Jihoon dengan senyuman lebar hingga menampilkan deretan giginya.
"udah sarapan mas?" tanya Jihoon setelah Guanlin duduk.
Guanlin menggeleng, "ntar aja deh di kampus dek"
"kok gitu? Sarapan disini aja ya?"
"nggak usah dek. Ini Mas juga buru-buru soalnya"
Jihoon mengangguk sambil bergumam ya sudah.
"dek"
"hmm?"
"deket ya sama keluarganya Woojin?"
Jihoon mengerutkan keningnya, heran dengan pertanyaan Guanlin.
"kemarin Woojin ngchat di hp kamu. Nanti sore dia ngajak kamu ketemu katanya mau bicarain soal mamanya"
"mamanya Woojin?"
Guanlin mengangguk, "sering ke rumah Woojin ya?"
"sering sih mas dulu pas masih sama dia, hampir tiap pulang ke rumah di ajak ke rumah dia" jawab Jihoon pelan. Entah kenapa dia merasa sepertinya Guanlin sedang tidak dalam mood yang baik.
Guanlin mengangguk berkali-kali, "yaudah ini hp kamu"
Jihoon buru-buru mengambil ponsel Guanlin lalu menyerahkan pada laki-laki itu, "maaf ya mas chatnya aku buka"
"nggak apa" kata Guanlin sambil memakai ranselnya yang tadi ia lepas.
"mas"
"iya?"
"mas marah ya?"
Guanlin menghela napas, "nggak kok"
Jihoon berdecak, "jangan kaya cewek deh mas kalo marah ya bilang" kata Jihoon kesal.
Guanlin menatap Jihoon yang sedang mencebikkan bibirnya, "nggak marah dek. Cuma perasaan mas nggak enak aja"
Guanlin bangun, "mas berangkat ya" pamitnya.
Jihoon menahan tangan Guanlin, "jangan marahhhhh" rengek pria itu membuat Guanlin yang sudah berdiri kembali duduk lagi.
"mas kan bilang mas nggak marah" jawab Guanlin kalem.
Jihoon diam, menatap Guanlin dengan sendu.
Tidak tega, Guanlin mengulurkan tangannya untuk menangkup kedua pipi Jihoon, "mas ngga marah dek"
"nanti sore sama mas ya ketemu Woojinnya" minta Jihoon.
Guanlin mengangguk dengan senyum tipisnya.
🌸
🌸
🌸
🌸
🌸
Sesuai janji. Woojin sudah menunggu Jihoon di kafe dekat kampus mereka. Setelah menunggu hampir 10 menit akhirnya Jihoon datang juga. Rahangnya mengeras saat melihat Jihoon tidak datang sendiri tapi bersama Guanlin.
"mau minum apa?" tanya Woojin setelah Jihoon dan Guanlin duduk di depannya.
"nggak usah deh cepetan bilang apa yang mau kamu obrolin soal tante" jawab Jihoon cepat.
"mama sakit"
"sakit apa??" panik Jihoon.
"asam lambungnya kambuh. Mama pengen kemu ke rumah. Ikut aku pulang ya besok?"
Deg
Jihoon menoleh ke arah Guanlin yang sedang mengotak atik hpnya.
Besok, seharusnya Jihoon ikut Guanlin pulang ke rumah pria itu.
"a-aku nggak bisa" jawab Jihoon pelan.
"kenapa?" tanya Woojin tidak suka.
"aku udah ada janji"
"Mamaku yang lagi sakit nggak lebih penting dari janji kamu?"
Jihoon tidak bisa menjawab. Pasti besok orangtuanya juga akan memaksanya ikut ke rumah Woojin kalau tahu Mama Woojin sedang sakit. Lalu bagaimana dengan janjinya pada Guanlin.
"a-aku.."
"ntar di kabarin Jihoon lewat chat, ayo dek pulang" Guanlin menarik tangan Jihoon untuk berdiri dan segera membawa Jihoon keluar darisana.
Sesampainya di kos Jihoon Guanlin ingin segera pamit pulang sebenarnya. Dia tidak mau mendengar Jihoon yang lebih memilih ke rumah Woojin secara langsung dari mulut pria itu. Ia takut tidak bisa mengontrol emosinya.
Tapi Jihoon menahan lengannya sambil menggeleng, tidak membiarkan Guanlin pulang.
Guanlin menghela napasnya, "gimana maunya?"
"aku bingung mas"
Guanlin tertawa pelan, "mas juga bingung. Mau melarang kamu dan maksa kamu ikut ke rumah mas juga bukan pilihan yang baik"
"terus aku harus gimana mas?"
Setelah menghela napas dalam Guanlin mengatakan, "yaudah besok kamu ke rumah Woojin. Mas pulang sendiri aja. kamu ke rumah mas kapan-kapan nggak apa"
"mass"
"mas pulang ya" pamit Guanlin lalu segera memacu motornya dengan kecepatan sedang.
Tidak ada ciuman di tangan pria itu, tidak ada usakan gemas di kepalanya. Jihoon hanya bisa menatap Guanlin yang semakin menjauh dari jangkauan matanya.
Tbc